“Yang mempengaruhi bisa lestari dan tidaknya itu tergantung dari sikap penututur terhadap bahasa ibunya,” kata Valentina kepada Cenderawasih Pos, melalui telepon selulernya, Sabtu (22/11).
Karena itu, ia berharap sikap tersebut harus dirubah terhadap pandangan bahasa daerah itu. Tegasnya seharusnya setiap pribadi memiliki rasa bahwa bahasa daerah itu merupakan jati diri kita yang harus dilestarikan. “Kesadaran harus dilahirkan dari kita,” ujarnya.
Terkhusus di Papua terdapat 150 bahasa daerah. Cepat lambat apabila bahasa daerah diangap tidak gaul akan musnah.
Untuk generasi muda kepala balai itu mempertanyakan sikapnya terhadap kepedulian terhadap bahasa lokal. Ia mengaku di tengah era globalisasi dan perkembangan teknologi yang makin cepat, bahasa daerah seakan makin kehilangan tempatnya karena bahasa asing sering dianggap lebih penting dan lebih tinggi derajatnya.
Perspektif seperti ini yang perlu diubah. Bahasa daerah perlu terus lestari dan dikembangkan karena merupakan bagian penting dari identitas budaya yang kita miliki.
“Sekarang generasi muda, bagaimana sikap mereka terhadap bahasa daerahnya apakah bagi mereka itu bahasa daerah tidak sehebat bahasa asing,” ujarnya.
Untuk itu, Valentina mengajak agar semua orang tua dapat terus bersinergi dalam menumbuhkan tunas-tunas bahasa ibu, harapan masa depan Papua. (jim/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos
“Yang mempengaruhi bisa lestari dan tidaknya itu tergantung dari sikap penututur terhadap bahasa ibunya,” kata Valentina kepada Cenderawasih Pos, melalui telepon selulernya, Sabtu (22/11).
Karena itu, ia berharap sikap tersebut harus dirubah terhadap pandangan bahasa daerah itu. Tegasnya seharusnya setiap pribadi memiliki rasa bahwa bahasa daerah itu merupakan jati diri kita yang harus dilestarikan. “Kesadaran harus dilahirkan dari kita,” ujarnya.
Terkhusus di Papua terdapat 150 bahasa daerah. Cepat lambat apabila bahasa daerah diangap tidak gaul akan musnah.
Untuk generasi muda kepala balai itu mempertanyakan sikapnya terhadap kepedulian terhadap bahasa lokal. Ia mengaku di tengah era globalisasi dan perkembangan teknologi yang makin cepat, bahasa daerah seakan makin kehilangan tempatnya karena bahasa asing sering dianggap lebih penting dan lebih tinggi derajatnya.
Perspektif seperti ini yang perlu diubah. Bahasa daerah perlu terus lestari dan dikembangkan karena merupakan bagian penting dari identitas budaya yang kita miliki.
“Sekarang generasi muda, bagaimana sikap mereka terhadap bahasa daerahnya apakah bagi mereka itu bahasa daerah tidak sehebat bahasa asing,” ujarnya.
Untuk itu, Valentina mengajak agar semua orang tua dapat terus bersinergi dalam menumbuhkan tunas-tunas bahasa ibu, harapan masa depan Papua. (jim/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos