Thursday, April 25, 2024
25.7 C
Jayapura

Korban Tewas Capai 30 Orang

Gubernur Papua Lukas Enembe, SIP., MH., didampingi Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Herman Asaribab, perwakilan Kapolri Irjen Pol Paulus Waterpauw, Bupati Jayawijaya Jhon R Banua bersama Forkopimda saat menemui warga yang mengungsi di Makodim 1702/Jayawijaya, Rabu (25/9).  ( foto : Denny/Cepos)

*Temui Pengungsi di Wamena, Gubernur Enembe Ucapkan Belasungkawa

WAMENA-Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP., MH., menyebutkan, korban tewas akibat kerusuhan yang terjadi di Wamena ibukota Kabupaten Jayawijaya, Senin (23/9) mencapai 30 orang. 

Sementara korban luka-luka menurut Gubernur Lukas Enembe sebanyak 70 orang. Korban luka-luka ini sebagian telah dikirim Pemkab Jayawijaya ke Jayapura untuk mendapatkan perawatan intensif. Sedangkan korban tewas, jenazahnya akan dikirim ke keluarganya masing-masing. 

Hal ini diungkapkan Gubernur Enembe saat bertemu masyarakat Jayawijaya yang mengungsi di Makodim 1702/Jayawijaya dan Mapolres Jayawijaya, Rabu (25/9) kemarin. 

“Dari laporan yang saya terima, saat ini ada 30 jenazah dan sebagian besar saudara- saudara  kita dari luar. Saat ini sudah diterbangkan ke Jayapura dan selanjutkan dikembalikan ke kampung halaman mereka masing-masing,”ungkapnya.

Saat menemui warga yang mengungsi, Gubernur Enembe atas nama pemerintah dan masyarakat Provinsi Papua menyampaikan turut berbelasungkawa atas kejadian yang terjadi awal minggu ini. Kejadian ini diakuinya sama sekali tidak terdeteksi.

Menurutnya, apa yang terjadi di Jayawijaya diluar dugaan. Dimana ada oknum yang  memaksa siswa yang sedang ulangan dan selanjutnya memaksa siswa lainnya untuk melakukan demo. Hal ini mengakibatkan, anak sekolah yang masih belajar ikut dalam aksi tersebut. 

“Mereka yang tak mau ikut dibakar dengan bensin dan yang ikut demo membakar kantor pemerintahan di Jayawijaya. Sementara yang lain ada Ruko-ruko yang dibakar dan ada masyarakat di dalamnya terjebak dalam kebakaran itu. Sehingga meninggal dunia dalam keadaan terbakar,” sesalnya. 

Gubernur Enembe mengatakan, Pemrov Papua  berharap kejadian ini tak terjadi lagi, termasuk di daerah lain. Ia juga menegaskan kepada pengungsi jika negara menjamin seseorang warga negara untuk hidup di mana saja di seluruh Indonesia, Termasuk di Wamena yang merupakan bagian dari NKRI dan secara keseluruhan di Papua.

“Saya yakin TNI dan Polri mampu menjamin keselamatan masyarakat. Jadi jangan takut dengan kelompok masyarakat apapun itu. Baik mereka yang mengaku kelompok sipil bersenjata dan juga yang lainnya. NKRI itu sudah final dan tidak boleh kita terpengaruh dengan isu-isu yang datang,” tegasnya. 

Gubernur juga  berharap masyarakat tenang. Sebab selama TNI dan Polri menjamin keamanan masyarakat, tidak boleh ada gerakan tambahan yang dilakukan masyarakat. Seperti membawa senjata tajam ke dalam kota.

Dalam kesempatan itu, Gubernur Enembe menyebutkan bahwa dalam tiga hari terakhir, jumlah pengungsi sudah mencapai 5.000 orang 

Baca Juga :  Tahun 2021, 34 Orang Tewas Akibat Aksi KKB

“Kami akan menanggung bahan makanan mereka selama mengungsi, termasuk mereka yang rumahnya sudah dijaga aparat sudah kembali. Saya harapkan distribusi barang dan makanan bisa terjadi dengan dibukanya tempat usaha,” ujarnya. 

Gubernur Papua Lukas Enembe juga berjanji, akan membantu masyarakat yang rumahnya terbakar. “Kita masih menunggu pendataan termasuk pembangunan kantor Bupati Jayawijaya. Karena di Jayapura saja, Pemprov Papua bantu, apalagi di sini. Pastinya akan dibantu,” tutupnya. 

Sementara itu, Dinas Kesehatan Provinsi Papua akan mengirimkan tim yang berjumlah 12 orang ke Wamena. Tim ini untuk memberikan pelayanan medis pasca unjuk rasa anarkis, Senin (23/9) lalu.

EVAKUASI: Salah seorang bocah korban kerusuhan Waeman saat dievakuasi menggunakan pesawat CN-235 di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, kemarin.  (foto : Robert Yewen/Cepos)

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua drg. Aloysius Giyai, M.Kes.,  mengatakan, tim yang berjumlah 12 orang ini terdiri dari dokter bedah dan perawat.

“Selain mengirimkan tenaga medis, kami juga akan mengirimkan obat-obatan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit di Wamena,” ucap Aloysius Giyai kepada wartawan, Rabu (25/9).

Pria yang akrab disapa dokter Alo ini menyebutkan, hingga saat ini sudah ada 14 korban luka-luka dari Wamena yang dirujuk di rumah sakit yang ada di Jayapura. Seperti RSUD Jayapura, RS Marthen Indey, RS Dian Harapan dan RS Yowari.

Secara terpisah, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal memastikan situasi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya mulai kondusif. Sebagian masyarakat mulai beraktivitas sebagaimana biasanya, Rabu (25/9).

Untuk memudahkan mobilisasi korban yang mau dirujuk dari Wamena ke Jayapura, Kamal mengatakan helikopter milik Polri dan hercules milik TNI siap mengangkut para korban yang luka-luka.

“Kabiddokkes Polda Papua sudah menyediakan ambulance di Bandara Udara Sentani. Ambulance tersebut untuk mengangkut korban luka-luka dari Wamena  yang selanjutnya dirujuk ke rumah sakit yang ada di Jayapura,” jelasnya kepada wartawan.

Kamal belum bisa memastikan secara pasti terkait dengan jumlah korban luka-luka yang sudah mendapatkan perawatan medis di rumah sakit yang ada di Jayapura. Namun, untuk jumlah korban jiwa sebanyak 30 orang, sementara yang luka-luka 77 orang.

 “Sudah ada beberapa jenazah yang dievakuasi  ke Jayapura untuk diantar ke kampung halamnnya. Ada juga para korban luka-luka memilih untuk mendapatkan perawatan medis di RS Wamena,” pungkasnya. 

Sementara itu, TNI-AU melalui Lanud Silas Papare Jayapura menyiapkan pesawat Hercules dan Pesawat CN-235, untuk mengevakuasi korban meninggal dunia, luka-luka dan masyarakat yang mengungsi dari Wamena ke Jayapura.

Baca Juga :  Persipura Hanya Gunakan 29 Pemain

Komandan Lanud Silas Papare Jayapura, Marsekal Pertama (Marsma) TNI, Tri Bowo Budi Santoso mengungkapkan bahwa pihaknya siapkan pesawat CN-235 yang sudah mengangkut korban meninggal duniadan beberapa pasien serta masyarakat yang mengungsi dari Wamena ke Jayapura.

Sementara itu, untuk pesawat Hercules yang diterbangkan dari Jakarta transit Makassar dan Biak, selanjutnya membawa bahan makanan (bama) ke Posko yang ada di Wamena. “Nanti dari Wamena mengangkut para korban meninggal dunia, korban luka-luka, dan para pengungsi ke Jayapura,” sebutnya. 

“Pasien yang luka-luka ada 68 orang yang akan dievakuasi bersama dengan para pengungsi yang sudah mendaftarkan diri. Saat ini ada di Wamena sekitar 1000-an orang dan akan diberangkatkan bertahap ke Jayapura,” jelasnya kepada wartawan di Base Ops Lanud Silas Papare Jayapura, Rabu (25/9).

Menurut Tri Bowo, pesawat yang disiapkan TNI AU ini akan mengangkut para korban meninggal dunia, korban luka-luka, dan para pengungsi. Tetapi yang akan diprioritaskan adalah para korban yang merupakan pasien luka-luka di Wamena untuk diterbangkan ke Jayapura. Sehingga bisa mendapatkan perawatan dari tim medis yang sudah disiapkan di berbagai rumah sakit yang ada di Kabupaten dan Kota Jayapura.

“Kita sudah bekerjasama dengan para medis yang ada di Kabupaten dan Kota Jayapura maupun Provinsi Papua. Baik di RS Bhayangkara, RS Marthen Indey, RSUD Jayapura, RS Lanud, RSUD Yowari, dan berbagai rumah sakit yang ada. Untuk menangani para pasien yang dikirim dari Wamena ke Jayapura,”ucapnya.

Dia menyatakan bahwa tim dokter sudah membuat group tersendiri dalam menangani berbagai pasien yang dikirim dari Wamena ke Jayapura, sehingga setiap pesawat yang mengangkut pasien agar dapat menginformasikan berapa jumlah pasien yang duduk dan berapa jumlah pasien yang terbaring (tidur).

“Ini supaya nanti pesawat dari Wamena mendarat ke Jayapura, maka ambulance sudah siap untuk mengangkut para pasien ke rumah sakit yang ada di Jayapura, untuk mendapatkan penanganan secara medis,”ujarnya.

Jenderal bintang satu TNI AU ini mengatakan, pihaknya dari prajurit TNI akan secara maksimal membantu evakuasi terhadap korban yang ada di Wamena ke Jayapura. “Kita harapkan Papua kembali pulih dan pembangunan dapat berjalan lancar kembali seperti biasa,” pungkasnya. (jo/bet/fia/kim/nat)

Gubernur Papua Lukas Enembe, SIP., MH., didampingi Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Herman Asaribab, perwakilan Kapolri Irjen Pol Paulus Waterpauw, Bupati Jayawijaya Jhon R Banua bersama Forkopimda saat menemui warga yang mengungsi di Makodim 1702/Jayawijaya, Rabu (25/9).  ( foto : Denny/Cepos)

*Temui Pengungsi di Wamena, Gubernur Enembe Ucapkan Belasungkawa

WAMENA-Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP., MH., menyebutkan, korban tewas akibat kerusuhan yang terjadi di Wamena ibukota Kabupaten Jayawijaya, Senin (23/9) mencapai 30 orang. 

Sementara korban luka-luka menurut Gubernur Lukas Enembe sebanyak 70 orang. Korban luka-luka ini sebagian telah dikirim Pemkab Jayawijaya ke Jayapura untuk mendapatkan perawatan intensif. Sedangkan korban tewas, jenazahnya akan dikirim ke keluarganya masing-masing. 

Hal ini diungkapkan Gubernur Enembe saat bertemu masyarakat Jayawijaya yang mengungsi di Makodim 1702/Jayawijaya dan Mapolres Jayawijaya, Rabu (25/9) kemarin. 

“Dari laporan yang saya terima, saat ini ada 30 jenazah dan sebagian besar saudara- saudara  kita dari luar. Saat ini sudah diterbangkan ke Jayapura dan selanjutkan dikembalikan ke kampung halaman mereka masing-masing,”ungkapnya.

Saat menemui warga yang mengungsi, Gubernur Enembe atas nama pemerintah dan masyarakat Provinsi Papua menyampaikan turut berbelasungkawa atas kejadian yang terjadi awal minggu ini. Kejadian ini diakuinya sama sekali tidak terdeteksi.

Menurutnya, apa yang terjadi di Jayawijaya diluar dugaan. Dimana ada oknum yang  memaksa siswa yang sedang ulangan dan selanjutnya memaksa siswa lainnya untuk melakukan demo. Hal ini mengakibatkan, anak sekolah yang masih belajar ikut dalam aksi tersebut. 

“Mereka yang tak mau ikut dibakar dengan bensin dan yang ikut demo membakar kantor pemerintahan di Jayawijaya. Sementara yang lain ada Ruko-ruko yang dibakar dan ada masyarakat di dalamnya terjebak dalam kebakaran itu. Sehingga meninggal dunia dalam keadaan terbakar,” sesalnya. 

Gubernur Enembe mengatakan, Pemrov Papua  berharap kejadian ini tak terjadi lagi, termasuk di daerah lain. Ia juga menegaskan kepada pengungsi jika negara menjamin seseorang warga negara untuk hidup di mana saja di seluruh Indonesia, Termasuk di Wamena yang merupakan bagian dari NKRI dan secara keseluruhan di Papua.

“Saya yakin TNI dan Polri mampu menjamin keselamatan masyarakat. Jadi jangan takut dengan kelompok masyarakat apapun itu. Baik mereka yang mengaku kelompok sipil bersenjata dan juga yang lainnya. NKRI itu sudah final dan tidak boleh kita terpengaruh dengan isu-isu yang datang,” tegasnya. 

Gubernur juga  berharap masyarakat tenang. Sebab selama TNI dan Polri menjamin keamanan masyarakat, tidak boleh ada gerakan tambahan yang dilakukan masyarakat. Seperti membawa senjata tajam ke dalam kota.

Dalam kesempatan itu, Gubernur Enembe menyebutkan bahwa dalam tiga hari terakhir, jumlah pengungsi sudah mencapai 5.000 orang 

Baca Juga :  Pangdam XVII/Cenderawasih Didesak Tindak Tegas Anggota yang Bersalah

“Kami akan menanggung bahan makanan mereka selama mengungsi, termasuk mereka yang rumahnya sudah dijaga aparat sudah kembali. Saya harapkan distribusi barang dan makanan bisa terjadi dengan dibukanya tempat usaha,” ujarnya. 

Gubernur Papua Lukas Enembe juga berjanji, akan membantu masyarakat yang rumahnya terbakar. “Kita masih menunggu pendataan termasuk pembangunan kantor Bupati Jayawijaya. Karena di Jayapura saja, Pemprov Papua bantu, apalagi di sini. Pastinya akan dibantu,” tutupnya. 

Sementara itu, Dinas Kesehatan Provinsi Papua akan mengirimkan tim yang berjumlah 12 orang ke Wamena. Tim ini untuk memberikan pelayanan medis pasca unjuk rasa anarkis, Senin (23/9) lalu.

EVAKUASI: Salah seorang bocah korban kerusuhan Waeman saat dievakuasi menggunakan pesawat CN-235 di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, kemarin.  (foto : Robert Yewen/Cepos)

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua drg. Aloysius Giyai, M.Kes.,  mengatakan, tim yang berjumlah 12 orang ini terdiri dari dokter bedah dan perawat.

“Selain mengirimkan tenaga medis, kami juga akan mengirimkan obat-obatan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit di Wamena,” ucap Aloysius Giyai kepada wartawan, Rabu (25/9).

Pria yang akrab disapa dokter Alo ini menyebutkan, hingga saat ini sudah ada 14 korban luka-luka dari Wamena yang dirujuk di rumah sakit yang ada di Jayapura. Seperti RSUD Jayapura, RS Marthen Indey, RS Dian Harapan dan RS Yowari.

Secara terpisah, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal memastikan situasi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya mulai kondusif. Sebagian masyarakat mulai beraktivitas sebagaimana biasanya, Rabu (25/9).

Untuk memudahkan mobilisasi korban yang mau dirujuk dari Wamena ke Jayapura, Kamal mengatakan helikopter milik Polri dan hercules milik TNI siap mengangkut para korban yang luka-luka.

“Kabiddokkes Polda Papua sudah menyediakan ambulance di Bandara Udara Sentani. Ambulance tersebut untuk mengangkut korban luka-luka dari Wamena  yang selanjutnya dirujuk ke rumah sakit yang ada di Jayapura,” jelasnya kepada wartawan.

Kamal belum bisa memastikan secara pasti terkait dengan jumlah korban luka-luka yang sudah mendapatkan perawatan medis di rumah sakit yang ada di Jayapura. Namun, untuk jumlah korban jiwa sebanyak 30 orang, sementara yang luka-luka 77 orang.

 “Sudah ada beberapa jenazah yang dievakuasi  ke Jayapura untuk diantar ke kampung halamnnya. Ada juga para korban luka-luka memilih untuk mendapatkan perawatan medis di RS Wamena,” pungkasnya. 

Sementara itu, TNI-AU melalui Lanud Silas Papare Jayapura menyiapkan pesawat Hercules dan Pesawat CN-235, untuk mengevakuasi korban meninggal dunia, luka-luka dan masyarakat yang mengungsi dari Wamena ke Jayapura.

Baca Juga :  Polisi Tetapkan Lima Tersangka

Komandan Lanud Silas Papare Jayapura, Marsekal Pertama (Marsma) TNI, Tri Bowo Budi Santoso mengungkapkan bahwa pihaknya siapkan pesawat CN-235 yang sudah mengangkut korban meninggal duniadan beberapa pasien serta masyarakat yang mengungsi dari Wamena ke Jayapura.

Sementara itu, untuk pesawat Hercules yang diterbangkan dari Jakarta transit Makassar dan Biak, selanjutnya membawa bahan makanan (bama) ke Posko yang ada di Wamena. “Nanti dari Wamena mengangkut para korban meninggal dunia, korban luka-luka, dan para pengungsi ke Jayapura,” sebutnya. 

“Pasien yang luka-luka ada 68 orang yang akan dievakuasi bersama dengan para pengungsi yang sudah mendaftarkan diri. Saat ini ada di Wamena sekitar 1000-an orang dan akan diberangkatkan bertahap ke Jayapura,” jelasnya kepada wartawan di Base Ops Lanud Silas Papare Jayapura, Rabu (25/9).

Menurut Tri Bowo, pesawat yang disiapkan TNI AU ini akan mengangkut para korban meninggal dunia, korban luka-luka, dan para pengungsi. Tetapi yang akan diprioritaskan adalah para korban yang merupakan pasien luka-luka di Wamena untuk diterbangkan ke Jayapura. Sehingga bisa mendapatkan perawatan dari tim medis yang sudah disiapkan di berbagai rumah sakit yang ada di Kabupaten dan Kota Jayapura.

“Kita sudah bekerjasama dengan para medis yang ada di Kabupaten dan Kota Jayapura maupun Provinsi Papua. Baik di RS Bhayangkara, RS Marthen Indey, RSUD Jayapura, RS Lanud, RSUD Yowari, dan berbagai rumah sakit yang ada. Untuk menangani para pasien yang dikirim dari Wamena ke Jayapura,”ucapnya.

Dia menyatakan bahwa tim dokter sudah membuat group tersendiri dalam menangani berbagai pasien yang dikirim dari Wamena ke Jayapura, sehingga setiap pesawat yang mengangkut pasien agar dapat menginformasikan berapa jumlah pasien yang duduk dan berapa jumlah pasien yang terbaring (tidur).

“Ini supaya nanti pesawat dari Wamena mendarat ke Jayapura, maka ambulance sudah siap untuk mengangkut para pasien ke rumah sakit yang ada di Jayapura, untuk mendapatkan penanganan secara medis,”ujarnya.

Jenderal bintang satu TNI AU ini mengatakan, pihaknya dari prajurit TNI akan secara maksimal membantu evakuasi terhadap korban yang ada di Wamena ke Jayapura. “Kita harapkan Papua kembali pulih dan pembangunan dapat berjalan lancar kembali seperti biasa,” pungkasnya. (jo/bet/fia/kim/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya