Saturday, September 21, 2024
29.7 C
Jayapura

Fokus Bantu UMKM

Dari Sisi Perizinan hingga Sertifikat Halal

JAYAPURA – Dalam rangka mengoptimalkan industri Kopi Papua, Bank Indonesia Papua melakukan talk show Pengembangan Kopi Papua dengan tema perizinan yang tepa, guna mengetahui gambaran UMKM tentang perizinan dan sertifikasi halal.

Kepala Dinas Perindustrian Koperasi, UMKM dan Tenaga Kerja, Omah Laduani Ladamay menjelaskan, kondisi  UMKM di Provinsi Papua saat ini mulai membaik pasca berakhirnya Covid -19.

Diakui Omah Laduani, sebelumnya selama masa pandemi Covid-19, perekonomian mengalami perlambatan,  begitu juga dengan UMKM maupun IKM hampir secara nasional termasuk Papua juga terkena dampaknya.

“Pada masa tersebut Pemerintah Provinsi Papua juga telah melakukan pembenahan, guna mendorong UMKM yang ada. Persoalan UMKM Papua paling banyak adalah masalah perizinan,” katanya kepada Cenderawasih Pos, Senin (7/8) kemarin.

Baca Juga :  Harga Beras Premium Naik, Inflasi Masih Terjaga

Lanjutnya,  dalam artian pelaku UMKM tidak terdaftar dengan baik, padahal kalau mau dilihat potensi UMKM di Papua berdasarkan data statistik  sangat banyak di angka 148.000 UMKM. Tetapi setelah masa Covid berakhir ditambah dengan pembagian DOB, Pemprov Papua melakukan pendataan kembali  tercatat kurang lebih 40.000 UMKM.

” Dimana dari 40.000 UMKM tersebut,  saat ini kita baru berusaha menyelesaikan perizinan-perizinan, mulai dari Nomor Induk Berusaha (NIB)  hingga sertifikat halal. Dalam hal ini kita bekerjasama dengan Kemenkumhan dan Kemenag,” terangnya.

Selain itu, untuk jangka panjang khususnya untuk Papua, pihaknya lagi mendorong wirausaha muda, ini baru dilakukan setelah masa pandemi Covid-19  di tahun 2021 -2022, melihat potensi anak muda ini cukup luar biasa.

Baca Juga :  Festival Baku Timba, Kesempatan bagi Pelaku Usaha

Menurut Laduani, Kalau dulu susah menemui anak Papua yang berbisnis, sekara sudah banyak yang bisa dijumpai seperti yang tergabung dalam anak-anak muda inspiratif sebanyak 150 anak muda.

“Sekarang anak muda Papua sudah tidak malu lagi berjualan kopi baik di jalan maupun cafe-cafe, anak-anak muda ini tengah dilengkapi dengan persyaratan Perizinan dan sebagainya,” paparnya.

Bahkan ditambahkan Laduani,  ada beberapa anak muda Papua juga yang dapat melakukan eksport tentunya dengan perizinan yang lengkap.

Dengan mendorong peningkatan UMKM,  diharapkan ke depan anak muda Papua tidak lagi bergantung pada pekerjaan seperti ASN, TNI Polri, karyawan  dan sebagainya,  melainkan dapat menciptakan lapangan usaha sendiri,  baik bagi dirinya maupun membantu para anak muda lainnya. (ana/ary)

Dari Sisi Perizinan hingga Sertifikat Halal

JAYAPURA – Dalam rangka mengoptimalkan industri Kopi Papua, Bank Indonesia Papua melakukan talk show Pengembangan Kopi Papua dengan tema perizinan yang tepa, guna mengetahui gambaran UMKM tentang perizinan dan sertifikasi halal.

Kepala Dinas Perindustrian Koperasi, UMKM dan Tenaga Kerja, Omah Laduani Ladamay menjelaskan, kondisi  UMKM di Provinsi Papua saat ini mulai membaik pasca berakhirnya Covid -19.

Diakui Omah Laduani, sebelumnya selama masa pandemi Covid-19, perekonomian mengalami perlambatan,  begitu juga dengan UMKM maupun IKM hampir secara nasional termasuk Papua juga terkena dampaknya.

“Pada masa tersebut Pemerintah Provinsi Papua juga telah melakukan pembenahan, guna mendorong UMKM yang ada. Persoalan UMKM Papua paling banyak adalah masalah perizinan,” katanya kepada Cenderawasih Pos, Senin (7/8) kemarin.

Baca Juga :  Dari 314 Koperasi, Tinggal 194 yang Aktif

Lanjutnya,  dalam artian pelaku UMKM tidak terdaftar dengan baik, padahal kalau mau dilihat potensi UMKM di Papua berdasarkan data statistik  sangat banyak di angka 148.000 UMKM. Tetapi setelah masa Covid berakhir ditambah dengan pembagian DOB, Pemprov Papua melakukan pendataan kembali  tercatat kurang lebih 40.000 UMKM.

” Dimana dari 40.000 UMKM tersebut,  saat ini kita baru berusaha menyelesaikan perizinan-perizinan, mulai dari Nomor Induk Berusaha (NIB)  hingga sertifikat halal. Dalam hal ini kita bekerjasama dengan Kemenkumhan dan Kemenag,” terangnya.

Selain itu, untuk jangka panjang khususnya untuk Papua, pihaknya lagi mendorong wirausaha muda, ini baru dilakukan setelah masa pandemi Covid-19  di tahun 2021 -2022, melihat potensi anak muda ini cukup luar biasa.

Baca Juga :  Demo, Aktivitas Ekonomi di Abepura Sempat Lumpuh

Menurut Laduani, Kalau dulu susah menemui anak Papua yang berbisnis, sekara sudah banyak yang bisa dijumpai seperti yang tergabung dalam anak-anak muda inspiratif sebanyak 150 anak muda.

“Sekarang anak muda Papua sudah tidak malu lagi berjualan kopi baik di jalan maupun cafe-cafe, anak-anak muda ini tengah dilengkapi dengan persyaratan Perizinan dan sebagainya,” paparnya.

Bahkan ditambahkan Laduani,  ada beberapa anak muda Papua juga yang dapat melakukan eksport tentunya dengan perizinan yang lengkap.

Dengan mendorong peningkatan UMKM,  diharapkan ke depan anak muda Papua tidak lagi bergantung pada pekerjaan seperti ASN, TNI Polri, karyawan  dan sebagainya,  melainkan dapat menciptakan lapangan usaha sendiri,  baik bagi dirinya maupun membantu para anak muda lainnya. (ana/ary)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya