Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Ratusan Relawan PON XX Tuntut Pencairan Upah

Lambat Terbayar Karena Panitia Cek Absensi

JAYAPURA-Ratusan relawan PON XX Papua tahun 2021, melakukan aksi protes lantaran lambatnya panitia melakukan pembayaran honor mereka. Aksi protes ini dilakukan di kantor Otonom Provinsi Papua di Kotaraja, Jumat (29/10).
Aksi protes ini bahkan dibarengi dengan pembakaran ban di depan pintu masuk. Para Relawan terlihat berkumpul di gedung Otonom sejak pagi untuk mengetahui kepastian pembayaran hak-hak mereka.
Koordinator PIC untuk Sub Kota Jayapura, Abdul Reliubun sempat menemui para relawan memberikan penjelasan terkait proses pembayaran terhadap hak-hak dari para relawan.
”Penginputan dana di bank memerlukan waktu untuk diproses oleh bendahara internal. Untuk itu, relawan diharapkan sabar menunggu konfirmasi dari pihak terkait, sebelum nantinya mereka bisa mengecek di rekening masing-masing. Jadi tanggal 29 itu bukan mereka menerima uangnya. Tetapi tanggal 29 itu dari BP PON diproses ke bank untuk penginputan dana,” jelasnya di hadapan ratusan Relawan PON XX Papua.
Dijelaskan bahwa berdasarkan kebijakan dari PB PON Papua, meskipun relawan bersifat sukarela, namun mereka yang datang ke lapangan akan diberi uang transport untuk mengganti biaya bensin. Jumlahnya disesuaikan dengan absensi kehadiran mereka yakni perharinya 300 ribu rupiah. “Mereka datang kan butuh bensin. Jadi diganti uang transportnya mereka, itu yang dibayar sesuai absensi. Jadi datang perhari dikalikan senilai Rp 300 ribu,” tutur Abdul Reliubun.
Merasa tidak puas dengan penjelasan yang disampaikan, ratusan relawan melanjutkan aksi demo dengan memalang pintu masuk di gedung Otonom. Para relawan juga membakar ban mobil serta atribut PON di ruas jalan pintu masuk kantor otonom.
Hal itu berlangsung hingga Koordinator Bidang SDM PB PON Papua, Alberto G. Wanimbo tiba di kantor Otonom.
Di hadapan para relawan, Alberto menjelaskan pihaknya masih melengkapi data para relawan yang jumlahnya ribuan. “Ada proses administrasi yang perlu dilalui. Transfer individu melalui bank saja butuh waktu. Apalagi untuk mengurus dana yang jumlahnya besar untuk 17 ribu relawan dari empat klaster. Jadi mohon bersabar dan kami mohon bagi relawan yang berkasnya masih kurang, segera dilengkap,” tuturnya.
Mendengar penjelasan tersebut, para relawan meminta kepastian pencairan hak-hak mereka. Namun Alberto belum bisa memberikan kepastian. “Hal ini yang kami harapkan bisa segera selesai. Karena kami semua juga sudah capek dengan barang ini. Saya harap hari Senin semua sudah bisa diberikan. Ya mudah-mudahan, saya tidak mau kasih janji,” ucapnya.
Sementara itu, Lina salah seorang relawan mengaku menyesalkan hak-hak mereka yang belum terbayarkan. “Kami yang relawan kebersihan harus datang pagi-pagi untuk bersih-bersih mempersiapkan venue dan bersih-bersih lagi setelah pertandingan selesai sudah bekerja keras. Mereka saja para panitia sudah dibayarkan, masa kita yang relawan ini belum cair hingga saat ini,” akunya.
Hal senada disampaikan Tius relawan bidang konsumsi. Dirinya menuntut pernyataan Ketua Harian PB PON XX yang menjanjikan penyelesaian hak-hak para relawan Jumat (29/10) kemarin.
“Pak Yunus sudah bilang bahwa nanti hari Jumat itu kami akan bagikan semua. Kami hanya menuntut hak relawan,” kata Tius.
Usai mendapat penjelasan dari Ketua Koordinator Bidang SDM, para relawan berangsur-angsur meninggalkan lokasi dengan tertib.
Secara terpisah Ketua Harian PB PON Papua, Yunus Wonda menyampaikan bahwa pihaknya memastikan akan membayar semua upah bagi para volunteer maupun driver.
Yunus hanya meminta para pejuang dibalik layar ini sedikit bersabar. Keterlambatan ini bukan disengaja melainkan ada alasan yang memang harus dipenuhi.
Ia menyampaikan bahwa saat ini pihaknya sudah merampungkan nama-nama relawan yang aktif secara absensi dan telah dikirimkan ke pihak bank.
Dikatakan, yang membuat molor adalah soal validasi data dimana tidak semua volunteer akan dibayarkan penuh karena harus melihat pada absensi. “Saat ini, kenapa agak lambat karena panitia PB PON bayar volunteer bukan berdasarkan SK, tetapi dari absensi. Untuk itu prosesnya agak panjang,” kata Yunus melalui ponselnya, Jumat (29/10).
Yunus menyampaikan terima kasih kepada seluruh volunteer yang sudah bekerja dari awal hingga penutupan. Ia memastikan akan membayar, sebab semua sudah dianggarkan. Dirinya hanya meminta kesabaran, sebab panitia masih melakukan validasi data dari para volunteer yang terdaftar.
“Jadi pembayaran yang dilakukan bukan karena SK melainkan absensi. Tidak mungkin ia terdaftar tapi tidak kerja lalu kami bayarkan, yang kami bayar sesuai dengan absensi. Sebab kalau kami lihat ada volunteer yang hanya memiliki nama tapi hanya masih 1 kali hadir, 2 kali hadir bahkan ada yang tidak pernah hadir juga ada. Ini tidak mungkin kami bayarkan full, tidak adil dan kasihan bagi mereka yang terus masuk,” tambahnya.
Apalagi dengan jumlah keseluruhan yakni 7.800 lebih tentu tidak mudah. namun dijelaskan saat ini semua dalam proses akhir. “Jika sudah rampung maka kami akan teruskan ke pihak bank. Dimana ada tiga bank yang kami libatkan yakni BRI, BPD dan BNI. Untuk itu, kami meminta kepada semua volunteer untuk lebih bersabar dan tidak jangan terpancing dengan isu – isu sehingga dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang mungkin tidak mendukung PON,” beber Yunus.
Jika semua dibayarkan hanya karena SK, Yunus khawatir nantinya soal pertanggungjawaban, panitia yang justru disalahkan. “Hal yang sama akan berlaku pada transportasi dimana kami juga meminta para driver juga bersabar sebab kami sedang melengkapi fotocopy KTP maupun SIM sebab itu dasar untuk kami melakukan pembayaran,” pungkasnya. (cr-265/ade/nat)

Baca Juga :  78 Anggota dan PNS Polri Terpapar Covid, 3 Meninggal Dunia

Lambat Terbayar Karena Panitia Cek Absensi

JAYAPURA-Ratusan relawan PON XX Papua tahun 2021, melakukan aksi protes lantaran lambatnya panitia melakukan pembayaran honor mereka. Aksi protes ini dilakukan di kantor Otonom Provinsi Papua di Kotaraja, Jumat (29/10).
Aksi protes ini bahkan dibarengi dengan pembakaran ban di depan pintu masuk. Para Relawan terlihat berkumpul di gedung Otonom sejak pagi untuk mengetahui kepastian pembayaran hak-hak mereka.
Koordinator PIC untuk Sub Kota Jayapura, Abdul Reliubun sempat menemui para relawan memberikan penjelasan terkait proses pembayaran terhadap hak-hak dari para relawan.
”Penginputan dana di bank memerlukan waktu untuk diproses oleh bendahara internal. Untuk itu, relawan diharapkan sabar menunggu konfirmasi dari pihak terkait, sebelum nantinya mereka bisa mengecek di rekening masing-masing. Jadi tanggal 29 itu bukan mereka menerima uangnya. Tetapi tanggal 29 itu dari BP PON diproses ke bank untuk penginputan dana,” jelasnya di hadapan ratusan Relawan PON XX Papua.
Dijelaskan bahwa berdasarkan kebijakan dari PB PON Papua, meskipun relawan bersifat sukarela, namun mereka yang datang ke lapangan akan diberi uang transport untuk mengganti biaya bensin. Jumlahnya disesuaikan dengan absensi kehadiran mereka yakni perharinya 300 ribu rupiah. “Mereka datang kan butuh bensin. Jadi diganti uang transportnya mereka, itu yang dibayar sesuai absensi. Jadi datang perhari dikalikan senilai Rp 300 ribu,” tutur Abdul Reliubun.
Merasa tidak puas dengan penjelasan yang disampaikan, ratusan relawan melanjutkan aksi demo dengan memalang pintu masuk di gedung Otonom. Para relawan juga membakar ban mobil serta atribut PON di ruas jalan pintu masuk kantor otonom.
Hal itu berlangsung hingga Koordinator Bidang SDM PB PON Papua, Alberto G. Wanimbo tiba di kantor Otonom.
Di hadapan para relawan, Alberto menjelaskan pihaknya masih melengkapi data para relawan yang jumlahnya ribuan. “Ada proses administrasi yang perlu dilalui. Transfer individu melalui bank saja butuh waktu. Apalagi untuk mengurus dana yang jumlahnya besar untuk 17 ribu relawan dari empat klaster. Jadi mohon bersabar dan kami mohon bagi relawan yang berkasnya masih kurang, segera dilengkap,” tuturnya.
Mendengar penjelasan tersebut, para relawan meminta kepastian pencairan hak-hak mereka. Namun Alberto belum bisa memberikan kepastian. “Hal ini yang kami harapkan bisa segera selesai. Karena kami semua juga sudah capek dengan barang ini. Saya harap hari Senin semua sudah bisa diberikan. Ya mudah-mudahan, saya tidak mau kasih janji,” ucapnya.
Sementara itu, Lina salah seorang relawan mengaku menyesalkan hak-hak mereka yang belum terbayarkan. “Kami yang relawan kebersihan harus datang pagi-pagi untuk bersih-bersih mempersiapkan venue dan bersih-bersih lagi setelah pertandingan selesai sudah bekerja keras. Mereka saja para panitia sudah dibayarkan, masa kita yang relawan ini belum cair hingga saat ini,” akunya.
Hal senada disampaikan Tius relawan bidang konsumsi. Dirinya menuntut pernyataan Ketua Harian PB PON XX yang menjanjikan penyelesaian hak-hak para relawan Jumat (29/10) kemarin.
“Pak Yunus sudah bilang bahwa nanti hari Jumat itu kami akan bagikan semua. Kami hanya menuntut hak relawan,” kata Tius.
Usai mendapat penjelasan dari Ketua Koordinator Bidang SDM, para relawan berangsur-angsur meninggalkan lokasi dengan tertib.
Secara terpisah Ketua Harian PB PON Papua, Yunus Wonda menyampaikan bahwa pihaknya memastikan akan membayar semua upah bagi para volunteer maupun driver.
Yunus hanya meminta para pejuang dibalik layar ini sedikit bersabar. Keterlambatan ini bukan disengaja melainkan ada alasan yang memang harus dipenuhi.
Ia menyampaikan bahwa saat ini pihaknya sudah merampungkan nama-nama relawan yang aktif secara absensi dan telah dikirimkan ke pihak bank.
Dikatakan, yang membuat molor adalah soal validasi data dimana tidak semua volunteer akan dibayarkan penuh karena harus melihat pada absensi. “Saat ini, kenapa agak lambat karena panitia PB PON bayar volunteer bukan berdasarkan SK, tetapi dari absensi. Untuk itu prosesnya agak panjang,” kata Yunus melalui ponselnya, Jumat (29/10).
Yunus menyampaikan terima kasih kepada seluruh volunteer yang sudah bekerja dari awal hingga penutupan. Ia memastikan akan membayar, sebab semua sudah dianggarkan. Dirinya hanya meminta kesabaran, sebab panitia masih melakukan validasi data dari para volunteer yang terdaftar.
“Jadi pembayaran yang dilakukan bukan karena SK melainkan absensi. Tidak mungkin ia terdaftar tapi tidak kerja lalu kami bayarkan, yang kami bayar sesuai dengan absensi. Sebab kalau kami lihat ada volunteer yang hanya memiliki nama tapi hanya masih 1 kali hadir, 2 kali hadir bahkan ada yang tidak pernah hadir juga ada. Ini tidak mungkin kami bayarkan full, tidak adil dan kasihan bagi mereka yang terus masuk,” tambahnya.
Apalagi dengan jumlah keseluruhan yakni 7.800 lebih tentu tidak mudah. namun dijelaskan saat ini semua dalam proses akhir. “Jika sudah rampung maka kami akan teruskan ke pihak bank. Dimana ada tiga bank yang kami libatkan yakni BRI, BPD dan BNI. Untuk itu, kami meminta kepada semua volunteer untuk lebih bersabar dan tidak jangan terpancing dengan isu – isu sehingga dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang mungkin tidak mendukung PON,” beber Yunus.
Jika semua dibayarkan hanya karena SK, Yunus khawatir nantinya soal pertanggungjawaban, panitia yang justru disalahkan. “Hal yang sama akan berlaku pada transportasi dimana kami juga meminta para driver juga bersabar sebab kami sedang melengkapi fotocopy KTP maupun SIM sebab itu dasar untuk kami melakukan pembayaran,” pungkasnya. (cr-265/ade/nat)

Baca Juga :  Penyelundupan BBM Ilegal ke Wamena Digagalkan

Berita Terbaru

Artikel Lainnya