Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Perlu Pembinaan Dari Orang Tua Bagi Pasangan Muda-Mudi

GENDONG BAYI: Salah seorang perawat di RS Bhayangkara Polda Papua saat menggendong bayi yang dibuang dan diberi nama Chryztha oleh ketua TP PKK Kota Jayapura, Ny. Christine Luluporo Mano. ( foto: Yewen/Cepos)


JAYAPURA-
Masih ditemukannya kasus pembuangan bayi di Kota Jayapura teryata harus menjadi perhatian bagi semua pihak, terutama orang tua untuk tetap memberikan perhatian berupa pembinaan terhadap pasangan muda-mudi, sehingga mempunyai mental yang kuat dalam membina keluarga nanti. 

Sosiolog Universitas Cenderawasih, Dr. Drs. Ave Lefaan, M.S., mengatakan bahwa kasus-kasus pembuangan bayi yang dilakukan oleh pasangan muda-mudi beberapa kali di Kota Jayapura, terutama yang baru saja terjadi, Selasa (28/1) lalu, adalah bukti bahwa kurangnya pembinaan yang dilakukan oleh para orang tua terhadap pasangan muda-mudi atau remaja.

 Menurut Ave, secara sosiologi pendidikan ada tiga hal yang paling penting yaitu pendidikan formal, informal, dan pendidikan nonformal. Secara umum yang terjadi paling banyak adalah pendidikan formal. Tetapi pendidikan informal dan nonformal belum dilakukan secara maksimal di setiap keluarga. Oleh karena itu, hal ini jadi catatan penting bagi setiap keluarga, agar meningkatkan pendidikan informal dan nonformal di dalam keluarga.

“Para anak-anak atau pasangan muda-mudi perlu mendapatkan perhatian dan pembinaan secara informal dan nonformal, sehingga dapat mengetahui tentang bagaimana berkeluarga dan seperti apa harus menghidupi keluarga kedepan jika nantinya memiliki pasangan hidup,” kata Ave saat ditemui Cenderawasih Pos Kampus Uncen Waena, Kamis (30/1).

Baca Juga :  Tanah Ulayat Tak Kunjung Terpetakan, Potensi Konflik Masih Terbuka

Kata Lefaan, penting sekali pembinaan di dalam keluarga yang dilakukan oleh para orang tua. Terutama memperkenalkan anak-anak tentang kehidupan keluarga dan bagaimana nanti tanggung jawab yang harus dilakukan ketika nanti menjadi seorang bapak (ayah) dan seorang ibu (mama) dalam rumah tangga. Hal ini penting, sehingga anak-anak dapat mengetahui dan bisa siap ketika hendak membangun kehidupan di dalam rumah tangga sebagai seorang pasangan muda-mudi kedepan.

“Pengawasan dan pembinaan di dalam keluarga harus terus menerus dilakukan sehingga anak ketika menginjak remaja atau pemuda dan pemudi sudah bisa mengerti tentang kehidupan dalam berkeluarga. Agar siap ketika akan menjadi ibu dan ayah kedepan di dalam keluarga,” kata Doktor lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.

Lefaan berharap sosialisasi tentang kehidupan berumah tangga harus terus disampaikan tidak hanya oleh keluarga yang memiliki anak-anak, tetapi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama, baik institusi pendidikan, penegak hukum pemerintah, dan seluruh elemen masyarakat harus terus berperan aktif memberikan sosialisasi kepada para muda-mudi, sehingga mengerti dan memahami tentang kehidupan berumah tangga dan bagaimana menjalani kehidupan tersebut. 

Baca Juga :  Toli FC dan Persigubin Wakil Papua di Babak Nasional

Sebelumnya, Ketua TP PKK Kota jayapura, Ny. Christine Luluporo Mano telah membesuk dan melihat langsung bayi di Ruang Bayi Perinatologi Rumah Sakit (RS) Bhayangkara. Bayi tersebut bahkan diberi nama Chryztha (maaf bukan Kristal).

“Saya berikan nama Chryztha kepada bayi ini, karena dia (bayi) ini merupakan permata yang sangat berharga,” katanya, usai mengunjungi bayi di RS. Bhayangkara, Rabu (29/1) kemarin.

Meskipun tercatat sudah puluhan orang ingin mengadopsi bayi tersebut, tetapi bayi perempuan yang sempat dibuang oleh kedua sepasang kekasih muda-mudi yang merupakan orang tuanya ini akan dirawat dan dibesarkan oleh kedua opa dan oma dari orang tua perempuan. (bet/nat)

GENDONG BAYI: Salah seorang perawat di RS Bhayangkara Polda Papua saat menggendong bayi yang dibuang dan diberi nama Chryztha oleh ketua TP PKK Kota Jayapura, Ny. Christine Luluporo Mano. ( foto: Yewen/Cepos)


JAYAPURA-
Masih ditemukannya kasus pembuangan bayi di Kota Jayapura teryata harus menjadi perhatian bagi semua pihak, terutama orang tua untuk tetap memberikan perhatian berupa pembinaan terhadap pasangan muda-mudi, sehingga mempunyai mental yang kuat dalam membina keluarga nanti. 

Sosiolog Universitas Cenderawasih, Dr. Drs. Ave Lefaan, M.S., mengatakan bahwa kasus-kasus pembuangan bayi yang dilakukan oleh pasangan muda-mudi beberapa kali di Kota Jayapura, terutama yang baru saja terjadi, Selasa (28/1) lalu, adalah bukti bahwa kurangnya pembinaan yang dilakukan oleh para orang tua terhadap pasangan muda-mudi atau remaja.

 Menurut Ave, secara sosiologi pendidikan ada tiga hal yang paling penting yaitu pendidikan formal, informal, dan pendidikan nonformal. Secara umum yang terjadi paling banyak adalah pendidikan formal. Tetapi pendidikan informal dan nonformal belum dilakukan secara maksimal di setiap keluarga. Oleh karena itu, hal ini jadi catatan penting bagi setiap keluarga, agar meningkatkan pendidikan informal dan nonformal di dalam keluarga.

“Para anak-anak atau pasangan muda-mudi perlu mendapatkan perhatian dan pembinaan secara informal dan nonformal, sehingga dapat mengetahui tentang bagaimana berkeluarga dan seperti apa harus menghidupi keluarga kedepan jika nantinya memiliki pasangan hidup,” kata Ave saat ditemui Cenderawasih Pos Kampus Uncen Waena, Kamis (30/1).

Baca Juga :  Pemprov Apresiasi dan Dukung Tiga DOB di Papua

Kata Lefaan, penting sekali pembinaan di dalam keluarga yang dilakukan oleh para orang tua. Terutama memperkenalkan anak-anak tentang kehidupan keluarga dan bagaimana nanti tanggung jawab yang harus dilakukan ketika nanti menjadi seorang bapak (ayah) dan seorang ibu (mama) dalam rumah tangga. Hal ini penting, sehingga anak-anak dapat mengetahui dan bisa siap ketika hendak membangun kehidupan di dalam rumah tangga sebagai seorang pasangan muda-mudi kedepan.

“Pengawasan dan pembinaan di dalam keluarga harus terus menerus dilakukan sehingga anak ketika menginjak remaja atau pemuda dan pemudi sudah bisa mengerti tentang kehidupan dalam berkeluarga. Agar siap ketika akan menjadi ibu dan ayah kedepan di dalam keluarga,” kata Doktor lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.

Lefaan berharap sosialisasi tentang kehidupan berumah tangga harus terus disampaikan tidak hanya oleh keluarga yang memiliki anak-anak, tetapi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama, baik institusi pendidikan, penegak hukum pemerintah, dan seluruh elemen masyarakat harus terus berperan aktif memberikan sosialisasi kepada para muda-mudi, sehingga mengerti dan memahami tentang kehidupan berumah tangga dan bagaimana menjalani kehidupan tersebut. 

Baca Juga :  Momentum Kebangkitan

Sebelumnya, Ketua TP PKK Kota jayapura, Ny. Christine Luluporo Mano telah membesuk dan melihat langsung bayi di Ruang Bayi Perinatologi Rumah Sakit (RS) Bhayangkara. Bayi tersebut bahkan diberi nama Chryztha (maaf bukan Kristal).

“Saya berikan nama Chryztha kepada bayi ini, karena dia (bayi) ini merupakan permata yang sangat berharga,” katanya, usai mengunjungi bayi di RS. Bhayangkara, Rabu (29/1) kemarin.

Meskipun tercatat sudah puluhan orang ingin mengadopsi bayi tersebut, tetapi bayi perempuan yang sempat dibuang oleh kedua sepasang kekasih muda-mudi yang merupakan orang tuanya ini akan dirawat dan dibesarkan oleh kedua opa dan oma dari orang tua perempuan. (bet/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya