Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Kontak Tembak di Intan Jaya, Satu Anggota KKB Dikabarkan Tewas

* TPNPB Sebut Mispo Hanya Warga Sipil Biasa

JAYAPURA-Kontak tembak antara tim gabungan dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali terjadi di  Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Minggu (26/1) kemarin.

Kapolres Intan Jaya, AKBP. Juli Donggala saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos membenarkan adanya kontak tembak di wilayah hukumya itu.

“Iya, terjadi kontak tembak di Sugapa. Satu anggota KKB dilaporkan tewas,” ucap Kapolres Juli Donggala melalui telepon selulernya.

Disinggung dari kelompok mana, Juli mengaku belum bisa memastikan. “Nanti saya cek jika sudah tiba di Intan Jaya. Karena saat ini saya sedang dalam perjalanan menuju ke Intan Jaya,” jelasnya.

Menurut Juli, anggota di lapangan masih melakukan pengejaran terhadap kelompok ini dan hingga saat ini situasi di Intan Jaya sendiri kondusif. Sebab lokasi kontak tembak tidak terjadi di kota melainkan jauh dari kota.

Sementara itu, belasan senjata tajam berupa parang dan badik milik warga diamankan Polisi saat razia dalam rangka menjaga situasi Kamtibmas yang kondusif di Kabupaten Lanny Jaya, Minggu (26/1).

Razia yang dipimpin langsung Kasat Intel Polres Lanny Jaya Ipda E Nanlohy tersebut berhasil mengamankan belasan senjata tajam melalui pemeriksaan kendaraan.

Kasat Intel Polres Lanny  Jaya Ipda Nanlohy mengatakan, razia yang dilakukan dalam rangka menjelang pelantikan Dewan Pimpinan Rakyat Daerah (DPRD) terpilih Kabupaten Lanny Jaya.

“Pelaksanaan razia terus digalakkan Polres Lanny Jaya agar tetap menjaga dan memelihara situasi Kamtibmas yang aman dan kondusif di Kab. Lanny Jaya jelang pelantikan anggota DPRD terpilih hasil Pemilu Legislatif Tahun 2019 kemarin,” terangnya.

Dikatakan, selain mengamankan belasan senjata tajam berupa parang dan badik saat razia yang dilakukan, pihaknya juga melakukan pemeriksaan barang bawaan karena dikhawatirkan masuknya minuman keras ke wilayah hukum Polres Lanny Jaya.

“Selain razia, pelaksanaan patroli juga kami tingkatkan demi memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat jelang Pelantikan Anggota DPRD terpilih Kab. Lanny Jaya,” pungkasnya.

Sementara itu, management markas pusat Komnas Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Operasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) telah menerima tertanggal 23 Januari 2020 dimana penyampaian Brigjend Eginaus Kogeya menyebut jika Mispo Gwijangge adalah masyarakat sipil biasa. 

Baca Juga :  Rencanakan Kembalikan Masyarakat Kiwirok, Danrem Jo Sembiring Pimpin Patroli

Egianus membantah klaim aparat keamanan yang menyebut jika Mispo adalah salah satu pelaku yang diamankan aparat keamanan karena terlibat dalam kasus penyerangan dan pembantaian karyawan PT Istaka Karya beberapa waktu lalu.  Mispo yang ditangkap dikatakan bukan anggota TPNPB-OPM Ndugama. 

 “Jadi penyampaian Polisi bahwa mereka telah menangkap satu orang pelaku penyerangan karyawan PT. Istaka Karya dan sedang diproses hukum di Jakarta adalah masyarakat sipil biasa. Kami sudah mengecek semua anggota kami,” kata Egianus seperti disampaikan Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sembom dalam rilisnya, Sabtu (25/1). 

Pihaknya kembali menegaskan bahwa Mispo bukan anggota TPNPB Kodap III Ndugama, melainkan hanya masyarakat sipil biasa. “Kami berjuang tidak asal-asalan, tetapi bagi siapa saja yang menjadi pejuang Papua merdeka adalah orang-orang yang sudah punya jiwa patriot bangsa yang secara alamiah dan berdiri sebagai Pasukan TPNPB. Dengan demikian, maka semua jumlah anggota pasukan TPNPB ada di tangan kami, terutama pasukan TPNPB Kodap III Ndugama,” kata Egianus Kogeya.

TPNPB Kodap III Ndugama kata Egi memiliki manajemen pengendali militer dan setiap Batalion pasukan dan komandan semua bergerak dalam komando atasan dan semua pasukan semua dikenali. Mispo disebut sehari-hari bekerja sebagai petani, ia berasal  dari Distrik Yigi dan dari. 

TPNPB-OPM juga mengeluarkan empat pernyataan yakni pertama  menolak rekayasa negara Indonesia melalui TNI-POLRI terhadap perjuangan rakyat Papua Barat, dimana telah melakukan penangkapan terhadap Mispo Gwijangge. Kedua, Mispo Gwijangge bukan anggota TPNPB Kodap III Ndugama, melainkan masyarakat sipil biasa yang berdomisili di Wamena. 

Ketiga, Mispo Gwijangge adalah warga sipil murni, dan bukan Anggota TPNPB Ndugama dan poin keempat TPNPB Ndugama mendesak pemerintah Indonesia untuk segera membebaskan Mispo Gwijangge. Mispo dalam kronologis penangkapannya saat itu ditangkap bersama 5 orang rekan lainya di Wamena ketika sedang mengisi pulsa. Egianus Kogeya juga pernah mengeluarkan peryampaian bahwa bila Mispo dkk adalah anggotanya maka untuk apa ke Wamena? Artinya ini menjadi rekayaasa militer dan polisi di Papua. 

 Penangkapan bulan Mei tersebut terdiri dari Yainggen Lilbid, Tekarlos Lilbid, Mei Gwijangge (Mispo),  Lamanus Gwijangge dan Karen Lilbid. Saat itu mereka ditangkap di Wamena Kota bukan di Ndugama dan status mereka juga merupakan pengungsi. Setelah ditangkap dan bawa ke Kantor Polres Jayawijaya Wamena dan menjalankan pemeriksaan, tak lama 4 orang dipulangkan kecuali Mispo. “Kami pimpinan dan jajaran TPNPB sampaikan Bahwa Mispo Gwijangge ditangkap oleh polisi di Wamena itu terkait kasus pencurian Hp milik anak buah Jhoni Garun pada saat kerja di Kali Aworak. Kalaupun akan diproses hukum hingga ditahan seumur hidup atau hukuman mati juga tidak menyelesaikan perang revolusi. Saya Egianus Kogeya selaku penanggung jawab pembunuhan karyawan PT. Istaka Karya,” tambahnya.

Baca Juga :  Ajakan Long March Dukung DOB Hoaks

Sementara dalam rilis lainnya, Mayjen Lekagak Telenggen juga membantah soal klaim aparat keamanan yang menyebut telah menembak mati anggota TPNPB di Nabire berinisial NM. “Informasi yang menyebut Komandan Operasi TPNPB Kodap 29 tewas tertembak adalah rekayasa. Sebenarnya NM adalah anggota intel yang sudah lama dipasang oleh aparat kepolisian untuk mengambil senjata yang pernah dirampas oleh Pasukan TPNPB pimpinan Ayub Waker tahun 2015 yang lalu. Kami sudah lama Kenal anggota BIN lokal tersebut,” kata Mayjen Lekagak telenggen dalam rilisnya. 

Lekagak dalam rilisnya menulis bahwa kesepakatan awal antara aparat kepolisian dengan NM tahun 2015 yakni aparat mendoktrin NM bahwa untuk mengambil senjata yang dirampas oleh pasukan TPNPB di Ugimba Tembagapura dan kemudian diserahkan ke pihaknya. 

 Lau setiap bulan NM akan menerima uang sebesar Rp 30 juta. “Jadi NM itu bukan pimpinan atau bukan anggota TPNPB-OPM. Maka saudara Kapolda Papua Paulus Waterpauw mengatakan Pimpinan TPNPB itu sangat tidak benar dan pembohongan publik,” beber Lekagak Telenggen. 

Sebagai Komandan Operasi Umum TPNPB se-tanah Papua ia memberi pernyataan pertama NM adalah anggota Intel Indonesia atau BMP (Barisan Merah Putih). Kedua,  NM sama sekali tidak ada akses sedikitpun dengan TPNPB. TPNPB juga mengimbau kepada seluruh rakyat Papua untuk menahan diri terkait situasi yang sedang diciptakan. “Kami pasukan TPNPB sekalipun ditembak dan luka, informasinya akan  tetap kami sampaikan secara jujur kepada publik melalui jalur yang sedang dipercayakan yaitu manajemen Komnas TPNPB. (fia/ade/nat)

* TPNPB Sebut Mispo Hanya Warga Sipil Biasa

JAYAPURA-Kontak tembak antara tim gabungan dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali terjadi di  Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Minggu (26/1) kemarin.

Kapolres Intan Jaya, AKBP. Juli Donggala saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos membenarkan adanya kontak tembak di wilayah hukumya itu.

“Iya, terjadi kontak tembak di Sugapa. Satu anggota KKB dilaporkan tewas,” ucap Kapolres Juli Donggala melalui telepon selulernya.

Disinggung dari kelompok mana, Juli mengaku belum bisa memastikan. “Nanti saya cek jika sudah tiba di Intan Jaya. Karena saat ini saya sedang dalam perjalanan menuju ke Intan Jaya,” jelasnya.

Menurut Juli, anggota di lapangan masih melakukan pengejaran terhadap kelompok ini dan hingga saat ini situasi di Intan Jaya sendiri kondusif. Sebab lokasi kontak tembak tidak terjadi di kota melainkan jauh dari kota.

Sementara itu, belasan senjata tajam berupa parang dan badik milik warga diamankan Polisi saat razia dalam rangka menjaga situasi Kamtibmas yang kondusif di Kabupaten Lanny Jaya, Minggu (26/1).

Razia yang dipimpin langsung Kasat Intel Polres Lanny Jaya Ipda E Nanlohy tersebut berhasil mengamankan belasan senjata tajam melalui pemeriksaan kendaraan.

Kasat Intel Polres Lanny  Jaya Ipda Nanlohy mengatakan, razia yang dilakukan dalam rangka menjelang pelantikan Dewan Pimpinan Rakyat Daerah (DPRD) terpilih Kabupaten Lanny Jaya.

“Pelaksanaan razia terus digalakkan Polres Lanny Jaya agar tetap menjaga dan memelihara situasi Kamtibmas yang aman dan kondusif di Kab. Lanny Jaya jelang pelantikan anggota DPRD terpilih hasil Pemilu Legislatif Tahun 2019 kemarin,” terangnya.

Dikatakan, selain mengamankan belasan senjata tajam berupa parang dan badik saat razia yang dilakukan, pihaknya juga melakukan pemeriksaan barang bawaan karena dikhawatirkan masuknya minuman keras ke wilayah hukum Polres Lanny Jaya.

“Selain razia, pelaksanaan patroli juga kami tingkatkan demi memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat jelang Pelantikan Anggota DPRD terpilih Kab. Lanny Jaya,” pungkasnya.

Sementara itu, management markas pusat Komnas Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Operasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) telah menerima tertanggal 23 Januari 2020 dimana penyampaian Brigjend Eginaus Kogeya menyebut jika Mispo Gwijangge adalah masyarakat sipil biasa. 

Baca Juga :  Kandas di Gelora Bung Tomo

Egianus membantah klaim aparat keamanan yang menyebut jika Mispo adalah salah satu pelaku yang diamankan aparat keamanan karena terlibat dalam kasus penyerangan dan pembantaian karyawan PT Istaka Karya beberapa waktu lalu.  Mispo yang ditangkap dikatakan bukan anggota TPNPB-OPM Ndugama. 

 “Jadi penyampaian Polisi bahwa mereka telah menangkap satu orang pelaku penyerangan karyawan PT. Istaka Karya dan sedang diproses hukum di Jakarta adalah masyarakat sipil biasa. Kami sudah mengecek semua anggota kami,” kata Egianus seperti disampaikan Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sembom dalam rilisnya, Sabtu (25/1). 

Pihaknya kembali menegaskan bahwa Mispo bukan anggota TPNPB Kodap III Ndugama, melainkan hanya masyarakat sipil biasa. “Kami berjuang tidak asal-asalan, tetapi bagi siapa saja yang menjadi pejuang Papua merdeka adalah orang-orang yang sudah punya jiwa patriot bangsa yang secara alamiah dan berdiri sebagai Pasukan TPNPB. Dengan demikian, maka semua jumlah anggota pasukan TPNPB ada di tangan kami, terutama pasukan TPNPB Kodap III Ndugama,” kata Egianus Kogeya.

TPNPB Kodap III Ndugama kata Egi memiliki manajemen pengendali militer dan setiap Batalion pasukan dan komandan semua bergerak dalam komando atasan dan semua pasukan semua dikenali. Mispo disebut sehari-hari bekerja sebagai petani, ia berasal  dari Distrik Yigi dan dari. 

TPNPB-OPM juga mengeluarkan empat pernyataan yakni pertama  menolak rekayasa negara Indonesia melalui TNI-POLRI terhadap perjuangan rakyat Papua Barat, dimana telah melakukan penangkapan terhadap Mispo Gwijangge. Kedua, Mispo Gwijangge bukan anggota TPNPB Kodap III Ndugama, melainkan masyarakat sipil biasa yang berdomisili di Wamena. 

Ketiga, Mispo Gwijangge adalah warga sipil murni, dan bukan Anggota TPNPB Ndugama dan poin keempat TPNPB Ndugama mendesak pemerintah Indonesia untuk segera membebaskan Mispo Gwijangge. Mispo dalam kronologis penangkapannya saat itu ditangkap bersama 5 orang rekan lainya di Wamena ketika sedang mengisi pulsa. Egianus Kogeya juga pernah mengeluarkan peryampaian bahwa bila Mispo dkk adalah anggotanya maka untuk apa ke Wamena? Artinya ini menjadi rekayaasa militer dan polisi di Papua. 

 Penangkapan bulan Mei tersebut terdiri dari Yainggen Lilbid, Tekarlos Lilbid, Mei Gwijangge (Mispo),  Lamanus Gwijangge dan Karen Lilbid. Saat itu mereka ditangkap di Wamena Kota bukan di Ndugama dan status mereka juga merupakan pengungsi. Setelah ditangkap dan bawa ke Kantor Polres Jayawijaya Wamena dan menjalankan pemeriksaan, tak lama 4 orang dipulangkan kecuali Mispo. “Kami pimpinan dan jajaran TPNPB sampaikan Bahwa Mispo Gwijangge ditangkap oleh polisi di Wamena itu terkait kasus pencurian Hp milik anak buah Jhoni Garun pada saat kerja di Kali Aworak. Kalaupun akan diproses hukum hingga ditahan seumur hidup atau hukuman mati juga tidak menyelesaikan perang revolusi. Saya Egianus Kogeya selaku penanggung jawab pembunuhan karyawan PT. Istaka Karya,” tambahnya.

Baca Juga :  Urusan Kampung Diambil Alih Bupati

Sementara dalam rilis lainnya, Mayjen Lekagak Telenggen juga membantah soal klaim aparat keamanan yang menyebut telah menembak mati anggota TPNPB di Nabire berinisial NM. “Informasi yang menyebut Komandan Operasi TPNPB Kodap 29 tewas tertembak adalah rekayasa. Sebenarnya NM adalah anggota intel yang sudah lama dipasang oleh aparat kepolisian untuk mengambil senjata yang pernah dirampas oleh Pasukan TPNPB pimpinan Ayub Waker tahun 2015 yang lalu. Kami sudah lama Kenal anggota BIN lokal tersebut,” kata Mayjen Lekagak telenggen dalam rilisnya. 

Lekagak dalam rilisnya menulis bahwa kesepakatan awal antara aparat kepolisian dengan NM tahun 2015 yakni aparat mendoktrin NM bahwa untuk mengambil senjata yang dirampas oleh pasukan TPNPB di Ugimba Tembagapura dan kemudian diserahkan ke pihaknya. 

 Lau setiap bulan NM akan menerima uang sebesar Rp 30 juta. “Jadi NM itu bukan pimpinan atau bukan anggota TPNPB-OPM. Maka saudara Kapolda Papua Paulus Waterpauw mengatakan Pimpinan TPNPB itu sangat tidak benar dan pembohongan publik,” beber Lekagak Telenggen. 

Sebagai Komandan Operasi Umum TPNPB se-tanah Papua ia memberi pernyataan pertama NM adalah anggota Intel Indonesia atau BMP (Barisan Merah Putih). Kedua,  NM sama sekali tidak ada akses sedikitpun dengan TPNPB. TPNPB juga mengimbau kepada seluruh rakyat Papua untuk menahan diri terkait situasi yang sedang diciptakan. “Kami pasukan TPNPB sekalipun ditembak dan luka, informasinya akan  tetap kami sampaikan secara jujur kepada publik melalui jalur yang sedang dipercayakan yaitu manajemen Komnas TPNPB. (fia/ade/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya