Saturday, April 20, 2024
26.7 C
Jayapura

Prajurit Harus Tahu Kearifan Lokal

Pesan Pangkoopsau III kepada Jajaran TNI AU di Papua

MERAUKE-Panglima  Komando Operasi Angkatan Udara (Pangkoopsau) III  Marsekal Muda TNI Bowo Budiarto, CHRMP., memimpin langsung upacara pelantikan dan serah terima jabatan Komandan Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) Johannes A. Dimara, Merauke di Mako Lanud JA Dimara, Jumat (30/7).

Dalam pelantikan dan sertijab yang berlangsung tertutup tersebut, Cenderawasih Pos mendapat informasi bahwa Kolonel Pnb A. Gogot Winardi, ST., dilantik menjadi Danlanud JA Dimara menggantikan Kolonel Pnb  Herdy Arief Budiyanto, SE. Selain Danlanud, juga dilakukan pelantikan dan serah terima jabatan Komandan Satuan (Dansat) Polisi Militer Angkatan Udara (Pomau) Lanud JA Dimara.

Pangkoopsau) III  Marsekal Muda TNI Bowo Budiarto, CHRMP., yang ditemui wartawan usai melakukan pertemuan melakukan pertemuan dan dialog dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, perempuan dan pemuda di Swiss Belhotel, Merauke mengaku kaget saat mengetahui tidak ada satu pun wartawan yang hadir.

 “Itu terbuka.  Saya juga sempat kaget karena tidak lihat satupun wartawan  yang hadir,” ucap Bowo Budiarto menjawab pertanyaan wartawan usai pertemuan, kemarin. 

Diakuinya pergantian Danlanud dan Dansat Pomau Lanud JA Dimara tidak terlepas dari insiden tindak kekerasan yang dilakukan dua oknum anggota Pomau Lanud JA Dimara Merauke beberapa hari yang lalu.

 Pangkoops mengatakan bahwa  pihaknya sudah melaksanakan perintah dari Panglima TNI   yang diteruskan ke  Kepala Staf Angkatan Udara dengan mengganti para komandan yang ada di Merauke sehubungan dengan adanya kasus kekerasan yang terjadi tersebut.  ‘’Ini memberitahukan kepada kita bahwa pimpinan sudah mengambil langkah. Itu tidak lebih dari 1 hari setelah  kejadian  itu viral,’’ jelasnya. 

Dikatakan, pihaknya konsen dengan adanya kejadian tersebut dengan tidak membiarkan  komandan dengan anak buahnya melakukan pelanggaran.  

Pangkoops  menilai bahwa akses dari kejadian tersebut membahayakan. Karena kejadiannya  tersebut dapat dimanfaatkan pihak lain  dengan permasalahan yang terjadi tersebut dan itu tidak diharapkan. ‘’Makanya kedatangan kami ke sini diharapkan  membawa kesejukan dan  permasalahan ini  tidak berkembang lebih jauh lagi. Karena kalau masalah ini sudah  ditunggangi bisa bahaya, karena dapat merusak persatuan dan kesatuan. Itu yang kita tidak harapkan,’’ tandasnya. 

Baca Juga :  Satu Pelaku Pembunuhan Seorang Pendeta Diamankan

Mengenai proses hukum  terhadap 2 oknum  pelaku kekerasan tersebut,   Pangkoopsau mengaku bahwa masalah tersebut sudah diambil alih. Namun yang perlu diingat bahwa  proses hukum membutuhkan waktu  karena harus melalui pemeriksaan sampai persidangan.

 Soal kemungkinan pemecatan terhadap 2 oknum anggota Lanud Merauke  tersebut, Pangkoopsau menegaskan bahwa dirinya tidak bisa mengambil  keputusan. “terus terus terang apa yang kita perbincangkan di sini, nanti kami laporkan ke pimpinan. Kalau misalnya  yang bersangkutan melanggar hukum hak azasi manusia dan  melanggar  kode etik, kemungkinan akan diambil tindakan yang lebih  berat,’’  jelasnya. 

Bowo Budiarto mengungkapkan  bahwa  pihaknya memahami bahwa peristiwa 26 Juli 2021 yang dilakukan 2 oknum personel Lanud Merauke, dapat merusak  persatuan dan kesatuan. Karena  itu, dirinya turun  langsung untuk melakukan pertemuan dengan seluruh stakeholder yang ada untuk mencari solusi  terbaik agar permasalahan  seperti itu tidak terjadi lagi dikemudian hari. 

‘’Terutama kepada keluarga  korban, saya atas nama pimpinan TNI, atas nama KASAU dan Panglima TNI menyampaikan permohonan yang sebesar-besarnya. Karena permasalahan seperti ini kita tidak inginkan  bersama,” tambahnya. 

Dirinya juga menyampaikan, kejadian ini akan mejadi bahan  evaluasi, terutama kepada setiap  prajurit  bahwa siapa saja yang ditempatkan di daerah tertentu harus tahu kearifan lokal.

Pangkoopsau Bowo Budiarto juga menyampaikan penekanan dari panglima TNI. Menurutnya,  Panglima TNI sangat menyesal atas kejadian ini, sehingga  langsung mengambil tindakan dengan memberhentikan  Danlanud JA Dimara dan  Komandan  Satuan POM Lanud Merauke untuk meredam situasi. ‘’Tidak ada  maksud tertentu, tapi ini salah satu  cara yang harus dilakukan agar kejadian seperti ini tidak terulang dikemudian hari lagi,’’ jelasnya.   

Baca Juga :  Berharap Ini yang Terakhir dan Tidak Terulang

Kepada Danlanud JA Dimara Merauke yang baru, Bowo Budiarto  mengharapkan peristiwa yang terjadi ini hendaknya dijadikan pengalaman berharga sehingga  tidak terulang dikemudian hari. “Harus betul-betul tahu  kearifan lokal yang ada di sini dan harus banyak komunikasi dengan masyarakat yang ada di Merauke. Karena ini bagian dari wilayah kesatuan Republik Indonesia. Pepatah mengatakan dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Jangan sampai masalah kemarin terulang lagi,’’ pesannya. 

Sementara itu, Wakil Bupati Merauke, H. Riduwan, S.Sos, menyampaikan apresiasi  kepada pimpinan TNI yang dengan sigap mengambil tindakan dengan adanya kejadian tersebut. Wabup Riduwan berharap,  peristiwa  yang  menimpa Steven tidak terulang lagi, baik itu di institusi pemerintah  daerah, TNI dan Polri.

Sekedar diketahui, sejumlah tokoh yang hadir dalam pertemuan dengan Pangkoopsau III di antaranya mantan Bupati Merauke dua periode Drs. Johanes Gluba Gebze,  mewakili Uskup Agung Merauke, Pastor John kandam, Ketua LMA  Kabupaten Merauke Frederikus Mahuze, Wakil Ketua LMA Merauke Johan Mahuze, Ketua KNPI  Kabupaten  Merauke Petrus Simon Balagaize, tokoh perempuan Albertina  Mekiuw dan Ketua DPRD Kabupaten Merauke.  

Selain memberikan apresiasi  kepada pimpinan  TNI dalam mengambil  tindakan atas kejadian tersebut, para tokoh yang hadir mengajak  seluruh masyarakat untuk tetap menghormati budaya di Papua,  serta menjaga persatuan dan kesatuan antar anak bangsa. Dalam kesempatan itu, para tokoh juga meminta pemerintah daerah  untuk menutup atau larangan produksi, peredaran dan penjualan minuman keras, yang selama ini menjadi pemicu terjadinya berbagai tindak pidana. (ulo/nat) 

Pesan Pangkoopsau III kepada Jajaran TNI AU di Papua

MERAUKE-Panglima  Komando Operasi Angkatan Udara (Pangkoopsau) III  Marsekal Muda TNI Bowo Budiarto, CHRMP., memimpin langsung upacara pelantikan dan serah terima jabatan Komandan Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) Johannes A. Dimara, Merauke di Mako Lanud JA Dimara, Jumat (30/7).

Dalam pelantikan dan sertijab yang berlangsung tertutup tersebut, Cenderawasih Pos mendapat informasi bahwa Kolonel Pnb A. Gogot Winardi, ST., dilantik menjadi Danlanud JA Dimara menggantikan Kolonel Pnb  Herdy Arief Budiyanto, SE. Selain Danlanud, juga dilakukan pelantikan dan serah terima jabatan Komandan Satuan (Dansat) Polisi Militer Angkatan Udara (Pomau) Lanud JA Dimara.

Pangkoopsau) III  Marsekal Muda TNI Bowo Budiarto, CHRMP., yang ditemui wartawan usai melakukan pertemuan melakukan pertemuan dan dialog dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, perempuan dan pemuda di Swiss Belhotel, Merauke mengaku kaget saat mengetahui tidak ada satu pun wartawan yang hadir.

 “Itu terbuka.  Saya juga sempat kaget karena tidak lihat satupun wartawan  yang hadir,” ucap Bowo Budiarto menjawab pertanyaan wartawan usai pertemuan, kemarin. 

Diakuinya pergantian Danlanud dan Dansat Pomau Lanud JA Dimara tidak terlepas dari insiden tindak kekerasan yang dilakukan dua oknum anggota Pomau Lanud JA Dimara Merauke beberapa hari yang lalu.

 Pangkoops mengatakan bahwa  pihaknya sudah melaksanakan perintah dari Panglima TNI   yang diteruskan ke  Kepala Staf Angkatan Udara dengan mengganti para komandan yang ada di Merauke sehubungan dengan adanya kasus kekerasan yang terjadi tersebut.  ‘’Ini memberitahukan kepada kita bahwa pimpinan sudah mengambil langkah. Itu tidak lebih dari 1 hari setelah  kejadian  itu viral,’’ jelasnya. 

Dikatakan, pihaknya konsen dengan adanya kejadian tersebut dengan tidak membiarkan  komandan dengan anak buahnya melakukan pelanggaran.  

Pangkoops  menilai bahwa akses dari kejadian tersebut membahayakan. Karena kejadiannya  tersebut dapat dimanfaatkan pihak lain  dengan permasalahan yang terjadi tersebut dan itu tidak diharapkan. ‘’Makanya kedatangan kami ke sini diharapkan  membawa kesejukan dan  permasalahan ini  tidak berkembang lebih jauh lagi. Karena kalau masalah ini sudah  ditunggangi bisa bahaya, karena dapat merusak persatuan dan kesatuan. Itu yang kita tidak harapkan,’’ tandasnya. 

Baca Juga :  Srikandi dari Timur Jadi Kabiro Antara Papua

Mengenai proses hukum  terhadap 2 oknum  pelaku kekerasan tersebut,   Pangkoopsau mengaku bahwa masalah tersebut sudah diambil alih. Namun yang perlu diingat bahwa  proses hukum membutuhkan waktu  karena harus melalui pemeriksaan sampai persidangan.

 Soal kemungkinan pemecatan terhadap 2 oknum anggota Lanud Merauke  tersebut, Pangkoopsau menegaskan bahwa dirinya tidak bisa mengambil  keputusan. “terus terus terang apa yang kita perbincangkan di sini, nanti kami laporkan ke pimpinan. Kalau misalnya  yang bersangkutan melanggar hukum hak azasi manusia dan  melanggar  kode etik, kemungkinan akan diambil tindakan yang lebih  berat,’’  jelasnya. 

Bowo Budiarto mengungkapkan  bahwa  pihaknya memahami bahwa peristiwa 26 Juli 2021 yang dilakukan 2 oknum personel Lanud Merauke, dapat merusak  persatuan dan kesatuan. Karena  itu, dirinya turun  langsung untuk melakukan pertemuan dengan seluruh stakeholder yang ada untuk mencari solusi  terbaik agar permasalahan  seperti itu tidak terjadi lagi dikemudian hari. 

‘’Terutama kepada keluarga  korban, saya atas nama pimpinan TNI, atas nama KASAU dan Panglima TNI menyampaikan permohonan yang sebesar-besarnya. Karena permasalahan seperti ini kita tidak inginkan  bersama,” tambahnya. 

Dirinya juga menyampaikan, kejadian ini akan mejadi bahan  evaluasi, terutama kepada setiap  prajurit  bahwa siapa saja yang ditempatkan di daerah tertentu harus tahu kearifan lokal.

Pangkoopsau Bowo Budiarto juga menyampaikan penekanan dari panglima TNI. Menurutnya,  Panglima TNI sangat menyesal atas kejadian ini, sehingga  langsung mengambil tindakan dengan memberhentikan  Danlanud JA Dimara dan  Komandan  Satuan POM Lanud Merauke untuk meredam situasi. ‘’Tidak ada  maksud tertentu, tapi ini salah satu  cara yang harus dilakukan agar kejadian seperti ini tidak terulang dikemudian hari lagi,’’ jelasnya.   

Baca Juga :  Berharap Ini yang Terakhir dan Tidak Terulang

Kepada Danlanud JA Dimara Merauke yang baru, Bowo Budiarto  mengharapkan peristiwa yang terjadi ini hendaknya dijadikan pengalaman berharga sehingga  tidak terulang dikemudian hari. “Harus betul-betul tahu  kearifan lokal yang ada di sini dan harus banyak komunikasi dengan masyarakat yang ada di Merauke. Karena ini bagian dari wilayah kesatuan Republik Indonesia. Pepatah mengatakan dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Jangan sampai masalah kemarin terulang lagi,’’ pesannya. 

Sementara itu, Wakil Bupati Merauke, H. Riduwan, S.Sos, menyampaikan apresiasi  kepada pimpinan TNI yang dengan sigap mengambil tindakan dengan adanya kejadian tersebut. Wabup Riduwan berharap,  peristiwa  yang  menimpa Steven tidak terulang lagi, baik itu di institusi pemerintah  daerah, TNI dan Polri.

Sekedar diketahui, sejumlah tokoh yang hadir dalam pertemuan dengan Pangkoopsau III di antaranya mantan Bupati Merauke dua periode Drs. Johanes Gluba Gebze,  mewakili Uskup Agung Merauke, Pastor John kandam, Ketua LMA  Kabupaten Merauke Frederikus Mahuze, Wakil Ketua LMA Merauke Johan Mahuze, Ketua KNPI  Kabupaten  Merauke Petrus Simon Balagaize, tokoh perempuan Albertina  Mekiuw dan Ketua DPRD Kabupaten Merauke.  

Selain memberikan apresiasi  kepada pimpinan  TNI dalam mengambil  tindakan atas kejadian tersebut, para tokoh yang hadir mengajak  seluruh masyarakat untuk tetap menghormati budaya di Papua,  serta menjaga persatuan dan kesatuan antar anak bangsa. Dalam kesempatan itu, para tokoh juga meminta pemerintah daerah  untuk menutup atau larangan produksi, peredaran dan penjualan minuman keras, yang selama ini menjadi pemicu terjadinya berbagai tindak pidana. (ulo/nat) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya