Site icon Cenderawasih Pos

Palang SMAN 4 Jayapura Belum Dibuka

Tampak Puluhan Orang Tua Peserta Didik Baru, berkumpul di depan Gerbang SMAN 4 Jayapura ingin mempertanyakan hasil tes anak anaknya. (FOTO:Karel/Cepos)

Ortu Protes Daftar di SMAN 4 Malah “Dilempar” ke SMA Swasta

Tidak ada Pengumuman yang Lulus Sayangnya pasca pengumuman hasil, anaknya juga tidak mengetahui hasil kelulisannya. Kita jadi bingung anak saya ini lulus atau tidak, karena sampai hari ini (Selasa red) tidak ada hasil di website PPDB,” kata Wawan.

JAYAPURA-Palang SMAN 4 Jayapura belum dibuka oleh pemilik ulayat, hingga tadi malam pukul 21.00 WIT pintu gerbang SMAN 4 Jayapura masih tertutup dengan kayu dan dedaunan.

Kepala Sekolah SMAN 4 Jayapura Anton Djoko yang dihubungi tadi malam mangatakan pihaknya telah menemui Ondoafi, dan pihak ondoafi berjanji membuka palang, Selasa kemarin, tapi sayangnya hingga malam palang belum juga dibuka.

“Saya siang tadi, sudah ketemu dan janjinya sore dibuka tapi kenyataannya belum dibuka,” kata Anthon melalui pesan singkat kepada Cendrawasih pos, Selasa malam.

Kondisi inipun mendapatkan kecaman dari orang tua peserta didik baru yang tidak lulus seleksi. Pasalnya mereka ingin menemui pihak sekolah meminta klarifikasi terkait hasil tes, namun pihak sekolah tidak ada di lokasi.

Betuel O. Aronggear salah satu orang tua peserta didik baru yang datang ke SMAN 4 Jayapura Selasa (25/6) siang kemarin. Betuel bersama puluhan orang tua peserta didik baru datang ke lokasi sekolah karena ingin menemui pihak sekolah terkait hasil tes dari anaknya. Anaknya itu ikut tes di SMAN 4 Jayapura, namun sayangnya oleh panitia PPDB, justru dialihkan masuk di SMA Kalam Kudus.

“Anak saya tes di SMAN 4, tapi dialihkan di SMA Kalam Kudus, padahal dia tidak pernah pilih SMA Kalam Kudus, ini siapa yang atur begini,” tandasnya.

Dia pun menduga adanya permainan dibalik PPDB Kota Jayapura, khususnya di SMAN 4 Jayapura. Itu dilihat dari proses pengumuman hasil. Dimana pengumuman hasil PPDB dilakukan malam hari.

“Waktu kerja itu siang hari, tapi pengumuman PPDB di Kota Jayapura dilakukan malam hari, ada apa ini !, siapa yang bermain dibalik ini, oknum siapa yang bekerja malam hari buka pengumuman ini,” tanya Betuel.

Diapun mengatakan proses pendidikan di Papua telah diatur jelas didalam  UU OTSUS. UU Otsus telah mengatur hak masyarakat Papua mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak. Tapi nyatanya proses yang dilakukan panitia PPDB tahun 2024 ini justru melenceng jauh dari perintah UU tersebut.

Meskipun PPDB kata Betuel mengacu pada beberapa persayaratan, seperti jalur prestasi, jalur zonasi maupun persyaratan lain, tapi dari antara persyaratan tersebut mestinya mengutamakan OAP baik Port Numbay maupun OAP pada umumnya.

“Anak saya seleksi melalui jalur prestasi, dari SD hingga SMP dia berprestasi bahkan pengumuman kelulusan kemarin di SMPN 9 dia masuk 10 besar, tapi kenapa dibuang ke Kalam Kudus, maksudnya apa,  padahal dia ini OAP,” kata Betuel.

bahkan, anaknya pun peserta olimpiaxe matematika, serta prestasi lain yang diraih, sayangnya justru tidak lulus di SMAN 4 Jayapura, kemudian panitia justru mengalihkan anaknya itu masuk di SMA Kalam Kudus.

“Ada apa kenapa anak saya tidak diterima di SMAN 4, tapi malah dibuang ke Kalam Kudus, siapa yang bermain dengan ini,” kata Betuel.

Diapun mempertanyakan urgensi PPDB tahun ini dikelola pemerintah Kota Jayapura. Sebab menurutnya kewenangan PPDB menjadi tanggunjawab pihak sekolah.

Integrasi pemerataan siswa untuk setiap sekolahpun telah diatur dengan adanya aturan melalui beberapa jalur pendaftaran yang ada. Lantas pemerintah justru mengintervensi hal itu, yang justru membuat PPDB tahun ini semakin amburadul.

“SMA Kalam Kudus ini sekolah swasta, Kami orang Papua punya hak masuk di sekolah negeri, karena Sekolah negeri dibentuk untuk meningkatkan kualitas orang Papua, tapi nyatanya hari ini kami justru dipermainkan oleh oknum yang tidak bertanggunjawab,” tegasnya.

Diapun meminta persoalan ini diselesaikan dengan memberi ruang sepenuhnya bagi OAP, untuk mengikuti pendidikan di sekolah negeri. “Sekolah yayasan itu pilihan, tapi negeri ini wajib bagi OAP, kenapa kami diatur seperti ini, anak kami mau pintar,” tegasnya.

Sementara itu Welem orang tua dari peserta didik baru bernama Micele mengatakan anaknya (Michele red) telah mengikuti pendaftaran online melalui website PPDB Kota Jayapura. Michele sendiri memilih SMAN 4 Jayapura, inipun dipilih karena mereka tinggal di Kompleks SMAN 4 Jayapura, tepatnya di belakang gedung sekolah.

Meski telah mengikuti pendaftaran, dan verifikasi berkas, namun pada saat pengumuman hasil pada Jumat (21/6) malam lalu anaknya itu tidak mengetahui hasil yang sebenarnya.

Pasalnya pada website PPD itu tidak dituliskan hasil pengumuman entah itu lulus ataupun tidak. “Kami bingung, anak saya sampai hari ini tidak tahu lulus disekolah mana, karena tidak ada hasil di webiste PPDB,” kata Welem, kepada Cendrawasih pos di depan Gerbang SMAN 4 Jayapura Selasa kemarin.

Diapun telah berupaya menemui pihak sekolah untuk mendapatkan penjelasan terkait hal tersebut. Namun sayang pihak sekolah belum dapat ditemui, lantaran sejak sabtu gedung sekolah SMAN 4 ini dipalang.

“Padahal kalau mengacu pada pilihan zonasi anak saya mestinya lulus, karena Identitasnya di Entrop ini bahkan dekat dengan sekolah,” tutur Welem.

Dia pun meminta dinas pendidikan dan juga panitia PPDB SMAN 4 Jayapura dapat memberikan penjelasan terkait permasalahan tersebut. Sehingga anaknya bisa mengetahui disekolah mana dia akan melanjutkan pendidikannya.

Permasalahan yang sama juga terjadi pada siswa yang orang tuanya bernama Wawan. Anaknya mengikuti PPDB di SMAN Jayapura melalui jalur prestasi.

Sayangnya pasca pengumuman hasil, anaknya juga tidak mengetahui hasil kelulisannya. Kita jadi bingung anak saya ini lulus atau tidak, karena sampai hari ini (Selasa red) tidak ada hasil di website PPDB,” kata Wawan.

Dikatakan jika mengacu pada aturan PPDB anaknya itu juga mesti terima di SMAN 4 Jayapura. Sebab hasil ujian akhirnya SMP, cukup tinggi, sayangnya justru membingungkan mereka.

“Kami ini bingung, kalau memang tidak lulus ya harus tulis di webiste PPDB itu, tidak lulus, pun sebaliknya, ini tidak ada, padhal sudah ikut semua tahapan,” ujarnya.

Tidal hanya anak dari kedua orang tua ini puluhan peserta didik baru juga mempersoalkan hal yang sama, dimana anak anak mereka tidak mengetahui hasil seleksi.

Pantauan Cendrawasih pos, sejak senin (24/6) hingga selasa kemarin orang tua dari peserta didik baru ini datang ke SMAN 4 Jayapura mempertanyakan permasalahn tersebut, sayangnya pihak sekolah maupun dinas pendidikan tidak  memberikan penjelasan yang valid kepada mereka.  (rel/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version