Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

PNM Diberikan Modal dan Pendampingan Untuk Mama Papua

Antusias para mama-mama Papua saat melihat salah satu menu makanan yang diolah dengan Sagu dalam kegiatan Klasterisasi Pembuatan Makanan Olahan Berbahan Dasar Sagu dan Buah Pinang di pasar Mama-Mama Papua, Kamis (4/7) kemarin. ( FOTO : Yohana/Cepos)

JAYAPURA – Melalui program pengembangan kapasitas usaha dan pengembangan kelompok, PNM (Permodadalan Nasional Madani) memberikan bantuan tidak hanya pinjaman modal tetapi juga binaan kepada mama-mama Papua. PNM sendiri merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki tugas khusus memajukan ekonomi masyarakat dengan memberikan pembiayaan, pendampingan dan  pembinaan usaha mikro, kecil dan menengah.

  Kepala Defisi Bisnis PNM Wilayah Indonesia Timur, Diki Fardian mengatakan, dalam kegiatan klaster pembuatan makanan olahan berbahan dasar sagu dan buah pinang ini merupakan salah upaya yang harus pihaknya lakukan dalam rangka memajukan ekonomi masyarakat, khusus kali ini sebanyak 150 mama-mama Papua yang ikut mengambil bagian dalam kegiatan PNM.

Melalui kegiatan tersebut mama-mama ini tidak hanya memberikan pembiayaan tetapi juga pendampingan dan pembinaan, hal ini dilakukan agar pada saat nasabah menerima pinjaman uang, sudah tau apa yang harus mereka lakukan dengan uang tersebut.

“Pembiayaan atau pinjaman yang kami berikan bukan saja bagi mereka yang sudah punya usaha tetapi yang belum punya usaha juga kami berikan pinjaman. masing orang kami berikan pinjaman Rp 2 juta- Rp 3 juta perorang dengan bunga 25 persen selama satu tahun,” kata Diki kepada Cenderawasih Pos, Kamis (4/7) kemarin.

Baca Juga :  Harga Cabai Rawit Lokal Masih Mahal Rp 100 Ribu/kg

Lanjutnya, pemberian pinjaman kepada nasabah tersebut tidak berlaku 1 tahun saja tetapi berkesinambungan, nantinya nasabah tersebut dinilai sudah siap maka akan diarahan keprogram selanjutnya itu KUR, dalam program yang dilakukan PNM tidak membutuhkan anggunan namun lebih banyak menyasar kepada kalangan ekonomi ke bawah, sehingga diharapkan dengan adanya program tersebut dapat memberikan kemudahan bagi konsumen untuk mengembangakan kesejahteraan ekonominya.

  Sementara itu, Wakil Wali Kota Jayapura Ir. H. Rustan Saru MM menjelaskan, pembinaan pengusaha lokal Papua yakni mama-mama Papua oleh PT. Permodadalan Nasional Madani merupakan suatu langka yang sangat bagus, guna mempersiapkan para pelaku usaha kecil, mikro dan menegah mempersiapkan diri menyambut Pon XX.

Baca Juga :  Pembatasan Waktu Tidak Berdampak ke Bandara dan Pelabuhan

  “Mama-mama Papua diajarkan mengolah pangan lokal yaitu sagu dan buah pinang menjadi makanan pada  PON XX, yang jelas makanan kearifan lokal ini akan diolah menjadi makanan yang berbeda dari biasanya kita konsumsi, dengan begini membangkitkan kreatifitas para pelaku usaha untuk dapat berkreasi dengan memanfaatkan potensi pangan yang tersedia di Papua,” terangnya.

  Lanjutnya, pihaknya sangat mendukung adanya program-program seperti ini, dan kedepannya akan terus dibina dan ditingkatkan agar kedepannya jika sagu sudah menjadi makanan nasional untuk Pon XX maka, pemerintah harus membuatkan industry mini (Home Industry) bagi mama-mama Papua.

“Ketika sudah ada home industry maka makanan yang diproduksi ini diharapkan memiliki hak cipta yang pastinya setelah melalui pengujian dari pihak-pihak terkait untuk memastikan kelayakan dan kandungan gizi didalam kedua bahan baku tersebut yakni pinang dan sagu,” jelasnya. (ana) 

Antusias para mama-mama Papua saat melihat salah satu menu makanan yang diolah dengan Sagu dalam kegiatan Klasterisasi Pembuatan Makanan Olahan Berbahan Dasar Sagu dan Buah Pinang di pasar Mama-Mama Papua, Kamis (4/7) kemarin. ( FOTO : Yohana/Cepos)

JAYAPURA – Melalui program pengembangan kapasitas usaha dan pengembangan kelompok, PNM (Permodadalan Nasional Madani) memberikan bantuan tidak hanya pinjaman modal tetapi juga binaan kepada mama-mama Papua. PNM sendiri merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki tugas khusus memajukan ekonomi masyarakat dengan memberikan pembiayaan, pendampingan dan  pembinaan usaha mikro, kecil dan menengah.

  Kepala Defisi Bisnis PNM Wilayah Indonesia Timur, Diki Fardian mengatakan, dalam kegiatan klaster pembuatan makanan olahan berbahan dasar sagu dan buah pinang ini merupakan salah upaya yang harus pihaknya lakukan dalam rangka memajukan ekonomi masyarakat, khusus kali ini sebanyak 150 mama-mama Papua yang ikut mengambil bagian dalam kegiatan PNM.

Melalui kegiatan tersebut mama-mama ini tidak hanya memberikan pembiayaan tetapi juga pendampingan dan pembinaan, hal ini dilakukan agar pada saat nasabah menerima pinjaman uang, sudah tau apa yang harus mereka lakukan dengan uang tersebut.

“Pembiayaan atau pinjaman yang kami berikan bukan saja bagi mereka yang sudah punya usaha tetapi yang belum punya usaha juga kami berikan pinjaman. masing orang kami berikan pinjaman Rp 2 juta- Rp 3 juta perorang dengan bunga 25 persen selama satu tahun,” kata Diki kepada Cenderawasih Pos, Kamis (4/7) kemarin.

Baca Juga :  Pembatasan Waktu Tidak Berdampak ke Bandara dan Pelabuhan

Lanjutnya, pemberian pinjaman kepada nasabah tersebut tidak berlaku 1 tahun saja tetapi berkesinambungan, nantinya nasabah tersebut dinilai sudah siap maka akan diarahan keprogram selanjutnya itu KUR, dalam program yang dilakukan PNM tidak membutuhkan anggunan namun lebih banyak menyasar kepada kalangan ekonomi ke bawah, sehingga diharapkan dengan adanya program tersebut dapat memberikan kemudahan bagi konsumen untuk mengembangakan kesejahteraan ekonominya.

  Sementara itu, Wakil Wali Kota Jayapura Ir. H. Rustan Saru MM menjelaskan, pembinaan pengusaha lokal Papua yakni mama-mama Papua oleh PT. Permodadalan Nasional Madani merupakan suatu langka yang sangat bagus, guna mempersiapkan para pelaku usaha kecil, mikro dan menegah mempersiapkan diri menyambut Pon XX.

Baca Juga :  Jelang Sekolah Tatap Muka, Omzet Penjahit Mulai Meningkat

  “Mama-mama Papua diajarkan mengolah pangan lokal yaitu sagu dan buah pinang menjadi makanan pada  PON XX, yang jelas makanan kearifan lokal ini akan diolah menjadi makanan yang berbeda dari biasanya kita konsumsi, dengan begini membangkitkan kreatifitas para pelaku usaha untuk dapat berkreasi dengan memanfaatkan potensi pangan yang tersedia di Papua,” terangnya.

  Lanjutnya, pihaknya sangat mendukung adanya program-program seperti ini, dan kedepannya akan terus dibina dan ditingkatkan agar kedepannya jika sagu sudah menjadi makanan nasional untuk Pon XX maka, pemerintah harus membuatkan industry mini (Home Industry) bagi mama-mama Papua.

“Ketika sudah ada home industry maka makanan yang diproduksi ini diharapkan memiliki hak cipta yang pastinya setelah melalui pengujian dari pihak-pihak terkait untuk memastikan kelayakan dan kandungan gizi didalam kedua bahan baku tersebut yakni pinang dan sagu,” jelasnya. (ana) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya