Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Jembatan Youtefa Momentum Papua Bangkit

TEKAN TOMBOL: Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriani Jokowi, didampingi Gubernur Papua Lukas Enembe dan istri Ny. Yulce Enembe, Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono dan Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano menekan tombol sirine saat meresmikan Jembatan Youtefa, Senin (28/10). ( FOTO : Elfira/Cepos)

JAYAPURA-Presiden Joko Widodo meresmikan Jembatan Youtefa pada kunjungannya yang ke-13 di Papua, Senin (28/10) kemarin.

 Jembatan Youtefa dengan tipe melengkung baja terpanjang di Papua ini berada di atas Teluk Youtefa yang menghubungkan Kota Jayapura dengan Distrik Muara Tami.

“Hari ini, saya senang meresmikan Jembatan Youtefa  bertepatan dengan peringatan  Hari Sumpah Pemuda,” ucap mantan Wali Kota Solo itu.

Dikatakan, Jembatan Youtefa ini menjadi tonggak sejarah di tanah Papua. Bukan hanya simbol penting yang menyatukan sebagai saudara sebangsa se-tanah air. Tapi  juga sebagai simbol  pentingnya kemajuan untuk membangun tanah Papua.

“Tanah Papua harus maju seperti daerah lain di Indonesia, Papua bagi saya adalah surga kecil yang jatuh ke bumi. Itulah hal yang setiap kali saya lihat ketika berkunjung ke tanah Papua,” ucapnya.

Dikatakan, sudah menjadi tugas dan tanggung jawab bersama untuk merawat, menjaga dan   memajukan tanah Papua. Itulah mengapa, diperiode keduanya Jokowi langsung melakukan kunjungan kerja pertamanya ke Papua pasca dirinya dan Maruf Amin dilantik menjai Presiden dan Wakil Presiden pada 20 Oktober lalu.

DISAMBUT TARIAN: Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Jokowi disambut tarian adat masyarakat Port Numbay saat tiba di lokasi peresmian Jembatan Youtefa, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Provinsi Papua, Senin (28/10).( FOTO : Gratianus/Cepos)

“Kunjungan saya ke Papua untuk memastikan sendiri bahwa tanah Papua dibangun dan  tidak dilupakan dalam kemajuan Indonesia,” tegasnya.

Jokowi mengaku, untuk wilayah Timur Indonesia khususnya Papua. Dirinya selalu mendorong pembangunan infrastruktur yang tentu saja pararel dengan sumber daya manusia yang dikerjakan.

“Tujuannya selain menghadirkan manfaat secara nyata  bagi rakyat  juga untuk mempersatukan  bangsa. Kita membangun konektifitas, membangun hubungan antara pulau, antar kota, antar Kabupaten dan antar Provinsi,”  tuturnya.

Dirinya mendorong Pemerintah Papua dan Kota Jayapura untuk benar-benar memanfaatkan dengan baik jembatan yang baru saja diresmikan itu. Untuk mengembangkan potensi wisata bahari yang ada di Teluk Youtefa, sehingga diharapkan banyak wisatawan yang berkujung ke tanah Papua.

“Jadikan Jembatan Youtefa sebagai momentum untuk Papua bangkit, yang melahirkan kemajuan  pemuda papua yang  berprestasi dan memilik daya saing di kanca global,” harapnya.

Baca Juga :  APBD Perubahan 2019 Lanny Jaya Berkurang 7,53 %

Dalam kunjungan kerjanya itu, Jokowi juga mengaku akan sering mengunjungi Papua dua atau tiga kali.  Apalagi dengan akan dibangunnya Istana Presiden di Jayapura, Papua muda inspiratif dan Asrama Mahasiswa Nusantara.

Sementara itu, Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono meminta masyarakat agar dapat turut menjaga jembatan yang dibangun  dari kolaborasi antara pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR dengan Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Kota Jayapura. 

“Dengan diresmikannya jembatan tersebut, nantinya waktu tempuh dari Kota Jayapura menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw akan lebih cepat dari semula sekitar 1,5 hingga 2 jam menjadi sekitar 30 – 45 menit saja. Selain meningkatkan konektivitas, Jembatan Holtekamp juga akan mendorong pengembangan Kota Jayapura ke Timur yakni ke arah kawasan Skouw,” ucap Menteri yang mahir bermain drum ini.

Pengembangan selanjutnya dari kawasan sekitar Jembatan Youtefa adalah untuk wisata air karena didukung dengan pemandangan teluk dan perbukitan. Jembatan ini juga akan memperpendek jarak dan waktu tempuh menuju kawasan Koya sebagai venue beberapa cabang olahraga dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua. Rencananya juga Teluk Youtefa ini akan menjadi venue pertandingan dayung PON 2020 Papua.

Dikatakan, Kementerian PUPR telah menyelesaikan pembangunan dan pemasangan bentang utama jembatan sepanjang 433 meter, konstruksi jembatan pendekat sisi Holtekamp sepanjang 600 meter dan jalan akses Jembatan Holtekamp sepanjang 9.950 meter.

Sementara Pemerintah Kota Jayapura telah menyelesaikan pembangunan jalan pendekat sisi Hamadi sepanjang 320 meter. Pembangunannya dikerjakan konsorsium kontraktor PT. Pembangunan Perumahan, PT. Hutama Karya dan PT. Nindya Karya selama 4 tahun dengan total anggaran Rp 1,8 Triliun. 

“Ini juga kali pertama, pembangunan jembatan dimana pelengkungnya dibuat utuh di tempat lain kemudian dibawa ke lokasi,” pungkasnya. 

Baca Juga :  Bersatu Jaga Mamberamo Tengah dari Covid-19

Sementara itu, polemik terkait penamaan jembatan yang menghubungkan Pantai Hamadi – Holtekam akhirnya terjawab. Dari peresmian yang dilakukan Presiden Jokowi kemarin, presiden hanya menyebut nama Jembatan Youtefa. Kalimat itu juga ia ucapkan dalam peresmian sehingga publik kini bisa mendapat  kepastian bahwa jembatan tersebut bukan lagi jembatan Lukmen, Jembatan Rumadij termasuk jembatan Merah Putih Youtefa. 

 Sebelumnya tiga nama ini muncul dari usulan berbagai pihak. Pemerintah Kota Jayapura sebelumnya mengusulkan nama Jembatan Youtefa namun belakangan menjadi Jembatan Merah Putih Youtefa. Lalu Dinas PUPR Provinsi Papua dan  beberapa anggota DPR Papua mengusulkan nama Jembatan Lukmen karena menganggap dana yang dipakai banyak menggunakan APBD Provinsi Papua sehingga patut diberi penghargaan kepada pemimpin dalam eranya. 

Belakangan muncul lagi nama Rumadij yang diusulkan oleh Ondoafi Besar Herman Hamadi. Nama Rumadij diambil dari nama orang tuanya yang   merupakan sosok ondoafi Hamadi pertama.

Meski banyak nama yang diusulkan, Presiden Jokowi hanya menyebut Jembatan Youtefa. “Dengan ini saya meresmikan Jembatan Youtefa sebagai infrastruktur yang akan mempermudah dan memperpendek jarak untuk peningkatan ekonomi di kota ini,” kata Jokowi, kemarin. 

Jokowi terlihat bersemangat karena momentum peresmian ini bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda. Dirinya menganggap inilah momen yang tepat untuk kebangkitan daerah melalui infrastruktur. 

Sebelum tiba di Kota Jayapura, Presiden Jokowi dan rombongan terlebih mengunjungi Wamena. Kedatangan Presiden Jokowi mendapat sambutan meriah dari masyarakat. 

Rombongan Presiden Jokowi tiba di Jembatan Youtefa sekira pukul 15.00 WIT. Turun dari kendaraan kepresidenan, Presiden Jokowi bersama rombongan disambut tabuhan tifa dan musik adat kesenian masyarakat Papua, yang mana dibawakan para pemuda/i yang mengenakan pakaian adat nusantara.

Dari Jayapura, Presiden Joko Widodo dan rombongan langsung terbang ke Kota Ambon, Maluku melanjutkan kunjungan kerjanya ke Indonesia Timur. (fia/ade/gr/nat)

TEKAN TOMBOL: Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriani Jokowi, didampingi Gubernur Papua Lukas Enembe dan istri Ny. Yulce Enembe, Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono dan Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano menekan tombol sirine saat meresmikan Jembatan Youtefa, Senin (28/10). ( FOTO : Elfira/Cepos)

JAYAPURA-Presiden Joko Widodo meresmikan Jembatan Youtefa pada kunjungannya yang ke-13 di Papua, Senin (28/10) kemarin.

 Jembatan Youtefa dengan tipe melengkung baja terpanjang di Papua ini berada di atas Teluk Youtefa yang menghubungkan Kota Jayapura dengan Distrik Muara Tami.

“Hari ini, saya senang meresmikan Jembatan Youtefa  bertepatan dengan peringatan  Hari Sumpah Pemuda,” ucap mantan Wali Kota Solo itu.

Dikatakan, Jembatan Youtefa ini menjadi tonggak sejarah di tanah Papua. Bukan hanya simbol penting yang menyatukan sebagai saudara sebangsa se-tanah air. Tapi  juga sebagai simbol  pentingnya kemajuan untuk membangun tanah Papua.

“Tanah Papua harus maju seperti daerah lain di Indonesia, Papua bagi saya adalah surga kecil yang jatuh ke bumi. Itulah hal yang setiap kali saya lihat ketika berkunjung ke tanah Papua,” ucapnya.

Dikatakan, sudah menjadi tugas dan tanggung jawab bersama untuk merawat, menjaga dan   memajukan tanah Papua. Itulah mengapa, diperiode keduanya Jokowi langsung melakukan kunjungan kerja pertamanya ke Papua pasca dirinya dan Maruf Amin dilantik menjai Presiden dan Wakil Presiden pada 20 Oktober lalu.

DISAMBUT TARIAN: Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Jokowi disambut tarian adat masyarakat Port Numbay saat tiba di lokasi peresmian Jembatan Youtefa, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Provinsi Papua, Senin (28/10).( FOTO : Gratianus/Cepos)

“Kunjungan saya ke Papua untuk memastikan sendiri bahwa tanah Papua dibangun dan  tidak dilupakan dalam kemajuan Indonesia,” tegasnya.

Jokowi mengaku, untuk wilayah Timur Indonesia khususnya Papua. Dirinya selalu mendorong pembangunan infrastruktur yang tentu saja pararel dengan sumber daya manusia yang dikerjakan.

“Tujuannya selain menghadirkan manfaat secara nyata  bagi rakyat  juga untuk mempersatukan  bangsa. Kita membangun konektifitas, membangun hubungan antara pulau, antar kota, antar Kabupaten dan antar Provinsi,”  tuturnya.

Dirinya mendorong Pemerintah Papua dan Kota Jayapura untuk benar-benar memanfaatkan dengan baik jembatan yang baru saja diresmikan itu. Untuk mengembangkan potensi wisata bahari yang ada di Teluk Youtefa, sehingga diharapkan banyak wisatawan yang berkujung ke tanah Papua.

“Jadikan Jembatan Youtefa sebagai momentum untuk Papua bangkit, yang melahirkan kemajuan  pemuda papua yang  berprestasi dan memilik daya saing di kanca global,” harapnya.

Baca Juga :  Kebakaran di Hamadi, Penjual Cilok Tewas Terbakar

Dalam kunjungan kerjanya itu, Jokowi juga mengaku akan sering mengunjungi Papua dua atau tiga kali.  Apalagi dengan akan dibangunnya Istana Presiden di Jayapura, Papua muda inspiratif dan Asrama Mahasiswa Nusantara.

Sementara itu, Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono meminta masyarakat agar dapat turut menjaga jembatan yang dibangun  dari kolaborasi antara pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR dengan Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Kota Jayapura. 

“Dengan diresmikannya jembatan tersebut, nantinya waktu tempuh dari Kota Jayapura menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw akan lebih cepat dari semula sekitar 1,5 hingga 2 jam menjadi sekitar 30 – 45 menit saja. Selain meningkatkan konektivitas, Jembatan Holtekamp juga akan mendorong pengembangan Kota Jayapura ke Timur yakni ke arah kawasan Skouw,” ucap Menteri yang mahir bermain drum ini.

Pengembangan selanjutnya dari kawasan sekitar Jembatan Youtefa adalah untuk wisata air karena didukung dengan pemandangan teluk dan perbukitan. Jembatan ini juga akan memperpendek jarak dan waktu tempuh menuju kawasan Koya sebagai venue beberapa cabang olahraga dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua. Rencananya juga Teluk Youtefa ini akan menjadi venue pertandingan dayung PON 2020 Papua.

Dikatakan, Kementerian PUPR telah menyelesaikan pembangunan dan pemasangan bentang utama jembatan sepanjang 433 meter, konstruksi jembatan pendekat sisi Holtekamp sepanjang 600 meter dan jalan akses Jembatan Holtekamp sepanjang 9.950 meter.

Sementara Pemerintah Kota Jayapura telah menyelesaikan pembangunan jalan pendekat sisi Hamadi sepanjang 320 meter. Pembangunannya dikerjakan konsorsium kontraktor PT. Pembangunan Perumahan, PT. Hutama Karya dan PT. Nindya Karya selama 4 tahun dengan total anggaran Rp 1,8 Triliun. 

“Ini juga kali pertama, pembangunan jembatan dimana pelengkungnya dibuat utuh di tempat lain kemudian dibawa ke lokasi,” pungkasnya. 

Baca Juga :  Oknum TNI Diduga Siksa Warga Sipil?

Sementara itu, polemik terkait penamaan jembatan yang menghubungkan Pantai Hamadi – Holtekam akhirnya terjawab. Dari peresmian yang dilakukan Presiden Jokowi kemarin, presiden hanya menyebut nama Jembatan Youtefa. Kalimat itu juga ia ucapkan dalam peresmian sehingga publik kini bisa mendapat  kepastian bahwa jembatan tersebut bukan lagi jembatan Lukmen, Jembatan Rumadij termasuk jembatan Merah Putih Youtefa. 

 Sebelumnya tiga nama ini muncul dari usulan berbagai pihak. Pemerintah Kota Jayapura sebelumnya mengusulkan nama Jembatan Youtefa namun belakangan menjadi Jembatan Merah Putih Youtefa. Lalu Dinas PUPR Provinsi Papua dan  beberapa anggota DPR Papua mengusulkan nama Jembatan Lukmen karena menganggap dana yang dipakai banyak menggunakan APBD Provinsi Papua sehingga patut diberi penghargaan kepada pemimpin dalam eranya. 

Belakangan muncul lagi nama Rumadij yang diusulkan oleh Ondoafi Besar Herman Hamadi. Nama Rumadij diambil dari nama orang tuanya yang   merupakan sosok ondoafi Hamadi pertama.

Meski banyak nama yang diusulkan, Presiden Jokowi hanya menyebut Jembatan Youtefa. “Dengan ini saya meresmikan Jembatan Youtefa sebagai infrastruktur yang akan mempermudah dan memperpendek jarak untuk peningkatan ekonomi di kota ini,” kata Jokowi, kemarin. 

Jokowi terlihat bersemangat karena momentum peresmian ini bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda. Dirinya menganggap inilah momen yang tepat untuk kebangkitan daerah melalui infrastruktur. 

Sebelum tiba di Kota Jayapura, Presiden Jokowi dan rombongan terlebih mengunjungi Wamena. Kedatangan Presiden Jokowi mendapat sambutan meriah dari masyarakat. 

Rombongan Presiden Jokowi tiba di Jembatan Youtefa sekira pukul 15.00 WIT. Turun dari kendaraan kepresidenan, Presiden Jokowi bersama rombongan disambut tabuhan tifa dan musik adat kesenian masyarakat Papua, yang mana dibawakan para pemuda/i yang mengenakan pakaian adat nusantara.

Dari Jayapura, Presiden Joko Widodo dan rombongan langsung terbang ke Kota Ambon, Maluku melanjutkan kunjungan kerjanya ke Indonesia Timur. (fia/ade/gr/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya