Saturday, March 30, 2024
25.7 C
Jayapura

Tiga Simpatisan KKB Tenius Gwijangge Diamankan

JAYAPURA-Sebanyak sembilan orang diamankan terkait dengan rentetan konflik yang terjadi di Kabupaten Yahukimo tercatat sejak Mei 2021 hingga saat ini. 

Dari sembilan orang tersebut, tiga di antaranya merupakan simpatisan KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) pimpinan Tenius Gwijangge.

Kapolres Yahukimo, AKBP. Denny Hendriana menyebutkan tiga simpatisan KKB pimpinan Tenius Gwijangge yang diamankan yaitu YH, YB, EB. “Peran mereka dalam kelompok ini yaitu menyediakan tempat tinggal bagi anggota KKB, memberi makanan dan memberikan sarana tranportasi ketika KKB naik ke gunung atau turun ke Dekai,” ungkap Denny Hendriana saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Senin (30/8).  

Sementara itu, enam orang lainnya menurut Denny Hendriana, diduga terlibat dalam serangkaian kejadian di Yahukimo dengan berbagai laporan polisi. Mulai dari pembacokan dua personel TNI Prada Ardi Yudi dan Praka M Alif Nur yang gugur setelah dibacok OTK di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo.

Kasus lainnya yaitu penyerangan pekerja jembatan PT Papua Cremon, di Distrik Seradala. Dalam penyerangan tersebut, sejumlah pekerja tewas, 24 Juni 2021 lalu. Termasuk kasus  tewasnya pemilik kios bernama Yunus Padang Mangalik setelah dibacok pada 13 Agustus lalu serta pembakaran satu unit sawmill dan dua unit rumah warga di Jalan Paradiso Belakang, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Selasa (17/8) lalu. Terakhir tewasnya dua karyawan PT. Indo Mulia Baru bernama Rionaldo Raturoma dan Dedi Imam dimana jenazahnya dibakar bersama mobil yang dikendarainya di Sungai Brazza, Kampung Kribun, Distrik Dekai, Minggu (22/8).

Baca Juga :  Striker Serie A Brasil Resmi Gabung Persipura

“Sebenarnya ada sekitar 20 orang yang sudah kita amankan, tapi yang mengerucut hanya 9 orang. Lainnya sudah kami pulangkan termasuk di antaranya tiga orang anak di bawah umur,” jelas Denny Hendriana.

Dari tiga anggota KKB yang diamankan, Polisi mengamankan barang bukti berupa parang, panah, dokumen separatis, handphone dan laptop. Kesembilan orang ini saat ini sudah berada di ruang tahanan Mapolres Yahukimo. “Motifnya mereka sengaja menganggu situasi kamtibmas di Yahukimo,”  kata Kapolres.

Untuk pelaku lainnya lanjut Kapolres, masih berada di wilayah Yahukimo. TNI-Polri sedang mengantisipasi jangan sampai kelompok ini kembali lagi ke Dekai dan melakukan kegaduhan. Oleh sebab otu, pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap kelompok ini.

Baca Juga :  Kalau Sudah Bikin Acara Adat tidak Bisa di Ganggu Gugat 

“Satgas Nemangkawi bersama anggota Polres Yahukimo masih melakukan pengejaran terhadap kelompok ini,” tegasnya.

Kapolres juga menyebut situasi di Yahukimo saat ini kondusif. Aktivitas perekonomian dan pemerintahan berjalan seperti biasa.

Selain itu lanjut Kapolres, rentetan konflik yang terjadi di Yahukimo tidak ada sangkut pautnya dengan lokasi tambang yang ada di wilayah tersebut. Dimana yang bekerja di lokasi tambang saat ini adalah Orang Asli Papua (OAP).

“Bupati, Muspida, para tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat menolak dengan keras keberadaan KKB di Yahukimo. Karena kelompok  ini bukan orang yahukimo,” ucap Kapolres.

Adapun upaya kepolisian yang dilakukan hingga saat ini yakni, meningkatkan kegiatan kepolisian yang ditingkatkan, patroli bersama TNI, penggalangan dan sambang terhadap para tokoh. (fia/nat)

JAYAPURA-Sebanyak sembilan orang diamankan terkait dengan rentetan konflik yang terjadi di Kabupaten Yahukimo tercatat sejak Mei 2021 hingga saat ini. 

Dari sembilan orang tersebut, tiga di antaranya merupakan simpatisan KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) pimpinan Tenius Gwijangge.

Kapolres Yahukimo, AKBP. Denny Hendriana menyebutkan tiga simpatisan KKB pimpinan Tenius Gwijangge yang diamankan yaitu YH, YB, EB. “Peran mereka dalam kelompok ini yaitu menyediakan tempat tinggal bagi anggota KKB, memberi makanan dan memberikan sarana tranportasi ketika KKB naik ke gunung atau turun ke Dekai,” ungkap Denny Hendriana saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Senin (30/8).  

Sementara itu, enam orang lainnya menurut Denny Hendriana, diduga terlibat dalam serangkaian kejadian di Yahukimo dengan berbagai laporan polisi. Mulai dari pembacokan dua personel TNI Prada Ardi Yudi dan Praka M Alif Nur yang gugur setelah dibacok OTK di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo.

Kasus lainnya yaitu penyerangan pekerja jembatan PT Papua Cremon, di Distrik Seradala. Dalam penyerangan tersebut, sejumlah pekerja tewas, 24 Juni 2021 lalu. Termasuk kasus  tewasnya pemilik kios bernama Yunus Padang Mangalik setelah dibacok pada 13 Agustus lalu serta pembakaran satu unit sawmill dan dua unit rumah warga di Jalan Paradiso Belakang, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Selasa (17/8) lalu. Terakhir tewasnya dua karyawan PT. Indo Mulia Baru bernama Rionaldo Raturoma dan Dedi Imam dimana jenazahnya dibakar bersama mobil yang dikendarainya di Sungai Brazza, Kampung Kribun, Distrik Dekai, Minggu (22/8).

Baca Juga :  Kalau Sudah Bikin Acara Adat tidak Bisa di Ganggu Gugat 

“Sebenarnya ada sekitar 20 orang yang sudah kita amankan, tapi yang mengerucut hanya 9 orang. Lainnya sudah kami pulangkan termasuk di antaranya tiga orang anak di bawah umur,” jelas Denny Hendriana.

Dari tiga anggota KKB yang diamankan, Polisi mengamankan barang bukti berupa parang, panah, dokumen separatis, handphone dan laptop. Kesembilan orang ini saat ini sudah berada di ruang tahanan Mapolres Yahukimo. “Motifnya mereka sengaja menganggu situasi kamtibmas di Yahukimo,”  kata Kapolres.

Untuk pelaku lainnya lanjut Kapolres, masih berada di wilayah Yahukimo. TNI-Polri sedang mengantisipasi jangan sampai kelompok ini kembali lagi ke Dekai dan melakukan kegaduhan. Oleh sebab otu, pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap kelompok ini.

Baca Juga :  Usai Hasil Verval, Beasiswa Otsus Langsung Ditangani Kabupaten/Kota

“Satgas Nemangkawi bersama anggota Polres Yahukimo masih melakukan pengejaran terhadap kelompok ini,” tegasnya.

Kapolres juga menyebut situasi di Yahukimo saat ini kondusif. Aktivitas perekonomian dan pemerintahan berjalan seperti biasa.

Selain itu lanjut Kapolres, rentetan konflik yang terjadi di Yahukimo tidak ada sangkut pautnya dengan lokasi tambang yang ada di wilayah tersebut. Dimana yang bekerja di lokasi tambang saat ini adalah Orang Asli Papua (OAP).

“Bupati, Muspida, para tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat menolak dengan keras keberadaan KKB di Yahukimo. Karena kelompok  ini bukan orang yahukimo,” ucap Kapolres.

Adapun upaya kepolisian yang dilakukan hingga saat ini yakni, meningkatkan kegiatan kepolisian yang ditingkatkan, patroli bersama TNI, penggalangan dan sambang terhadap para tokoh. (fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya