Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Hidup dan Bekerjalah Dengan Roh Kristus

JAYAPURA – Ibadah perayaan Pentakosta II Klasis GKI Port Numbay Wilayah E yang digelar di lokasi wisata Hmen Sauw, Kampung Tobati, Senin (29/5) memberi banyak pesan terkait apa dan bagaimana manusia saat ini serta bagaimana bersikap layaknya mahluk ciptaan Tuhan. Pesan-pesan religi disampaikan di hadapan 11 jemaat agar mengingatkan kembali keberadaan roh pada diri masing-masing.

Seperti yang disampaikan sebelumnya oleh Ketua Panitia, Benhur Tomi Mano bahwa ada mimpi dan suka cita yang mendalam dirasakan masyarakat di Kampung Tobati khususnya jemaat Viadolorosa, Tobati. Pasalnya perayaan semacam ini sempat vakum selama 3 tahun akibat covid 19. Lalu ini kali pertama masyarakat Kampung Tobati menjadi tuan rumah acara akbar tersebut.

Tak tanggung – tanggung, dari penyampaian panitia, ibadah pentakosta II ini dihadiri hampir 3000 orang yang menggambarkan ada kerinduan mendalam untuk bisa berkumpul untuk beribadah bersama. Disini Tomi Mano  menyampaikan bahwa event ini juga mengingatkan jemaat untuk lebih memahami makna zending fest.

Pasalnya tugas dari sebuah lembaga pekabaran injil bukan hanya tugas dari sebuah lembaga atau organisasi tetapi menjadi tugas bersama.

“Kita berkumpul untuk merayakan peristiwa pencurahan roh kudus sebagai tanda penyertaan Tuhan atas gerejanya yang kemudian disebut pentakosta atau hari yang dimulainya pekabaran injil,” beber Tomi Mano membacakan sambutannya. Ia kembali mengucapkan apresiasi kepada seluruh suku yang ada di teluk Yotefa terlebih kepada suku Hassor yang mau memberikan lokasinya untuk digelar ibadah bersama.

Staf Ahli Pemkot, Robert Kambuaya  menyampaikan bahwa roh kudus akan menuntun langkah kita untuk memahami hal yang baik dan buruk. Saat ini dikatakan dari perkembangan jaman telah terjadi perubahan pola pikir akibat desakan jaman.

Tapi yang perlu diingat adalah manusia harus tetap berada pada jalur kristus. “Lalu kondisi kebangsaan sedang mendapat ujian hebat dampak dari merosotnya nilai moral, iman, hukum dan sosial. Ada yang tidak beres tapi pemerintah  punya kewenangan untuk memperbaiki agar semua kembali tertata,” tambahnya.

Sekretaris Sinode GKI, Pdt Daniel Kaigere menyampaikan bahwa manusia saat ini perlu merawat fikiran dengan firman Tuhan sebab barang siapa berfikir tentang roh maka ia akan menjelma menjadi roh.

Baca Juga :  Tiga Pemuda Tenggelam, 2 Ditemukan, 1 Hilang

Roh yang ada biarlah ia mengasihi sesama. Ia juga mengingatkan soal bagaimana menjaga lingkungan dimana manusia tersebut berada. Iapun memberikan penekanan bahwa sumber kecerdasan manusia itu ada pada perempuan dan bukan dari laki – laki.

Jika memiliki ayah atau kakek yang baik maka dipastikan nenek atau ibu kakek tersebut adalah sosok yang cerdas. “Manusia juga tidak memiliki kuasa pada sesama manusia melainkan hanya kepada mahluk hidup selain manusia,” tambahnya.  Kegiatan ibadah pentakosta II ini dibawakan oleh  Pdt Sientje Latuputy dimana sebelumnya Pdt Sientje dan beberapa pendeta lainnya dijemput dari Kampung Tobati menggunakan perahu menuju lokasi kegiatan.

Sesampainya di lokasi kegiatan rombongan disambut tari tarian adat setempat. Kedatangan rombongan pendeta ini dikawal langsung oleh ketua panitia. Diawal ceramahnya, ia menyinggung soal pakaian serta asesoris yang serba merah sebab merah. Ia menyebut bahwa merah  melambangkan unsur api, merah kekuningan. Yang artinya jika menggunakan merah menunjukkan kuasa roh kudus yang menguasai murid – murid Tuhan Yesus.

“Merah juga keberagaman dan semangat rohani kepada umat Kristen dan kita perlu percaya,” ucapnya. Dilanjutkan dalam ceramah ibadah bahwa sebelum Yesus berangkat ke sorga ia telah menyampaikan kepada muridnya bahwa roh kudus akan turun. Dan disitu Yesus mengatakan roh kudus sebagai penolong akan menyertai selama -lamanya. Karenanya manusia tak perlu ragu dengan keberadaan Yesus.

Namun usaha untuk terus mengabarkan injil diakui tak mudah dan bukan tanpa resiko sebab terkadang ada kuasa yang menentang para murid. “Memberitakan injil bukan satu kerja yang mudah. Tapi kami yakin roh kudus juga sebagai roh kebenaran akan menyertai dan akan diam di dalam umatnya. Murid juga tidak akan memberitakan asal bapak senang tapi sesuai perkataan Allah,” sambung  Sientje.

Ditambahkan bahwa roh kudus bukanlah sosok yang berbeda dari Yesus apalagi di bawah Yesus tapi diutus oleh bapa atas nama Yesus Kristus untuk mengajarkan dan mengingatkan atas semua yang sudah dikatakan.  Tanpa pertolongan roh kudus maka pekabaran injil tidak akan berjalan dengan baik. Hanya orang yang dikuasai roh allah yang bisa memahami perbuatan yang penuh rahasia.

Baca Juga :  Komitmen Atasi Penyebaran AIDS dan Hilangkan Stigma ODHIV

”Ketika roh bekerja, itu ada kekuatan seperti dinamit yang memecahkan hati yang keras sehingga orang yang saling membunuh bisa saling menerima seperti saudara. Karena itu kita yang sudah menerima firman Tuhan,” bebernya. Disini iapun mengingatkan bahwa anggota GKI bisa berbeda latar suku dan budaya serta gereja namun harus tetap satu dalam Tuhan yaitu roh Allah yang menggerakkan.

Lebih jauh dikatakan pada tahun 2024 GKI jangan sampai terpecah karena pilihan politik yang berbeda. Disini Sientje lantas menyampaikan bahwa orang kristen harus berpolitik karena harus ikut menentukan arah perjuangan bangsa.

”Kita tak boleh diam dan jadi penonton saja dan orang lain yang menentukan hidup bangsa kita. Kita perlu terlibat dalam pembangunan bangsa sehingga kita perlu berpolitik  dengan kekuatan  roh Allah dan hikmat Allah, bukan dengan kekuatan duniawi dan khidmad duniawi,” ajaknya.

Namun yang perlu diingat adalah tetap bertindak dengan dikuasai roh Allah sebab dirinya yakin Papua bisa berubah. Jika Papua tanah injil yang diberkati harus ditunjukkan dengan perbuatan. Tidak ada injil yang memecahkan manusia sehingga dalam GKI yang begitu majemuk dan masing – masing jiwa memiliki tubuh kristus.

Mau dari suku mana saja dan barang siapa memisahkan manusia karena suku maka ia tidak memiliki roh Allah dalam dirinya. ”Siapa yang mau lahir sebagai seorang Maluku, seorang Biak, itu bukan pilihan sebab Tuhan sudah menghadirkan ke dalam suku kita masing  masing sehingga jangan memisahkan manusia menurut suku sebab kita semua satu tubuh kristus,” tegasnya. Kembali Pdt Sientje  mengingatkan bahwa GKI tak boleh terpecah dan terpisah karena kepentingan suku dan kepentingan apapun.

”Berfikirlah dengan pikiran sorgawi. Kita adalah persekutuan sorgawi yang ada di dunia.  Papua bisa berubah kalau kita tetap dalam roh Allah, pertumpahan darah dan tangisan di Papua bisa berhenti hanya karena kuasa roh Allah. Kalau pemimpin bangsa ini berfikir dengan pikiran kristus dan dikuasai roh Allah maka Papua akan menjadi tanah damai. Jangan menyerah ketika sedang bekerja. Tetaplah menggunakan roh dan pemikiran kristus,” tutupnya. (ade/wen)

JAYAPURA – Ibadah perayaan Pentakosta II Klasis GKI Port Numbay Wilayah E yang digelar di lokasi wisata Hmen Sauw, Kampung Tobati, Senin (29/5) memberi banyak pesan terkait apa dan bagaimana manusia saat ini serta bagaimana bersikap layaknya mahluk ciptaan Tuhan. Pesan-pesan religi disampaikan di hadapan 11 jemaat agar mengingatkan kembali keberadaan roh pada diri masing-masing.

Seperti yang disampaikan sebelumnya oleh Ketua Panitia, Benhur Tomi Mano bahwa ada mimpi dan suka cita yang mendalam dirasakan masyarakat di Kampung Tobati khususnya jemaat Viadolorosa, Tobati. Pasalnya perayaan semacam ini sempat vakum selama 3 tahun akibat covid 19. Lalu ini kali pertama masyarakat Kampung Tobati menjadi tuan rumah acara akbar tersebut.

Tak tanggung – tanggung, dari penyampaian panitia, ibadah pentakosta II ini dihadiri hampir 3000 orang yang menggambarkan ada kerinduan mendalam untuk bisa berkumpul untuk beribadah bersama. Disini Tomi Mano  menyampaikan bahwa event ini juga mengingatkan jemaat untuk lebih memahami makna zending fest.

Pasalnya tugas dari sebuah lembaga pekabaran injil bukan hanya tugas dari sebuah lembaga atau organisasi tetapi menjadi tugas bersama.

“Kita berkumpul untuk merayakan peristiwa pencurahan roh kudus sebagai tanda penyertaan Tuhan atas gerejanya yang kemudian disebut pentakosta atau hari yang dimulainya pekabaran injil,” beber Tomi Mano membacakan sambutannya. Ia kembali mengucapkan apresiasi kepada seluruh suku yang ada di teluk Yotefa terlebih kepada suku Hassor yang mau memberikan lokasinya untuk digelar ibadah bersama.

Staf Ahli Pemkot, Robert Kambuaya  menyampaikan bahwa roh kudus akan menuntun langkah kita untuk memahami hal yang baik dan buruk. Saat ini dikatakan dari perkembangan jaman telah terjadi perubahan pola pikir akibat desakan jaman.

Tapi yang perlu diingat adalah manusia harus tetap berada pada jalur kristus. “Lalu kondisi kebangsaan sedang mendapat ujian hebat dampak dari merosotnya nilai moral, iman, hukum dan sosial. Ada yang tidak beres tapi pemerintah  punya kewenangan untuk memperbaiki agar semua kembali tertata,” tambahnya.

Sekretaris Sinode GKI, Pdt Daniel Kaigere menyampaikan bahwa manusia saat ini perlu merawat fikiran dengan firman Tuhan sebab barang siapa berfikir tentang roh maka ia akan menjelma menjadi roh.

Baca Juga :  Pasca Rekonstruksi, Kasus Holtekamp Siap Tahap I

Roh yang ada biarlah ia mengasihi sesama. Ia juga mengingatkan soal bagaimana menjaga lingkungan dimana manusia tersebut berada. Iapun memberikan penekanan bahwa sumber kecerdasan manusia itu ada pada perempuan dan bukan dari laki – laki.

Jika memiliki ayah atau kakek yang baik maka dipastikan nenek atau ibu kakek tersebut adalah sosok yang cerdas. “Manusia juga tidak memiliki kuasa pada sesama manusia melainkan hanya kepada mahluk hidup selain manusia,” tambahnya.  Kegiatan ibadah pentakosta II ini dibawakan oleh  Pdt Sientje Latuputy dimana sebelumnya Pdt Sientje dan beberapa pendeta lainnya dijemput dari Kampung Tobati menggunakan perahu menuju lokasi kegiatan.

Sesampainya di lokasi kegiatan rombongan disambut tari tarian adat setempat. Kedatangan rombongan pendeta ini dikawal langsung oleh ketua panitia. Diawal ceramahnya, ia menyinggung soal pakaian serta asesoris yang serba merah sebab merah. Ia menyebut bahwa merah  melambangkan unsur api, merah kekuningan. Yang artinya jika menggunakan merah menunjukkan kuasa roh kudus yang menguasai murid – murid Tuhan Yesus.

“Merah juga keberagaman dan semangat rohani kepada umat Kristen dan kita perlu percaya,” ucapnya. Dilanjutkan dalam ceramah ibadah bahwa sebelum Yesus berangkat ke sorga ia telah menyampaikan kepada muridnya bahwa roh kudus akan turun. Dan disitu Yesus mengatakan roh kudus sebagai penolong akan menyertai selama -lamanya. Karenanya manusia tak perlu ragu dengan keberadaan Yesus.

Namun usaha untuk terus mengabarkan injil diakui tak mudah dan bukan tanpa resiko sebab terkadang ada kuasa yang menentang para murid. “Memberitakan injil bukan satu kerja yang mudah. Tapi kami yakin roh kudus juga sebagai roh kebenaran akan menyertai dan akan diam di dalam umatnya. Murid juga tidak akan memberitakan asal bapak senang tapi sesuai perkataan Allah,” sambung  Sientje.

Ditambahkan bahwa roh kudus bukanlah sosok yang berbeda dari Yesus apalagi di bawah Yesus tapi diutus oleh bapa atas nama Yesus Kristus untuk mengajarkan dan mengingatkan atas semua yang sudah dikatakan.  Tanpa pertolongan roh kudus maka pekabaran injil tidak akan berjalan dengan baik. Hanya orang yang dikuasai roh allah yang bisa memahami perbuatan yang penuh rahasia.

Baca Juga :  Bobol Rumah, Dua Remaja Dibekuk

”Ketika roh bekerja, itu ada kekuatan seperti dinamit yang memecahkan hati yang keras sehingga orang yang saling membunuh bisa saling menerima seperti saudara. Karena itu kita yang sudah menerima firman Tuhan,” bebernya. Disini iapun mengingatkan bahwa anggota GKI bisa berbeda latar suku dan budaya serta gereja namun harus tetap satu dalam Tuhan yaitu roh Allah yang menggerakkan.

Lebih jauh dikatakan pada tahun 2024 GKI jangan sampai terpecah karena pilihan politik yang berbeda. Disini Sientje lantas menyampaikan bahwa orang kristen harus berpolitik karena harus ikut menentukan arah perjuangan bangsa.

”Kita tak boleh diam dan jadi penonton saja dan orang lain yang menentukan hidup bangsa kita. Kita perlu terlibat dalam pembangunan bangsa sehingga kita perlu berpolitik  dengan kekuatan  roh Allah dan hikmat Allah, bukan dengan kekuatan duniawi dan khidmad duniawi,” ajaknya.

Namun yang perlu diingat adalah tetap bertindak dengan dikuasai roh Allah sebab dirinya yakin Papua bisa berubah. Jika Papua tanah injil yang diberkati harus ditunjukkan dengan perbuatan. Tidak ada injil yang memecahkan manusia sehingga dalam GKI yang begitu majemuk dan masing – masing jiwa memiliki tubuh kristus.

Mau dari suku mana saja dan barang siapa memisahkan manusia karena suku maka ia tidak memiliki roh Allah dalam dirinya. ”Siapa yang mau lahir sebagai seorang Maluku, seorang Biak, itu bukan pilihan sebab Tuhan sudah menghadirkan ke dalam suku kita masing  masing sehingga jangan memisahkan manusia menurut suku sebab kita semua satu tubuh kristus,” tegasnya. Kembali Pdt Sientje  mengingatkan bahwa GKI tak boleh terpecah dan terpisah karena kepentingan suku dan kepentingan apapun.

”Berfikirlah dengan pikiran sorgawi. Kita adalah persekutuan sorgawi yang ada di dunia.  Papua bisa berubah kalau kita tetap dalam roh Allah, pertumpahan darah dan tangisan di Papua bisa berhenti hanya karena kuasa roh Allah. Kalau pemimpin bangsa ini berfikir dengan pikiran kristus dan dikuasai roh Allah maka Papua akan menjadi tanah damai. Jangan menyerah ketika sedang bekerja. Tetaplah menggunakan roh dan pemikiran kristus,” tutupnya. (ade/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya