Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Genjot Kinerja Syariah, Terapkan Dual Banking

SURABAYA – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) semakin agresif meningkatkan kinerja unit usaha syariah (UUS). Kali ini BUMD tersebut menerapkan dual banking leveraging model (DBLM).

Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman menjelaskan, konsep DBLM adalah bisnis model di mana bank mengoptimalkan infrastruktur dan sumber daya konvensional demi memperluas market share perbankan syariah. Dengan demikian, pertumbuhan kinerja keuangan UUS bisa berjalan selaras dengan bisnis konvensional.

’’Melalui strategi ini, bank syariah dapat memasarkan produknya melalui tenaga pemasar maupun infrastruktur induknya. Jadi, sisi biaya dan SDM di perusahaan lebih efisien,’’ ujarnya pada Jumat (6/10).

Dia menegaskan, dengan strategi itu, bank syariah tidak menjadikan bank konvensional sebagai saingan. Sementara itu, produk syariah menjadi pelengkap produk konvensional. Dengan demikian, UUS Bank Jatim dapat melayani proses pembukaan dana pihak ketiga, pengajuan pembiayaan atau kredit, serta pelayanan customer service produk syariah ataupun konvensional.

Baca Juga :  Sediakan Paket Berbuka dan Promo Paket Kamar

’’Tentu ini menjadi harapan kita bersama bahwa dengan adanya DBLM dapat meningkatkan aset UUS,’’ tambah Busrul.

Saat ini, lanjut dia, pertumbuhan rata-rata tahunan aset UUS Bank Jatim pada 2016–2022 mencapai 6,43 persen. Angka tersebut masih di bawah pertumbuhan rata-rata bank syariah di Indonesia sebesar 13,09 persen.

Untuk bisa mengimbangi pertumbuhan nasional, ada beberapa hal yang harus dilakukan UUS Bank Jatim. Di antaranya, produk dan layanan yang kompetitif dalam memenuhi kebutuhan berbagai segmen nasabah. Juga, memaksimalkan penggunaan teknologi digital serta harus jeli dan gesit dalam menangkap peluang. ’’Yang terpenting lagi, mampu menciptakan inovasi baru dalam perbankan,’’ ucapnya. (bil/c12/dio)

SURABAYA – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) semakin agresif meningkatkan kinerja unit usaha syariah (UUS). Kali ini BUMD tersebut menerapkan dual banking leveraging model (DBLM).

Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman menjelaskan, konsep DBLM adalah bisnis model di mana bank mengoptimalkan infrastruktur dan sumber daya konvensional demi memperluas market share perbankan syariah. Dengan demikian, pertumbuhan kinerja keuangan UUS bisa berjalan selaras dengan bisnis konvensional.

’’Melalui strategi ini, bank syariah dapat memasarkan produknya melalui tenaga pemasar maupun infrastruktur induknya. Jadi, sisi biaya dan SDM di perusahaan lebih efisien,’’ ujarnya pada Jumat (6/10).

Dia menegaskan, dengan strategi itu, bank syariah tidak menjadikan bank konvensional sebagai saingan. Sementara itu, produk syariah menjadi pelengkap produk konvensional. Dengan demikian, UUS Bank Jatim dapat melayani proses pembukaan dana pihak ketiga, pengajuan pembiayaan atau kredit, serta pelayanan customer service produk syariah ataupun konvensional.

Baca Juga :  Berbagi Bahagia, BRI Branch Office Sentani Bagikan Sembako dan Santunan

’’Tentu ini menjadi harapan kita bersama bahwa dengan adanya DBLM dapat meningkatkan aset UUS,’’ tambah Busrul.

Saat ini, lanjut dia, pertumbuhan rata-rata tahunan aset UUS Bank Jatim pada 2016–2022 mencapai 6,43 persen. Angka tersebut masih di bawah pertumbuhan rata-rata bank syariah di Indonesia sebesar 13,09 persen.

Untuk bisa mengimbangi pertumbuhan nasional, ada beberapa hal yang harus dilakukan UUS Bank Jatim. Di antaranya, produk dan layanan yang kompetitif dalam memenuhi kebutuhan berbagai segmen nasabah. Juga, memaksimalkan penggunaan teknologi digital serta harus jeli dan gesit dalam menangkap peluang. ’’Yang terpenting lagi, mampu menciptakan inovasi baru dalam perbankan,’’ ucapnya. (bil/c12/dio)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya