DR Melyana : Banyak Partai Besar Gagal Menyiapkan Kader
JAYAPURA – Fraksi DPR Papua juga angkat suara buntut pernyataan beda dukungan yang disampaikan satu senior Partai Golkar, Constan Karma yang menyampaikan kekecewaannya dan memilih mendukung satu kandidat yang bukan sesuai amanah partainya. Ketua Fraksi Golkar DPR Papua, Tan Wie Long menyampaikan sebagai kader dikatakan bahwa tak ada dualisme dukungan. Pernyataan Constan adalah pernyataan pribadi dan bukan penyampaian partai.
“Pertama kami sebagai kader Golkar wajib hukumnya untuk tegak lurus. DPP telah memutuskan SK siapa yang diusung sebagai calon kepala daerah maka hukumnya wajib didukung, diamankan dan wajib diperjuangkan untuk kemenangan,” kata Tan Wie Long didampingi wakil Ketua Fraksi Golkar DPR Papua, Yansen Monim di Kantor DPRP, Kamis (26/9).
Ketua Harian DPD Golkar Papua tersebut menjelaskan terkait pernyataaan yang bertolak belakang dengan putusan partai maka putusan tersebut bersifat individu. Dan iapun menegaskan bahwa arah perjuangan untuk Pilkada kali ini sudah diputuskan. Pihaknya juga menyatakan masih solid.
“Kerja keras untuk memenangkan yang diputuskan oleh DPP Partai Golkar baik itu kepala daerah provinsi, kabupaten maupun kota harus dimenangkan,” tegasnya.
Terkait soal putusan partai yang mengambil calon bukan dari internal partai menurut Tan Wie Long, bahwa itu merupakan putusan internal partai yang tidak di intervensi dan kader-kader partai Golkar harus berkompetisi secara sehat.Â
“Semua berpeluang namun itu adalah keputusan ketua umum partai Golkar Pusat dan kita harus menghormati keputusan tersebut, terkait kader yang belum terpanggil untuk berkompetisi di pemilihan kepala daerah harus bisa bersaing secara sehat,” terangnya.
Disini Tan Wie Long tak setuju jika dikatakan Golkar gagal menyiapkan kadernya sendiri untuk maju dalam bursa pencalonan. “Itu yang tadi  disampaikan, semua berpeluang tapi ada survei yang dilakukan dan syarat lainnya. Keputusan harus dihormati,” imbuhnya.
Intinya kata Tan Wie Long pihaknya tak ingin Mbalelo alias neko – neko dan membuat gerakan tambahan. Yansen Monim menambahkan bahwa dirinya juga akan tegak lurus mendukung putuskan dari DPP.
“Apapun resikonya. Tegak lurus tidak boleh menentang apa yang sudah diputuskan DPP sebab aturannya sudah jelas,” tutupnya.