Sunday, September 8, 2024
26.7 C
Jayapura

Berkonsep Modern, RS Vertikal Terbesar di Indonesia Timur

Progres Pembangunan Capai 67 Persen, Target Tuntas November

JAYAPURA-Progres pembangunan Rumah Sakit Vertikal Kelas B, Jayapura,  Provinsi Papua sudah mencapai 67,71 persen. Proyek yang dibangung menggunakan dana DIPA Sekretariat Ditjen Yankes Tahun Angggaran 2022-2024 itu menelan anggaran sebesar Rp 576. 095.890.312, 66.

  Adapun bangunan rumah sakit tersebut  dibangun di atas lahan milik Kampus Universitas Cendrawasih (Uncen) di jalan Raya Abepura Sentani, Kota Jayapura seluas 6,4 hektar.

  Didesain konsep modern, rumah sakit tersebut nantinya akan menjadi rumah sakit terbesar di Indonesia Timur. Hal itu dilihat dari desain bangunan yang bertaraf Internasional.

  Dalam satuan bangunan yang ada memiliki 3 block hunian utama, yaitu block A, gedung bagian utara, blok B bagian barat dan blok C di bagian Selatan Kota Jayapura atau bagian belakang dari bangunan tersebut.

Baca Juga :  Lawan Aparat, Lima Orang Simpatisan KNPB Diamankan

   Adapun blok A, akan digunakan sebagai ruang poli, kemudian block B, sebagai ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan block C akan digunakan sebagai ruang rawat jalan pasien.

   Management Konstruksi, Asrono menjelaskan konstruksi bangunan tersebut didesain khusus. Hal itu dilakukan karena dasar bangunannya dibangun diatas lahan dengan resapan air.

  Selain bangunan utama, juga akan ada bangunan utilitas atau bangunan pendukung, seperti lahan parkir, gas medis, boiler, power house, pompa air, dan akses keluar masuk kendaraan didalam gedung utama, serta bangunan penunjang lainnya.

  “Hal yang tidak kalah penting kita juga bangun sirkulasi, untuk akses masuk mobil pemadam,” jelasnya, kepada Cendrawasih Pos, Selasa (23/7).

Baca Juga :  Semua Komponen Diharap Beri Dukungan ke Pj Gubernur PPS 

   Karena melanjutkan konstruksi bangunan lama, maka desain yang baru disesuaikan, hanya saja beberapa konstruksi bangunan lama yang dibongkar guna untuk menyesuaikan dengan konstruksi yang baru.

   Kemudian penguatan konstruksi, telah dilakukan sesuai konsep dasar dari bangunan tersebut. “Ada beberapa titik yang kita perbaharui, karena secara analisis tidak sesuai dengan konsep bagunan yang baru,” ujarnya

Progres Pembangunan Capai 67 Persen, Target Tuntas November

JAYAPURA-Progres pembangunan Rumah Sakit Vertikal Kelas B, Jayapura,  Provinsi Papua sudah mencapai 67,71 persen. Proyek yang dibangung menggunakan dana DIPA Sekretariat Ditjen Yankes Tahun Angggaran 2022-2024 itu menelan anggaran sebesar Rp 576. 095.890.312, 66.

  Adapun bangunan rumah sakit tersebut  dibangun di atas lahan milik Kampus Universitas Cendrawasih (Uncen) di jalan Raya Abepura Sentani, Kota Jayapura seluas 6,4 hektar.

  Didesain konsep modern, rumah sakit tersebut nantinya akan menjadi rumah sakit terbesar di Indonesia Timur. Hal itu dilihat dari desain bangunan yang bertaraf Internasional.

  Dalam satuan bangunan yang ada memiliki 3 block hunian utama, yaitu block A, gedung bagian utara, blok B bagian barat dan blok C di bagian Selatan Kota Jayapura atau bagian belakang dari bangunan tersebut.

Baca Juga :  Siapkan 16 Ton Untuk Bencana Kekeringan

   Adapun blok A, akan digunakan sebagai ruang poli, kemudian block B, sebagai ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan block C akan digunakan sebagai ruang rawat jalan pasien.

   Management Konstruksi, Asrono menjelaskan konstruksi bangunan tersebut didesain khusus. Hal itu dilakukan karena dasar bangunannya dibangun diatas lahan dengan resapan air.

  Selain bangunan utama, juga akan ada bangunan utilitas atau bangunan pendukung, seperti lahan parkir, gas medis, boiler, power house, pompa air, dan akses keluar masuk kendaraan didalam gedung utama, serta bangunan penunjang lainnya.

  “Hal yang tidak kalah penting kita juga bangun sirkulasi, untuk akses masuk mobil pemadam,” jelasnya, kepada Cendrawasih Pos, Selasa (23/7).

Baca Juga :  Laga Krusial

   Karena melanjutkan konstruksi bangunan lama, maka desain yang baru disesuaikan, hanya saja beberapa konstruksi bangunan lama yang dibongkar guna untuk menyesuaikan dengan konstruksi yang baru.

   Kemudian penguatan konstruksi, telah dilakukan sesuai konsep dasar dari bangunan tersebut. “Ada beberapa titik yang kita perbaharui, karena secara analisis tidak sesuai dengan konsep bagunan yang baru,” ujarnya

Berita Terbaru

Artikel Lainnya