Fraksi Golkar Pertegas Tak Mau “Mbalelo”

Sementara satu akademisi Uncen, DR Melyana Pugu  mengatakan bahwa adalah hal yang wajar disampaikan Constan Karma selaku kader senior. Ia melihat bahwa bisa saja Constan melihat jika proses kaderisasi jadi tidak berjalan dengan baik. Apalagi analisanya pada “pesta” kali ini banyak partai besar  tidak mengusung kadernya sendiri dan mengambil dari luar. Kondisi ini sepatutnya menjadi perhatian parpol untuk memperkuat kapasitas kadernya.

“Partai nasional harus memiliki memiliki komitmen untuk  melahirkan kader sendiri. Jangan tiba – tiba muncul calon yang tidak diketahui dan tiba – tiba muncul sebab orang itu berkualitas ketika ia diasah  berbagai hal  apakah pengalaman di birokrat di tengah masyarakat dan jika kader itu diproses dalam partai maka pastinya mereka sudah siap dan sudah teruji. Bukan tiba – tiba muncul,” sindir Melyana.

Karenanya ia menganggap ini PR besar agar partai mendapat pemimpin tidak secara instan. “Dan itu hak pak Constan untuk bersikap apalagi jika ia hidup dan AD/ART nya telah mendarah daging tentu harusnya AD/ART ini harus dilaksanakan dalam tatanan partai yang ada,” tegasnya.

“Menurut saya beliau berani menyampaikan pendapat seperti itu karena kaderisasi yang dibangun selama ini akhirnya menjadi sia – sia  karena tidak digunakan. Ini pelajaran berharga bagi partai sebab untuk menghadirkan sosok berkualitas memang tidak mudah,” tutupnya. (ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Sementara satu akademisi Uncen, DR Melyana Pugu  mengatakan bahwa adalah hal yang wajar disampaikan Constan Karma selaku kader senior. Ia melihat bahwa bisa saja Constan melihat jika proses kaderisasi jadi tidak berjalan dengan baik. Apalagi analisanya pada “pesta” kali ini banyak partai besar  tidak mengusung kadernya sendiri dan mengambil dari luar. Kondisi ini sepatutnya menjadi perhatian parpol untuk memperkuat kapasitas kadernya.

“Partai nasional harus memiliki memiliki komitmen untuk  melahirkan kader sendiri. Jangan tiba – tiba muncul calon yang tidak diketahui dan tiba – tiba muncul sebab orang itu berkualitas ketika ia diasah  berbagai hal  apakah pengalaman di birokrat di tengah masyarakat dan jika kader itu diproses dalam partai maka pastinya mereka sudah siap dan sudah teruji. Bukan tiba – tiba muncul,” sindir Melyana.

Karenanya ia menganggap ini PR besar agar partai mendapat pemimpin tidak secara instan. “Dan itu hak pak Constan untuk bersikap apalagi jika ia hidup dan AD/ART nya telah mendarah daging tentu harusnya AD/ART ini harus dilaksanakan dalam tatanan partai yang ada,” tegasnya.

“Menurut saya beliau berani menyampaikan pendapat seperti itu karena kaderisasi yang dibangun selama ini akhirnya menjadi sia – sia  karena tidak digunakan. Ini pelajaran berharga bagi partai sebab untuk menghadirkan sosok berkualitas memang tidak mudah,” tutupnya. (ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos