Kapendam: OPM Akan Membakar Rumah Sakit, Makanya Kita Jaga
JAYAPURA – Beberapa hari pasca terjadinya kontak tembak antara aparat keamanan dan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Paniai situasi di Paniai nampaknya belum 100 persen pulih.
Bahkan kabar terbarunya Minggu (26/5) kemarin, RSUD Paniai terpaksa tidak melakukan pelayanan alias ditutup. Ini tak lepas dari kekhawatiran petugas medis di rumah sakit tersebut.
“Dari laporan salah satu dokter menyebut jika staf di rumah sakit khusus yang orang asli Papua mereka takut dengan aparat sedangkan untuk para dokter mereka takut dengan KKB,” jelas Jhon Gobai, Ketua Kelompok Khusus (Poksus) DPR Papua, Minggu (26/5) kemarin.
Dikatakan, kondisi rumah sakit memang tutup namun di IGD masih dibuka. Hanya saja tidak ada yang menjaga karena ketakutan dengan situasi terkini. Alhasil ada juga barang-barang inventaris rumah sakit yang hilang.
“Pasien diarahkan ke Puskesmas Enaro dulu,” imbuh Jhon yang juga berasal dari Paniai. Terkait ini ia meminta aparat keamanan maupun KKB harus bisa sama-sama menahan diri dan tidak membuat gerakan tambahan.
“Kembali atau tarik semua ke markas dulu. Mau itu TNI Polri atau KKB jangan buat aksi dulu sebab berdampak pada masyarakat. Hentikan kontak tembak dan lainnya sebab semua harus memikirkan kondisi masyarakat saat ini,” tegas Jhon.
Sementara Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan menyatakan informasi terkait aparat mengusir kemudian menutup paksa IGD adalah hoax alias informasi yang tidak benar.
“Berita yang menyebar itu adalah hoax yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya,” tegas Kapendam. Justru menurutnya saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut.
“Jadi masyarakat disana ketakutan terkait adanya informasi bahwa OPM akan membakar rumah sakit makanya meminta aparat menjaga. Bahkan aparat TNI hadir di RSUD Madi atas permintaan dari Tim Medis karena merasa terancam dari aksi OPM,” imbuhnya.
“Ada juga foto lama yang dikaitkan dengan kondisi sekarang. Soal penutupan pintu IGD, kami sudah konfirmasi pihak RSUD dan dijelaskan bahwa pihaknya menutup pintu dengan memalang karena kunci pintu rusak, sehingga takut obat-obatan dan alat medis hilang,” imbuhnya.
Demikian pula karena tidak memiliki Dokter spesialis anak, sehingga pasien anak-anak saat ini dialihkan ke RS Deiyai. “Tenaga Medis dan pihak RSUD Madi telah membantah berita itu. Bahkan menegaskan bahwa pegawai RSUD menutup pintu dengan cara memalang karena takut obat-obatan dan alat medis hilang. Sedangkan pasien anak-anak dialihkan ke RS Deiyai karena tidak memiliki Dokter spesialis anak. Jadi sekarang sudah jelas bahwa TNI tidak pernah mengusir pasien,” tambah Candra.
Di tempat terpisah, Anggota DPRP) Nasson Utty menegaskan, aparat keamanan (TNI/Polri) dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB/OPM) untuk tidak mengganggu aktifitas pelayanan publik di RSUD Madi, Kabupaten Paniai, Provinsi Papua Tengah.
” Mereka harus menghargai dan menghormati profesionalitas tenaga medis dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat (pasien),” Ucap Nason Utty kepada media ini via Ponselnya Minggu, (26/5/2024).
Ia juga meminta, Pemkab Paniai untuk tidak berdiam diri dan memberikan akses jaminan kesehatan dan keamanan pada masyarakat.
Sementara itu Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Papua Tengah, Jennifer Darling Tabuni menjelaskan, proses tahapan Pilkada di Kabupaten Paniai terus berjalan walau kondisi di tempat itu sedang tidak baik-baik saja.
“Sekarang ini proses tahapan Pilkada ada di perekrutan panitia pemungutan suara (PPS) karena tanggal 26 jadwal secara nasional adalah pelantikan. Puji Tuhan, Proses tahapan ini sangat lancar di Paniai, ” ujar Ketua KPU Papua Tengah, Jennifer Darling Tabuni kepada awak media, sabtu (25/5).
Ia juga memastikan pihak keamanan berkontribusi dalam melakukan pengamanan proses tahapan pilkada di Paniai. ” Kepolisian menjamin proses tetap berjalan, ” imbuhnya.
Menurutnya, dia diminta untuk menahan diri melakukan monitoring ke KPU Paniai dengan alasan keamanan.
” Mungkin minggu depan baru kami bisa naik untuk supervisi dan monitoring ke KPU Paniai, ” pungkasnya. (ade/txt/wen)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos