Friday, November 22, 2024
31.7 C
Jayapura

Satu Bulan Lebih Para Sopir Sulit Dapat Solar

JAYAPURA-Permasalahan ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di Kota Jayapura tampak belum dapat tertasi. Hampir tiap tahun terjadi antrean  para sopir yang ingin mendapatkan solar. Bagimana tidak pemandangan mobil mengantri solar di berbagai SPBU masih saja terjadi setiap harinya.

  Pantauan Cenderawasih Pos, Senin (29/7) kemarin, belasan mobil Truk dan Angkutan Kota antri solar di SPBU Padang Bulan, dan di SPBU tanah Hitam. Antrean panjang, bahkan sampai menginap di pinggiran jalan juga menjadi pemandangan yang biasa terjadi di SPBU Entrop dan SPBU lain yang menyediakan solar.

  Akibatnya tidak hanya pada sopir, tapi juga berpengaruh pada arus lalulintas. Karena akibat dari antrean panjang tersebut, membuat kemacetan panjang. Menurut pengakuan sopir truk Abdulah Azis (53), antrean solar di beberapa SPBU, salah satunya di SPBU Padang Bulan sudah terjadi sejak awal bulan juli 2024 ini.

Baca Juga :  Pelayanan RSUD Dok II Tetap Berjalan Normal

  Bahkan setiap harinya mereka harus mengantre mulai sekitar  pukul 03.00 WIT dini hari atau subuh. Ironisnya, hingga siang pukul 14.30 WIT, pihak SBPU Padang Bulan belum juga melayani pengisian.

  Kata dia, lambannya pelayanan di SBPU tersebut karena pihak pertamina tidak maksimal menyetok  solar di SPBU tersebut. “Kami tidak tau apakah ada solar atau tidak, karena tidak ada pemberitahauan,” ujarnya.

  Abdulah dan kawan kawannya  menyesalkan sikap pihak SPBU, dan Pertamina yang tidak memberikan informasi pasti terkait ketersediaan solar di SPBU tersebut. “Kami tidak mungkin pindah antre di tempat lain, karena sudah terlanjur di sini (SPBU Padang Bulan red), dari tadi subuh,” bebernya.

   Menurutnya permasalahan penyediaan solar di SPBU di Kota Jayapura terjadi semenjak diberlakukannya barcode pembelian. Pasalnya jika mengacu pada aturan, mestinya setiap mobil dapat diisi maksimal 120 liter per hari. Tapi oleh pihak SPBU hanya dibatasi 80 liter perhari.

Baca Juga :  Muhammadiyah Mitra Pembangunan Pemkot Jayapura

   Kalau sesuai barcode kita hanya diizinkan isi 1 kali setiap hari, dengan maksimal 120 liter, tapi pihak SPBU ini bikin aturan, harus dua kali, pengisian pertama hanya 80 liter, sisahnya tahap kedua,” jelasnya.

   Sementara dengan waktu penyediaan solar yang tidak menentu, membuat para sopir ini hanya mampu mengisi satu kali pengisian setiap harinya. “Bagaimana mau isi tahap kedua kalau antri tahap pertama saja sampai jam 02.00 WIT,” kata Abdulah.

  Abdulah mengharapkan adanya kepedulian dari pihak pertamina tapi juga pengelolah SPBU, karena akibat dari perosalan tersebut berdampak pada waktu kerja mereka setiap harinya. “Kami ini mau antar solar di Wamena, kalau setiap hari begini, bagaimana mau dapat uang,” tandasnya.

JAYAPURA-Permasalahan ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di Kota Jayapura tampak belum dapat tertasi. Hampir tiap tahun terjadi antrean  para sopir yang ingin mendapatkan solar. Bagimana tidak pemandangan mobil mengantri solar di berbagai SPBU masih saja terjadi setiap harinya.

  Pantauan Cenderawasih Pos, Senin (29/7) kemarin, belasan mobil Truk dan Angkutan Kota antri solar di SPBU Padang Bulan, dan di SPBU tanah Hitam. Antrean panjang, bahkan sampai menginap di pinggiran jalan juga menjadi pemandangan yang biasa terjadi di SPBU Entrop dan SPBU lain yang menyediakan solar.

  Akibatnya tidak hanya pada sopir, tapi juga berpengaruh pada arus lalulintas. Karena akibat dari antrean panjang tersebut, membuat kemacetan panjang. Menurut pengakuan sopir truk Abdulah Azis (53), antrean solar di beberapa SPBU, salah satunya di SPBU Padang Bulan sudah terjadi sejak awal bulan juli 2024 ini.

Baca Juga :  Genangan Organda Tergantung Goa Kecil

  Bahkan setiap harinya mereka harus mengantre mulai sekitar  pukul 03.00 WIT dini hari atau subuh. Ironisnya, hingga siang pukul 14.30 WIT, pihak SBPU Padang Bulan belum juga melayani pengisian.

  Kata dia, lambannya pelayanan di SBPU tersebut karena pihak pertamina tidak maksimal menyetok  solar di SPBU tersebut. “Kami tidak tau apakah ada solar atau tidak, karena tidak ada pemberitahauan,” ujarnya.

  Abdulah dan kawan kawannya  menyesalkan sikap pihak SPBU, dan Pertamina yang tidak memberikan informasi pasti terkait ketersediaan solar di SPBU tersebut. “Kami tidak mungkin pindah antre di tempat lain, karena sudah terlanjur di sini (SPBU Padang Bulan red), dari tadi subuh,” bebernya.

   Menurutnya permasalahan penyediaan solar di SPBU di Kota Jayapura terjadi semenjak diberlakukannya barcode pembelian. Pasalnya jika mengacu pada aturan, mestinya setiap mobil dapat diisi maksimal 120 liter per hari. Tapi oleh pihak SPBU hanya dibatasi 80 liter perhari.

Baca Juga :  Pelayanan RSUD Dok II Tetap Berjalan Normal

   Kalau sesuai barcode kita hanya diizinkan isi 1 kali setiap hari, dengan maksimal 120 liter, tapi pihak SPBU ini bikin aturan, harus dua kali, pengisian pertama hanya 80 liter, sisahnya tahap kedua,” jelasnya.

   Sementara dengan waktu penyediaan solar yang tidak menentu, membuat para sopir ini hanya mampu mengisi satu kali pengisian setiap harinya. “Bagaimana mau isi tahap kedua kalau antri tahap pertama saja sampai jam 02.00 WIT,” kata Abdulah.

  Abdulah mengharapkan adanya kepedulian dari pihak pertamina tapi juga pengelolah SPBU, karena akibat dari perosalan tersebut berdampak pada waktu kerja mereka setiap harinya. “Kami ini mau antar solar di Wamena, kalau setiap hari begini, bagaimana mau dapat uang,” tandasnya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya