Tuesday, April 15, 2025
25.7 C
Jayapura

Diperlukan Sinergi untuk Sejahterakan Petani di Papua

JAYAPURA- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua melalui Dinas Pertanian dan Pangan setempat menyebutkan perlu adanya sinergi antar instansi terkait untuk mensejahterakan petani agar indeks harga yang dibayar petani tetap stabil di Bumi Cenderawasih.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Propinsi Papua Semuel Siriwa kepada Antara di Jayapura, Rabu, mengatakan penurunan nilai tukar petani harus menjadi perhatian semua pihak agar nilai tukar petani Papua menjadi stabil atau terkendali.

“Turunnya nilai tukar petani memang terasa di bidang komoditas tanaman pangan hal ini dikarenakan sarana produksi harga yang naik,” katanya.

Menurut Siriwa, terdapat beberapa langkah-langkah untuk memperkuat ketahanan para petani, seperti pemberian pupuk subsidi, kemudian juga harus ada intervensi harga dari instansi terkait apabila melambung tinggi.

Baca Juga :  Awal Tahun, Ekspor Papua Naik 60,90 Persen

“Dengan kerja sama yang baik, antar instansi maka nilai tukar petani Papua akan kembali stabil,” ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Adriana Helena Carolina menyatakan nilai tukar petani (NTP) setempat sebesar 99,08 atau turun 0,38 persen pada September 2022 dibandingkan bulan sebelumnya.

“Perubahan angka indeks yang terjadi yaitu subsektor tanaman pangan turun 0,33 persen, kemudian subsektor hortikultura turun 0,78 persen, dan subsektor tanaman perkebunan rakyat turun 0,62 persen,” katanya.

Dia menjelaskan terjadinya penurunan NTP karena perubahan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,56 persen lebih lambat dari pada peningkatan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,95 persen.(Antara)

Baca Juga :  Paket Buka Puasa Hotel Yasmin Rp 100 Ribu

JAYAPURA- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua melalui Dinas Pertanian dan Pangan setempat menyebutkan perlu adanya sinergi antar instansi terkait untuk mensejahterakan petani agar indeks harga yang dibayar petani tetap stabil di Bumi Cenderawasih.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Propinsi Papua Semuel Siriwa kepada Antara di Jayapura, Rabu, mengatakan penurunan nilai tukar petani harus menjadi perhatian semua pihak agar nilai tukar petani Papua menjadi stabil atau terkendali.

“Turunnya nilai tukar petani memang terasa di bidang komoditas tanaman pangan hal ini dikarenakan sarana produksi harga yang naik,” katanya.

Menurut Siriwa, terdapat beberapa langkah-langkah untuk memperkuat ketahanan para petani, seperti pemberian pupuk subsidi, kemudian juga harus ada intervensi harga dari instansi terkait apabila melambung tinggi.

Baca Juga :  Bulog Pasrtikan Stok Pangan Jelang Lebaran Aman

“Dengan kerja sama yang baik, antar instansi maka nilai tukar petani Papua akan kembali stabil,” ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Adriana Helena Carolina menyatakan nilai tukar petani (NTP) setempat sebesar 99,08 atau turun 0,38 persen pada September 2022 dibandingkan bulan sebelumnya.

“Perubahan angka indeks yang terjadi yaitu subsektor tanaman pangan turun 0,33 persen, kemudian subsektor hortikultura turun 0,78 persen, dan subsektor tanaman perkebunan rakyat turun 0,62 persen,” katanya.

Dia menjelaskan terjadinya penurunan NTP karena perubahan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,56 persen lebih lambat dari pada peningkatan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,95 persen.(Antara)

Baca Juga :  Pembayaran KPM Tahap Pertama Capai 78 Persen

Berita Terbaru

Artikel Lainnya