Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

PON Ternyata Masih Menyisakan Hutang

JAYAPURA – Meski eventnya sudah berlangsung dua tahun lalu dan dinyatakan sukses, namun perhelatan PON di Papua rupanya masih menyimpan PR. Yang cukup mengejutkan adalah terkait hutang yang muncul setelah pelaksanaan event. Ini terungkap saat dibacakan dalam sidang APBD perubahan di ruang sidang DPRP pekan kemarin.

Fraksi Golkar sempat menyampaikan ini dalam laporannya. Dimana Ketua Fraksi Golkar, Tan Wie Long menyebut bahwa terkait  hutang PON XX, fraksi Golkar DPR Papua meminta perhatian gubernur  dan PB PON untuk berkoordinasi guna memverifikasi dengan para pihak terkait  guna memastikan penyelesaian hutang atau pembayaran yang belum tuntas.

“Jangan sampai ada pihak yang akhirnya dirugikan dari pelaksanaan kegiatan ini terutama pengusaha dan masyarakat,” jelas Tan Wie Long dalam laporan pendapat akhir fraksi para sidang rancangan peraturan daerah Papua tentang perubahan APBD tahun 2023.

Baca Juga :  Santer Pergantian Pj Sekda PPS Diganti?

Tak hanya Golkar, Kusmanto dari Komisi III juga  ikut menyinggung ini. “Kami minta perhatian gubernur untuk secepatnya melakukan verifikasi, koordinasi dengan semua pihak yang terkait termasuk pemerintah pusat untuk memastikan utang PB PON XX di Papua yang belum diselesaikan agar segera ditindaklanjuti,” ujar Kusmanto.

Fraksi Nasdem juga menyinggung soal PON, namun disini berkaitan dengan asset yang ditinggalkan. Terkait PON ini Fraksi Nasdem menyinggung soal persoalan yang dihadapi pasca PON.

“Pertama soal kendaraan bus yang ditinggal dimana menurut Fraksi Nasdem perlu dialokasikan anggaran untuk dilakukan perbaikan kemudian segera dihibahkan kepada yayasan atau lembaga keagamaan. Kedua untuk venue – venue milik Pemprov yang telah dihibahkan, Fraksi Nasdem meminta gubernur agar ini dibicarakan kembali penggunaannya agar dapat digunakan untuk pembinaan atlet Papua,” ujar Herlin Beatrix Monim sebagai pelapor.

Baca Juga :  Surat Pengusulan Bocor, Abisai Rollo Sebut Bisa ke Ranah Hukum

    Terkait ini Ketua Harian PB PON, Yunus Wonda menyampaikan bahwa hutang yang muncul tak lepas dari keterlambatan pemerintah pusat menuntaskan pembayaran. “Karena dicicil, makanya tidak semua terbayar, tapi ini sudah kami konfirmasi untuk segera pemerintah pusat menuntaskan. Tentu kami juga tidak mengharapkan hal ini terjadi,” singkat Yunus. (ade/tri)

JAYAPURA – Meski eventnya sudah berlangsung dua tahun lalu dan dinyatakan sukses, namun perhelatan PON di Papua rupanya masih menyimpan PR. Yang cukup mengejutkan adalah terkait hutang yang muncul setelah pelaksanaan event. Ini terungkap saat dibacakan dalam sidang APBD perubahan di ruang sidang DPRP pekan kemarin.

Fraksi Golkar sempat menyampaikan ini dalam laporannya. Dimana Ketua Fraksi Golkar, Tan Wie Long menyebut bahwa terkait  hutang PON XX, fraksi Golkar DPR Papua meminta perhatian gubernur  dan PB PON untuk berkoordinasi guna memverifikasi dengan para pihak terkait  guna memastikan penyelesaian hutang atau pembayaran yang belum tuntas.

“Jangan sampai ada pihak yang akhirnya dirugikan dari pelaksanaan kegiatan ini terutama pengusaha dan masyarakat,” jelas Tan Wie Long dalam laporan pendapat akhir fraksi para sidang rancangan peraturan daerah Papua tentang perubahan APBD tahun 2023.

Baca Juga :  Di Pasar Wamanggu, Kasat Binmas Gelar Jumat Curhat dengan Pedagang

Tak hanya Golkar, Kusmanto dari Komisi III juga  ikut menyinggung ini. “Kami minta perhatian gubernur untuk secepatnya melakukan verifikasi, koordinasi dengan semua pihak yang terkait termasuk pemerintah pusat untuk memastikan utang PB PON XX di Papua yang belum diselesaikan agar segera ditindaklanjuti,” ujar Kusmanto.

Fraksi Nasdem juga menyinggung soal PON, namun disini berkaitan dengan asset yang ditinggalkan. Terkait PON ini Fraksi Nasdem menyinggung soal persoalan yang dihadapi pasca PON.

“Pertama soal kendaraan bus yang ditinggal dimana menurut Fraksi Nasdem perlu dialokasikan anggaran untuk dilakukan perbaikan kemudian segera dihibahkan kepada yayasan atau lembaga keagamaan. Kedua untuk venue – venue milik Pemprov yang telah dihibahkan, Fraksi Nasdem meminta gubernur agar ini dibicarakan kembali penggunaannya agar dapat digunakan untuk pembinaan atlet Papua,” ujar Herlin Beatrix Monim sebagai pelapor.

Baca Juga :  Selamat Jalan Lisa, Sang Patriot Bangsa

    Terkait ini Ketua Harian PB PON, Yunus Wonda menyampaikan bahwa hutang yang muncul tak lepas dari keterlambatan pemerintah pusat menuntaskan pembayaran. “Karena dicicil, makanya tidak semua terbayar, tapi ini sudah kami konfirmasi untuk segera pemerintah pusat menuntaskan. Tentu kami juga tidak mengharapkan hal ini terjadi,” singkat Yunus. (ade/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya