Wednesday, April 24, 2024
26.7 C
Jayapura

Palang Dibuka, 400-an Mobil Tinggalkan Elelim

WAMENA-Setelah sempat tertahan di Elelim ibukota Kabupaten Yalimo, 400-an mobil akhirnya diizinkan meninggalkan Elelim menuju Wamena ibukota Kabupaten Jayawijaya, Kamis (29/7).
Ratusan kendaraan ini diizinkan keluar dari Elelim setelah Dandim 1702/Jayawijaya bersama Sekda Kabupaten Yalimo dan anggota DPRD Yalimo melakukan pertemuan dengan ribuan massa yang melakukan pemalangan di Jalan Trans Papua Elelim-Wamena.
Dandim 1702/ Jayawijaya Letkol Inf. Arif Budi Situmeang, SIP., mengatakan, pihaknya bersama Sekda Yalimo dan anggota DPRD Yalimo melakukan pertemuan dengan ribuan massa yang melakukan pemalangan di Jalan Elelim-Wamena. Dari pertemuan tersebut, massa akhirnya bisa membuka sementara palang.
“Kita mencoba untuk melakukan pembukaan ini untuk mengeluarkan 400 kendaraan yang beberapa hari ini tertahan di Yalimo,” jelasnya kepada Cenderawasih Pos Kamis (29/7).
Dikatakan, pemalangan ini dibuka untuk meloloskan para sopir dan kendaraannya dulu. Setelah itu, warga akan melakukan rapat internal lagi apakah ingin melanjutkan pemalangan atau tidak. Namun yang penting 400 orang yang tertahan ini bisa lolos dulu ke Wamena untuk mobil lajuran yang dari Jayapura.
“Sampai saat ini kami masih terus melakukan komunikasi dengan masyarakat agar tidak melakukan pemalangan lagi. Ini juga permintaan pemerintah daerah lewat sekretaris daerah,” jelasnya.
Dandim Situmeang juga menyatakan, koordinasi yang dibangun dengan baik pastinya akan diterima oleh masyarakat, sehingga pemalangan yang hampir berlangsung 1 minggu ini bisa dibuka.
“Saya juga berterima kasih kepada masyarakat Yalimo yang mau membuka palang dan mengizinkan para sopir lajuran yang tertahan. Kita bisa melakukan kerja sama dengan baik dengan Pemda dan DPRD serta Polres Yalimo,” tuturnya.
Rapat internal yang nantinya dilakukan oleh masyarakat pihaknya akan memantau hasilnya, apakah masyarakat kembali akan memalang atau tidak.
“Kami belum bisa pastikan apakah pembukaan palang ini seterusnya atau sementara saja. kami masih terus melakukan koordinasi dengan masyarakat, terutama para tokoh-tokoh adat di sana,” tutupnya.
Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri menyayangkan ratusan truk yang sempat tertahan di Elelim, Kabupaten Yalimo. Dimana ratusan truk itu tertahan lantaran akses jalan di daerah tersebut dipalang massa.
“Saya menyayangkan hal itu, karena saya ingat betul sopir yang ada di Elelim waktu saya ke atas, mereka sudah turun ke Wamena. Saya tidak tahu mereka ini kapan naiknya dan bisa tertahan di sana,” ucap Kapolda Mathius Fakhiri, kemarin.
Kapolda mengaku sebelumnya sudah mengingatkan kepada para pedagang agar tidak megambil risiko yang nantinya merugikan diri sendiri.
“Saya sudah bangun komunikasi dan saya minta Kamis (29/7) kita pastikan semua kendaraan itu jalan. Kalau dia mau ke daerah pegunungan silakan nanti kembalinya silakan lapor di Polres terdekat untuk turun,” jelas Kapolda.
Kapolda mengingatkan masyarakat dalam mencari nafkah untuk tidak memaksakan diri, agar risiko seperti saat ini tidak terjadi lagi. “Kita jangan membuat isu-isu baru yang nanti berpulang pada situasi Kamtibmas. Saya pastikan waktu saya ke Yalimo kendaraan sudah tidak ada, kenapa sekarang justru banyak kendaraan di atas,” tanya Kapolda.
Ia berharap jika para sopir truk sudah turun, jangan paksakan keadaan. Hal ini untuk mengantisipasi hal hal yang tidak diinginkan.
“Kami akan berkoordinasi dengan pihak 01 agar seluruh kendaraan itu membongkar muatannya dan nanti bisa kembali lagi turun ke Jayapura,” pungkasnya.
Terkait diizinkannya ratusan sopir meninggalkan Elelim, Forum Komunikasi Lintas Kerukunan Nusantara (FKLKN) menyampaikan terima kasih karena secara tidak langsung menolong sekira 600 orang yang sedang kesulitan di lokasi tersebut.
“Kami banyak mengucapkan terima kasih kepada Danrem, Brigjend TNI Pak Izak Pangemanan yang langsung merespon keluhan kami. Hanya satu hari setelah pertemuan pada Rabu (28/7), hari ini (kemarin) para sopir sudah bisa bergerak menuju Wamena dan sudah tiba di sana (Wamena),” ungkap Ketua FKLKN, Ir H Junaedi Rahim didampingi pengurus FKLKN di Entrop, tadi malam.
Pihaknya mengapresiasi langkah TNI yang dianggap responsif dan langsung mengambil sikap membantu 300 lebih mobil dengan sekira 600 orang di dalamnya. Junaedi menyampaikan bahwa para sopir ini sudah tertahan selama 16 hari dan sudah ada yang sakit dan mulai kehabisan bahan makanan.
Namun dari langkah cepat Korem dan Dandim Jayawijaya, Letkol Inf Arif Budi Situmeang tak sedikit para sopir yang menyampaikan terima kasih. “Jadi pengawalan untuk keluar dari Elelim ini dipimpin oleh Dandim Jayawijaya dan kami berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi. Sebab kami menilai para sopir memiliki peran penting dalam menunjang pembangunan ekonomi di daerah pegunungan,” beber Junaedi.
Pasalnya selama ini pengiriman barang lebih banyak lewat udara dengan jumlah terbatas sehingga berdampak pada angka kemahalan. Namun lewat akses darat jumlah yang didistribusikan bisa lebih banyak dan secara tidak langsung dari apa yang dilakukan para sopir, mereka mengambil peran penting dalam membantu peningkatan ekonomi dan pembangunan di daerah.
“Saya pikir itu tak bisa dielakkan. Seandainya barang – barang dari 300-an truk ini tidak masuk ke Wamena bisa saja terjadi peningkatan harga barang di Wamena,” bebernya. Karenanya forum kata Junaedi sekali lagi menyampaikan terima kasih Danrem termasuk para tokoh masyarakat di Yalimo yang ikut membantu proses keluarnya kendaraan ini sehingga kembali berkumpul dengan keluarga.
Anggota DPR Papua ini juga meminta persoalan politik jangan dibawa ke mana-mana yang akhirnya berdampak pada aktivitas yang tak ada kaitan dengan politik.
“Kami mau katakan bahwa para sopir ini tak tahu menahu soal politik di Yalimo, karena sebagian besar tinggal di Jayapura. Jadi jangan kaitkan mereka yang tidak mengerti politik,” tegas Junaedi.
Ditambahkan, setelah dibukanya akses ini Forum Lintas Kerukunan berharap para sopir bisa kembali lagi ke Jayapura. “Saya keluarga mereka juga khawatir sehingga kami berharap saat kembali nanti mereka juga baik – baik saja,” tutup Junaedi. (jo/fia/ade/nat)

Baca Juga :  Pedagang Pasar Youtefa Tetap Dipindahkan

WAMENA-Setelah sempat tertahan di Elelim ibukota Kabupaten Yalimo, 400-an mobil akhirnya diizinkan meninggalkan Elelim menuju Wamena ibukota Kabupaten Jayawijaya, Kamis (29/7).
Ratusan kendaraan ini diizinkan keluar dari Elelim setelah Dandim 1702/Jayawijaya bersama Sekda Kabupaten Yalimo dan anggota DPRD Yalimo melakukan pertemuan dengan ribuan massa yang melakukan pemalangan di Jalan Trans Papua Elelim-Wamena.
Dandim 1702/ Jayawijaya Letkol Inf. Arif Budi Situmeang, SIP., mengatakan, pihaknya bersama Sekda Yalimo dan anggota DPRD Yalimo melakukan pertemuan dengan ribuan massa yang melakukan pemalangan di Jalan Elelim-Wamena. Dari pertemuan tersebut, massa akhirnya bisa membuka sementara palang.
“Kita mencoba untuk melakukan pembukaan ini untuk mengeluarkan 400 kendaraan yang beberapa hari ini tertahan di Yalimo,” jelasnya kepada Cenderawasih Pos Kamis (29/7).
Dikatakan, pemalangan ini dibuka untuk meloloskan para sopir dan kendaraannya dulu. Setelah itu, warga akan melakukan rapat internal lagi apakah ingin melanjutkan pemalangan atau tidak. Namun yang penting 400 orang yang tertahan ini bisa lolos dulu ke Wamena untuk mobil lajuran yang dari Jayapura.
“Sampai saat ini kami masih terus melakukan komunikasi dengan masyarakat agar tidak melakukan pemalangan lagi. Ini juga permintaan pemerintah daerah lewat sekretaris daerah,” jelasnya.
Dandim Situmeang juga menyatakan, koordinasi yang dibangun dengan baik pastinya akan diterima oleh masyarakat, sehingga pemalangan yang hampir berlangsung 1 minggu ini bisa dibuka.
“Saya juga berterima kasih kepada masyarakat Yalimo yang mau membuka palang dan mengizinkan para sopir lajuran yang tertahan. Kita bisa melakukan kerja sama dengan baik dengan Pemda dan DPRD serta Polres Yalimo,” tuturnya.
Rapat internal yang nantinya dilakukan oleh masyarakat pihaknya akan memantau hasilnya, apakah masyarakat kembali akan memalang atau tidak.
“Kami belum bisa pastikan apakah pembukaan palang ini seterusnya atau sementara saja. kami masih terus melakukan koordinasi dengan masyarakat, terutama para tokoh-tokoh adat di sana,” tutupnya.
Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri menyayangkan ratusan truk yang sempat tertahan di Elelim, Kabupaten Yalimo. Dimana ratusan truk itu tertahan lantaran akses jalan di daerah tersebut dipalang massa.
“Saya menyayangkan hal itu, karena saya ingat betul sopir yang ada di Elelim waktu saya ke atas, mereka sudah turun ke Wamena. Saya tidak tahu mereka ini kapan naiknya dan bisa tertahan di sana,” ucap Kapolda Mathius Fakhiri, kemarin.
Kapolda mengaku sebelumnya sudah mengingatkan kepada para pedagang agar tidak megambil risiko yang nantinya merugikan diri sendiri.
“Saya sudah bangun komunikasi dan saya minta Kamis (29/7) kita pastikan semua kendaraan itu jalan. Kalau dia mau ke daerah pegunungan silakan nanti kembalinya silakan lapor di Polres terdekat untuk turun,” jelas Kapolda.
Kapolda mengingatkan masyarakat dalam mencari nafkah untuk tidak memaksakan diri, agar risiko seperti saat ini tidak terjadi lagi. “Kita jangan membuat isu-isu baru yang nanti berpulang pada situasi Kamtibmas. Saya pastikan waktu saya ke Yalimo kendaraan sudah tidak ada, kenapa sekarang justru banyak kendaraan di atas,” tanya Kapolda.
Ia berharap jika para sopir truk sudah turun, jangan paksakan keadaan. Hal ini untuk mengantisipasi hal hal yang tidak diinginkan.
“Kami akan berkoordinasi dengan pihak 01 agar seluruh kendaraan itu membongkar muatannya dan nanti bisa kembali lagi turun ke Jayapura,” pungkasnya.
Terkait diizinkannya ratusan sopir meninggalkan Elelim, Forum Komunikasi Lintas Kerukunan Nusantara (FKLKN) menyampaikan terima kasih karena secara tidak langsung menolong sekira 600 orang yang sedang kesulitan di lokasi tersebut.
“Kami banyak mengucapkan terima kasih kepada Danrem, Brigjend TNI Pak Izak Pangemanan yang langsung merespon keluhan kami. Hanya satu hari setelah pertemuan pada Rabu (28/7), hari ini (kemarin) para sopir sudah bisa bergerak menuju Wamena dan sudah tiba di sana (Wamena),” ungkap Ketua FKLKN, Ir H Junaedi Rahim didampingi pengurus FKLKN di Entrop, tadi malam.
Pihaknya mengapresiasi langkah TNI yang dianggap responsif dan langsung mengambil sikap membantu 300 lebih mobil dengan sekira 600 orang di dalamnya. Junaedi menyampaikan bahwa para sopir ini sudah tertahan selama 16 hari dan sudah ada yang sakit dan mulai kehabisan bahan makanan.
Namun dari langkah cepat Korem dan Dandim Jayawijaya, Letkol Inf Arif Budi Situmeang tak sedikit para sopir yang menyampaikan terima kasih. “Jadi pengawalan untuk keluar dari Elelim ini dipimpin oleh Dandim Jayawijaya dan kami berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi. Sebab kami menilai para sopir memiliki peran penting dalam menunjang pembangunan ekonomi di daerah pegunungan,” beber Junaedi.
Pasalnya selama ini pengiriman barang lebih banyak lewat udara dengan jumlah terbatas sehingga berdampak pada angka kemahalan. Namun lewat akses darat jumlah yang didistribusikan bisa lebih banyak dan secara tidak langsung dari apa yang dilakukan para sopir, mereka mengambil peran penting dalam membantu peningkatan ekonomi dan pembangunan di daerah.
“Saya pikir itu tak bisa dielakkan. Seandainya barang – barang dari 300-an truk ini tidak masuk ke Wamena bisa saja terjadi peningkatan harga barang di Wamena,” bebernya. Karenanya forum kata Junaedi sekali lagi menyampaikan terima kasih Danrem termasuk para tokoh masyarakat di Yalimo yang ikut membantu proses keluarnya kendaraan ini sehingga kembali berkumpul dengan keluarga.
Anggota DPR Papua ini juga meminta persoalan politik jangan dibawa ke mana-mana yang akhirnya berdampak pada aktivitas yang tak ada kaitan dengan politik.
“Kami mau katakan bahwa para sopir ini tak tahu menahu soal politik di Yalimo, karena sebagian besar tinggal di Jayapura. Jadi jangan kaitkan mereka yang tidak mengerti politik,” tegas Junaedi.
Ditambahkan, setelah dibukanya akses ini Forum Lintas Kerukunan berharap para sopir bisa kembali lagi ke Jayapura. “Saya keluarga mereka juga khawatir sehingga kami berharap saat kembali nanti mereka juga baik – baik saja,” tutup Junaedi. (jo/fia/ade/nat)

Baca Juga :  Kapolda : Saya Bernostalgia Seperti 15 Tahun Silam

Berita Terbaru

Artikel Lainnya