Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

Polda Papua Turunkan Tim, Warga Diimbau Tidak Terprovokasi

OLAH TKP: Penyidik Satuan Reskrim Polres Nabire saat melakukan olah TKP di  Jalan Trans Nabire-Enarotali tepatnya di Kampung Ekimani, Distrik Kamu Utara, Kabupaten Dogiyai, Kamis (27/2).  ( FOTO: Humas Polda Papua for Cepos)

Terkait Kasus Tewasnya Sopir Truk di Dogiyai

JAYAPURA-Video detik-detik tewasnya seorang sopir truk bernama Yus Yunus (26) viral di media sosial. Dalam video tersebut, Yus Yunus menjadi korban kekerasan oknum  warga di Dogiyai, Minggu (23/2). Mirisnya, korban dianiaya oknum warga hingga tewas di hadapan Polisi yang berada di TKP saat itu.

Terkait dengan tindakan tersebut, Kapolda Papua, Irjen. Pol. Paulus Waterpauw menyesalkan dan sangat prihatin atas tindakan itu. Untuk itu, dirinya mengimbau masyarakat untuk menahan diri dan tidak mudah terprovokasi.

“Saya dapat  informasi korban itu dicurigai yang melakukan tabrak lari terhadap korban  yang meninggal sebelumnya. Tapi ternyata bukan dia sebenarnya,” ucap Kapolda kepada wartawan usai memimpin upacara kenaikan tipe Polresta Jayapura Kota, Kamis (27/2).

Atas insiden itu lanjut Kapolda, pihaknya sudah menurunkan tim ke lapangan guna mengklarifikasi fakta yang sesungguhnya yang terjadi. “Apabila itu bukan, maka saya pikir para pelaku penganiayaan harus ditindak. Seharusnya dia (korban-red) tidak dihakimi seperti itu. Apalagi sudah dalam perlindungan Kepolisian, harusnya  mereka mampu melindungi korban. Tapi okelah itu situasional nanti kita akan cek semua,” sesalnya.

Dirinya berharap kedepan apabila sudah dalam perlindungan Kepolisian, masyarakat juga pahami situasi, jangan terus memaksa kehendak. “Kalau saya bayangkan anggota di lapangan melakukan tindakan tegas terhadap masyarakat itu pasti ada korban juga. Kalau mau kuat kuatan begitu, kan tidak boleh begitu,” tutur Kapolda.

Harusnya, masyarakat menghormati dan menghargai anggota yang sudah ada di lapangan yang datang dari jauh untuk menangani masalah tersebut. “Saya prihatin dengan perbuatan oknum masyarakat seperti ini. Yang jelas, kita akan  proses karena itu dugaan saya salah alamat,” tegasnya.

Sementara itu, sebanyak 11 saksi telah diperiksa penyidik Satuan Reskrim Polres Nabire terkait tewasnya Yus Yunus (25), korban penyeroyokan yang tewas diamuk masa di 

Jalan Trans Nabire-Enarotali tepatnya di Kampung Ekimani, Distrik Kamu Utara, Kabupaten Dogiyai, Minggu (23/2).

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal menyebutkan, 11 orang saksi yang sebagian merupakan anggota Polri yang saat itu mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus kecelakaan.

“Para pelaku masih dilakukan pengejaran oleh anggota kami di lapangan. Selain itu, Polda Papua saat ini juga telah menurunkan tim untuk melakukan klarifikasi terkait kejadian tersebut untuk mencari fakta-fakta yang terjadi di lapangan,” jelas Kamal.

Adapun para pelaku dapat dijerat dengan pasal sebagaimana dimaksud dalam Primair Pasal 170 Ayat (2) Ke-3 KUHP Subsidar Pasal 351 Ayat (3) KUH Pidana, yaitu tentang Tindak Pidana Secara Bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang dan barang yang mengakibatkan korban meninggal dunia dengan ancaman hukuman penjara paling lama 7 tahun.

Baca Juga :  Di Nduga Seorang Pelajar Tewas Tertembak OTK

Kamal juga memastikan pasca kejadian tersebut saat ini situasi di Distrik Kamu Kabupaten Dogiyai aman dan kondusif.

Dalam olah TKP tindak Pidana secara bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang dan barang yang mengakibatkan korban meninggal dunia yang terjadi pada (23/2). Anggota mengamankan barang bukti berupa 11 buah batu, 2 buah kayu buah, 1 buah serpihan kaca mobl truck dan 1 buah besi kaca spion truck. 

Sementara itu, kasus tewasnya seorang sopir bernama Yus Yunus (26) di Jalan Trans Nabire Kabupaten Dogiyai akbat dikeroyok sejumlah orang memantik protes dari Kerukunan Keluarga Mandar Sulawesi Barat (KKMSB) Provinsi Papua. 

Paguyuban di bawah KKSS ini meminta dilakukan penegakan hukum dari kasus tersebut. Tak hanya kepada pelaku pengeroyokan tetapi juga oknum polisi yang dianggap melakukan pembiaran sehingga mengakibatkan Yus Yunus meninggal dunia di lokasi kejadian.

 Beberapa hari terakhir di media sosial juga ramai disebar video kekerasan tersebut dimana korban terlihat dikejar beberapa orang kemudian dianiaya. Korban yang bekerja sebagai sopir ini sempat meminta perlindungan dengan cara memeluk beberapa anggota polisi yang memegang senjata namun nyawanya tetap tak tertolong. Korban tewas di lokasi kejadian dengan kondisi wajah bersimbah darah.  “Yus Yunus meninggal dengan cara tragis dimana ia dipukul dan dikeroyok di depan polisi tapi tetap meninggal.  Dalam video korban didatangi sejumlah orang karena dianggap menabrak ternak babi hingga mati. Namun kami sudah mengkonfirmasi ke istri almarhum, Meyla yang kini di kampung halaman bahwa itu tak benar,” kata Sekretaris Umum KKMSB, Burhanudin didampingi Darwis Massi salah satu anggota DPR Papua di Kotaraja, Kamis (27/2).

 Cerita sang istri ketika itu pada Minggu (23/2) sang suaminya membawa mobil melintas di lokasi dan di depan terlihat ada pengendara motor melaju kencang dan tiba-tiba ada 3 ekor babi melintas. Babi ini ditabrak hingga pengendara motor tersebut terpelanting. Informasinya pengendara motor ini meninggal begitu juga dengan babi yang ditabrak. Nah Yus Yunus yang berada di belakang berusaha menghindari korban  sehingga mobilnya keluar dari jalan aspal. Iapun melapor ke polisi soal kejadian tersebut. Namun naas ketika kembali ke TKP ia justru menjadi bulan bulanan dan polisi tak bisa melerai para pelaku hingga akhirnya mengeroyok korban hingga tewas. 

 “Dari kejadian ini KKMSB menyatakan sikap bahwa pertama kami ikut berduka cita atas kejadian tersebut, kedua mengutuk keras tindakan main hakim sendiri dan mendesak pihak keamanan melakukan penegakan hukum terhadap pelaku pembunuhan. Ketiga mendesak pemerintah setempat untuk mengeluarkan Perda soal ternak yang tak boleh berkeliaran,” ucap Burhanuddin membacakan pernyataan sikap yang ditandatangani oleh Ketua KKMSB, H. Nurhabri, SH., MH. Surat ini akan diteruskan hingga ke KKSB pusat termasuk ke Gubernur Lukas Enembe. 

Baca Juga :  Polisi Diminta Bebaskan Mahasiswa yang Ikut Mimbar Bebas

 Jenazah korban sendiri kata Burhanuddin langsung diterbangkan dari Nabire ke kampung halamannya di Polewali Mandar dan malam Rabu (26/2) telah dimakamkan. “Kami juga mendengar informasi jika Polda Sulbar tengah berkoordinasi dengan Polda Papua atas kejadian ini sebab masyarakat di Polman sudah mengetahui kasusnya,” jelas Burhanuddin. 

Sementara salah satu anggota DPR, Darwis Massi menyayangkan terjadinya kasus pengeroyokan yang berujung kematian terhadap sopir lintas kabupaten bernama Yus Yunus yang terjadi beberapa hari lalu. 

 Berita ini sempat viral karena dibagikan lebih dari 1.000 kali dan memantik banyak komentar pedas dari para netizen. Polisi dianggap melakukan pembiaran dari terjadinya pengeroyokan tersebut. “Sangat kami sayangkan kejadian tersebut artinya oknum Polisi yang ada di lapangan tidak bisa memberikan rasa aman dan keselamatan bagi warga. Kalau sudah begini mau dibilang apa?,”  ujar Darwis melalui ponselnya, Kamis (27/2). 

Ia meminta oknum Polisi tersebut diproses hukum termasuk para pelaku pengeroyokan sebab ia tak habis pikir jika pengeroyokan terjadi di hadapan Polisi hingga korban tewas.  Apalagi kasus awalnya hanya persoalan kecelakaan lalu lintas yang sejatinya bisa diselesaikan. 

Darwis menganggap Polisi tak melakukan SOP sehingga korban yang sudah meminta pertolongan justru menjadi bulan-bulanan.  Dari video berdurasi 2 menit 7 detik ini terlihat jelas korban berlari meminta pertolongan dan memeluk beberapa kali anggota Polisi yang memegang senjata tapi tidak ada upaya lebih untuk menghentikan pengeroyokan tersebut. “Kami prihatin dan menyesal melihat kejadian tersebut dan saya pikir ini bisa menimbulkan protes kelompok masyarakat jika tak segera ditangani,” imbuhnya. 

Ia melihat sejatinya ada waktu yang cukup lama untuk bisa mengamankan korban tanpa harus menunggu mati konyol di lokasi kejadian. “Harusnya aparat menyelamatkan korban. Saya tanyakan sejauhmana SOP yang harus dilakukan dalam situasi seperti itu. Jika SOP ini dilakukan kami pikir tidak akan meninggal. Korban dikejar dan sudah tertidur masih dihantam dengan batu untuk memastikan korban meninggal. Kami katakan ini ada proses pembiaran dari oknum polisi yang ada di lokasi. Harusnya ia menjaga dan melindungi warga apalagi di depan mata. Harusnya diselamatkan,” pungkasnya. (fia/ade/nat)

OLAH TKP: Penyidik Satuan Reskrim Polres Nabire saat melakukan olah TKP di  Jalan Trans Nabire-Enarotali tepatnya di Kampung Ekimani, Distrik Kamu Utara, Kabupaten Dogiyai, Kamis (27/2).  ( FOTO: Humas Polda Papua for Cepos)

Terkait Kasus Tewasnya Sopir Truk di Dogiyai

JAYAPURA-Video detik-detik tewasnya seorang sopir truk bernama Yus Yunus (26) viral di media sosial. Dalam video tersebut, Yus Yunus menjadi korban kekerasan oknum  warga di Dogiyai, Minggu (23/2). Mirisnya, korban dianiaya oknum warga hingga tewas di hadapan Polisi yang berada di TKP saat itu.

Terkait dengan tindakan tersebut, Kapolda Papua, Irjen. Pol. Paulus Waterpauw menyesalkan dan sangat prihatin atas tindakan itu. Untuk itu, dirinya mengimbau masyarakat untuk menahan diri dan tidak mudah terprovokasi.

“Saya dapat  informasi korban itu dicurigai yang melakukan tabrak lari terhadap korban  yang meninggal sebelumnya. Tapi ternyata bukan dia sebenarnya,” ucap Kapolda kepada wartawan usai memimpin upacara kenaikan tipe Polresta Jayapura Kota, Kamis (27/2).

Atas insiden itu lanjut Kapolda, pihaknya sudah menurunkan tim ke lapangan guna mengklarifikasi fakta yang sesungguhnya yang terjadi. “Apabila itu bukan, maka saya pikir para pelaku penganiayaan harus ditindak. Seharusnya dia (korban-red) tidak dihakimi seperti itu. Apalagi sudah dalam perlindungan Kepolisian, harusnya  mereka mampu melindungi korban. Tapi okelah itu situasional nanti kita akan cek semua,” sesalnya.

Dirinya berharap kedepan apabila sudah dalam perlindungan Kepolisian, masyarakat juga pahami situasi, jangan terus memaksa kehendak. “Kalau saya bayangkan anggota di lapangan melakukan tindakan tegas terhadap masyarakat itu pasti ada korban juga. Kalau mau kuat kuatan begitu, kan tidak boleh begitu,” tutur Kapolda.

Harusnya, masyarakat menghormati dan menghargai anggota yang sudah ada di lapangan yang datang dari jauh untuk menangani masalah tersebut. “Saya prihatin dengan perbuatan oknum masyarakat seperti ini. Yang jelas, kita akan  proses karena itu dugaan saya salah alamat,” tegasnya.

Sementara itu, sebanyak 11 saksi telah diperiksa penyidik Satuan Reskrim Polres Nabire terkait tewasnya Yus Yunus (25), korban penyeroyokan yang tewas diamuk masa di 

Jalan Trans Nabire-Enarotali tepatnya di Kampung Ekimani, Distrik Kamu Utara, Kabupaten Dogiyai, Minggu (23/2).

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal menyebutkan, 11 orang saksi yang sebagian merupakan anggota Polri yang saat itu mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus kecelakaan.

“Para pelaku masih dilakukan pengejaran oleh anggota kami di lapangan. Selain itu, Polda Papua saat ini juga telah menurunkan tim untuk melakukan klarifikasi terkait kejadian tersebut untuk mencari fakta-fakta yang terjadi di lapangan,” jelas Kamal.

Adapun para pelaku dapat dijerat dengan pasal sebagaimana dimaksud dalam Primair Pasal 170 Ayat (2) Ke-3 KUHP Subsidar Pasal 351 Ayat (3) KUH Pidana, yaitu tentang Tindak Pidana Secara Bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang dan barang yang mengakibatkan korban meninggal dunia dengan ancaman hukuman penjara paling lama 7 tahun.

Baca Juga :  Adu Mulut Berujung Bentrok, 4 Buruh TKBM Luka-luka

Kamal juga memastikan pasca kejadian tersebut saat ini situasi di Distrik Kamu Kabupaten Dogiyai aman dan kondusif.

Dalam olah TKP tindak Pidana secara bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang dan barang yang mengakibatkan korban meninggal dunia yang terjadi pada (23/2). Anggota mengamankan barang bukti berupa 11 buah batu, 2 buah kayu buah, 1 buah serpihan kaca mobl truck dan 1 buah besi kaca spion truck. 

Sementara itu, kasus tewasnya seorang sopir bernama Yus Yunus (26) di Jalan Trans Nabire Kabupaten Dogiyai akbat dikeroyok sejumlah orang memantik protes dari Kerukunan Keluarga Mandar Sulawesi Barat (KKMSB) Provinsi Papua. 

Paguyuban di bawah KKSS ini meminta dilakukan penegakan hukum dari kasus tersebut. Tak hanya kepada pelaku pengeroyokan tetapi juga oknum polisi yang dianggap melakukan pembiaran sehingga mengakibatkan Yus Yunus meninggal dunia di lokasi kejadian.

 Beberapa hari terakhir di media sosial juga ramai disebar video kekerasan tersebut dimana korban terlihat dikejar beberapa orang kemudian dianiaya. Korban yang bekerja sebagai sopir ini sempat meminta perlindungan dengan cara memeluk beberapa anggota polisi yang memegang senjata namun nyawanya tetap tak tertolong. Korban tewas di lokasi kejadian dengan kondisi wajah bersimbah darah.  “Yus Yunus meninggal dengan cara tragis dimana ia dipukul dan dikeroyok di depan polisi tapi tetap meninggal.  Dalam video korban didatangi sejumlah orang karena dianggap menabrak ternak babi hingga mati. Namun kami sudah mengkonfirmasi ke istri almarhum, Meyla yang kini di kampung halaman bahwa itu tak benar,” kata Sekretaris Umum KKMSB, Burhanudin didampingi Darwis Massi salah satu anggota DPR Papua di Kotaraja, Kamis (27/2).

 Cerita sang istri ketika itu pada Minggu (23/2) sang suaminya membawa mobil melintas di lokasi dan di depan terlihat ada pengendara motor melaju kencang dan tiba-tiba ada 3 ekor babi melintas. Babi ini ditabrak hingga pengendara motor tersebut terpelanting. Informasinya pengendara motor ini meninggal begitu juga dengan babi yang ditabrak. Nah Yus Yunus yang berada di belakang berusaha menghindari korban  sehingga mobilnya keluar dari jalan aspal. Iapun melapor ke polisi soal kejadian tersebut. Namun naas ketika kembali ke TKP ia justru menjadi bulan bulanan dan polisi tak bisa melerai para pelaku hingga akhirnya mengeroyok korban hingga tewas. 

 “Dari kejadian ini KKMSB menyatakan sikap bahwa pertama kami ikut berduka cita atas kejadian tersebut, kedua mengutuk keras tindakan main hakim sendiri dan mendesak pihak keamanan melakukan penegakan hukum terhadap pelaku pembunuhan. Ketiga mendesak pemerintah setempat untuk mengeluarkan Perda soal ternak yang tak boleh berkeliaran,” ucap Burhanuddin membacakan pernyataan sikap yang ditandatangani oleh Ketua KKMSB, H. Nurhabri, SH., MH. Surat ini akan diteruskan hingga ke KKSB pusat termasuk ke Gubernur Lukas Enembe. 

Baca Juga :  Wamena Mulai Kondusif, Penerbangan Dibuka

 Jenazah korban sendiri kata Burhanuddin langsung diterbangkan dari Nabire ke kampung halamannya di Polewali Mandar dan malam Rabu (26/2) telah dimakamkan. “Kami juga mendengar informasi jika Polda Sulbar tengah berkoordinasi dengan Polda Papua atas kejadian ini sebab masyarakat di Polman sudah mengetahui kasusnya,” jelas Burhanuddin. 

Sementara salah satu anggota DPR, Darwis Massi menyayangkan terjadinya kasus pengeroyokan yang berujung kematian terhadap sopir lintas kabupaten bernama Yus Yunus yang terjadi beberapa hari lalu. 

 Berita ini sempat viral karena dibagikan lebih dari 1.000 kali dan memantik banyak komentar pedas dari para netizen. Polisi dianggap melakukan pembiaran dari terjadinya pengeroyokan tersebut. “Sangat kami sayangkan kejadian tersebut artinya oknum Polisi yang ada di lapangan tidak bisa memberikan rasa aman dan keselamatan bagi warga. Kalau sudah begini mau dibilang apa?,”  ujar Darwis melalui ponselnya, Kamis (27/2). 

Ia meminta oknum Polisi tersebut diproses hukum termasuk para pelaku pengeroyokan sebab ia tak habis pikir jika pengeroyokan terjadi di hadapan Polisi hingga korban tewas.  Apalagi kasus awalnya hanya persoalan kecelakaan lalu lintas yang sejatinya bisa diselesaikan. 

Darwis menganggap Polisi tak melakukan SOP sehingga korban yang sudah meminta pertolongan justru menjadi bulan-bulanan.  Dari video berdurasi 2 menit 7 detik ini terlihat jelas korban berlari meminta pertolongan dan memeluk beberapa kali anggota Polisi yang memegang senjata tapi tidak ada upaya lebih untuk menghentikan pengeroyokan tersebut. “Kami prihatin dan menyesal melihat kejadian tersebut dan saya pikir ini bisa menimbulkan protes kelompok masyarakat jika tak segera ditangani,” imbuhnya. 

Ia melihat sejatinya ada waktu yang cukup lama untuk bisa mengamankan korban tanpa harus menunggu mati konyol di lokasi kejadian. “Harusnya aparat menyelamatkan korban. Saya tanyakan sejauhmana SOP yang harus dilakukan dalam situasi seperti itu. Jika SOP ini dilakukan kami pikir tidak akan meninggal. Korban dikejar dan sudah tertidur masih dihantam dengan batu untuk memastikan korban meninggal. Kami katakan ini ada proses pembiaran dari oknum polisi yang ada di lokasi. Harusnya ia menjaga dan melindungi warga apalagi di depan mata. Harusnya diselamatkan,” pungkasnya. (fia/ade/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya