Friday, April 19, 2024
31.7 C
Jayapura

Venue PON XX Selesai Juni 2020

PAPUA BANGKIT: Menpora Imam Nahrawi saat rumput lapangan Stadion Papua Bangkit, Jumat (21/6) lalu. ( FOTO : Erik/Cepos)

JAKARTA-Progres Konstruksi 4 Venue PON XX Papua diyakini akan berlangsung lebih cepat, Kementerian PUPR menargetkan keempat venue sudah bisa digunakan pada pertengahan 2020.  

Empat arena olahraga tersebut yakni arena aquatic dan Istora Papua Bangkit di kawasan Olahraga Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur dan venue Cricket dan Lapangan Hockey (indoor dan outdoor) di kompleks olahraga Doyo Baru, Distrik Waibu.

Keempat venue dibangun Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya di dengan anggaran Rp 936,8 miliar. Keempat venue digunakan untuk mendukung pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Provinsi Papua yang akan berlangsung pada 20 Oktober – 2 November tahun 2020. 

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono terus mendorong percepatan penyelesaian pembangunan keempat venue tersebut. “Pembangunan infrastruktur dalam rangka mendukung PON XX  harus diperhatikan secara detail mulai dari tahap desain, tahap pembangunan hingga tahap pengawasannya,” kata Basuki lewat pernyataannya kemarin (24/6)

Kepala Pusat Pengembangan Sarana Prasarana Pendidikan, Olahraga dan Pasar, Ditjen Cipta Karya Iwan Suprijanto mengatakan terdapat empat tantangan utama dalam pembangunan venue PON XX di Papua yakni, pertama jarak tempuh pengiriman material bangunan (barang) yang sebagian besar berasal dari luar Papua. 

Kedua, ketersedian peralatan yang kurang di Papua sehingga pengerjaan konstruksi memakan waktu lama. Alat digunakan bergantian antara proyek satu dengan proyek lainnya. Tantangan ketiga proses pengiriman tenaga kerja terampil dan keempat adalah perawatan arena. 

Kendati demikian, Iwan optimistis hal-hal tersebut tidak mempengaruhi terhadap target pengerjaan konstruksi maupun menurunkan spesifikasi bangunan venue. “Seluruh arena olahraga yang dibangun Kementerian PUPR telah memenuhi standar internasional,” kata Iwan. 

Baca Juga :  Pergeseran Bukan Penambahan

Kepala Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Prasarana dan Permukiman Wilayah II Provinsi Papua Anggoro Putro mengatakan progres pembangunan arena aquatic telah mulai sejak Desember tahun 2018.  Hingga 21 Juni 2019, progres pengerjaannya telah mencapai 16,4 persen. 

Capaian pengerjaan fisik tersebut lebih cepat dari rencana semula 13,8 persen. Arena Aquatic ditargetkan selesai pada Juli tahun 2020. Anggaran diambilkan dari APBN Kementerian PUPR sebesar Rp 389,6 miliar yang dibagi dalam tiga kontrak, yakni pekerjaan konstruksi sebesar Rp 381 miliar, konsultan manajemen konstruksi sebesar Rp 6,7 miliar, dan pengawasan berkala sebesar Rp 1,8 miliar. 

Saat ini pembangunannya sudah dalam tahap pengerjaan kolam diving, pembesian pile cap, bekisting balancing tank, dan pabrikasi kolom area tribun. “Nantinya area Aquatic akan dilengkapi dengan fasilitas pool yang sesuai dengan standar Federation Internationale de Natation (FINA) yang merupakan induk organisasi internasional olahraga renang,” jelas Anggoro. 

Selain itu, venue Aquatic juga akan dilengkapi tata lampu berstandar field of play (FOP), alat penghitung waktu pertandingan (master clock) di lantai 1 dan lantai 2, papan skor serta tata suara, tata udara, kamera pengawas (CCTV), dan tribun penonton. “Kemudian dilengkapi fasilitas parkir, lansekap, drainase, dan bangunan penunjang disesuaikan dengan batas kawasan,” katanya.  

Sementara itu, pembangunan Istora Papua Bangkit telah dimulai sejak November 2018, saat ini progresnya mencapai 25,3 persen atau lebih cepat dari rencana semula 23,4 persen. Pengerjaannya masuk tahap pengecoran lantai kerja dan pembesian tie beam. 

Baca Juga :  KNPB Paparkan Kasus HAM Papua di Dewan HAM PBB

Kontrak pekerjaan konstruksi dikerjakan PT PP (Persero) dengan biaya sebesar Rp 257,5 miliar, konsultan manajemen sebesar Rp 4,8 miliar, dan pengawasan berkala sebesar Rp 1,4 miliar. Total anggarannya sebesar Rp 263,8 miliar dan ditargetkan selesai Juni tahun 2020. 

Arena Aquatic dan Istora berada di kawasan Olahraga Kampung Harapan seluas 32 Hektar. Di kompleks ini juga, telah dibangun Stadion Utama Papua Bangkit yang dilengkapi papan skor dari Itali, peralatan sistem waktu dari Swiss, dan lampu LED standar FIFA dari Jerman dengan kekuatan 1.800 Lux. Kemudian fasilitas lain, yakni lapangan latihan/pemanasan, zona aman stadion, dan area parkir. 

Pembangunan venue arena Cricket dan lapangan Hockey (Indoor dan Outdoor) telah mencapai 13 persen atau lebih cepat dari rencana 9,2 persen. Saat ini tengah dikerjakan pengecoran pile cap arena Cricket, pengecoran borepile Hockey Indoor, pengecoran kolom beton Hockey Outdoor, dan bekisting GWT Hockey Indoor dan Hockey Outdoor. 

Venue cricket menelan biaya sebesar Rp 283,4 miliar yang dibagi dalam tiga kontrak, yakni konstruksi sebesar Rp 277 miliar, konsultan manajemen Rp 4,9 miliar dan pengawasan berkala sebesar Rp 1,5 miliar. Pembangunan venue Cricket dan Hockey mulai dilaksanakan sejak Desember 2018 dan ditargetkan selesai pada Juni 2020. Semua proyek yang menjadi tanggung jawab Ditjen Cipta Karya termasuk pendampingan dari Balai Prasarana Permukiman Provinsi Papua, Ditjen Cipta Karya.(tau/JPG)

PAPUA BANGKIT: Menpora Imam Nahrawi saat rumput lapangan Stadion Papua Bangkit, Jumat (21/6) lalu. ( FOTO : Erik/Cepos)

JAKARTA-Progres Konstruksi 4 Venue PON XX Papua diyakini akan berlangsung lebih cepat, Kementerian PUPR menargetkan keempat venue sudah bisa digunakan pada pertengahan 2020.  

Empat arena olahraga tersebut yakni arena aquatic dan Istora Papua Bangkit di kawasan Olahraga Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur dan venue Cricket dan Lapangan Hockey (indoor dan outdoor) di kompleks olahraga Doyo Baru, Distrik Waibu.

Keempat venue dibangun Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya di dengan anggaran Rp 936,8 miliar. Keempat venue digunakan untuk mendukung pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Provinsi Papua yang akan berlangsung pada 20 Oktober – 2 November tahun 2020. 

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono terus mendorong percepatan penyelesaian pembangunan keempat venue tersebut. “Pembangunan infrastruktur dalam rangka mendukung PON XX  harus diperhatikan secara detail mulai dari tahap desain, tahap pembangunan hingga tahap pengawasannya,” kata Basuki lewat pernyataannya kemarin (24/6)

Kepala Pusat Pengembangan Sarana Prasarana Pendidikan, Olahraga dan Pasar, Ditjen Cipta Karya Iwan Suprijanto mengatakan terdapat empat tantangan utama dalam pembangunan venue PON XX di Papua yakni, pertama jarak tempuh pengiriman material bangunan (barang) yang sebagian besar berasal dari luar Papua. 

Kedua, ketersedian peralatan yang kurang di Papua sehingga pengerjaan konstruksi memakan waktu lama. Alat digunakan bergantian antara proyek satu dengan proyek lainnya. Tantangan ketiga proses pengiriman tenaga kerja terampil dan keempat adalah perawatan arena. 

Kendati demikian, Iwan optimistis hal-hal tersebut tidak mempengaruhi terhadap target pengerjaan konstruksi maupun menurunkan spesifikasi bangunan venue. “Seluruh arena olahraga yang dibangun Kementerian PUPR telah memenuhi standar internasional,” kata Iwan. 

Baca Juga :  Bupati Namia Pastikan Nduga Aman dan Kondusif 

Kepala Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Prasarana dan Permukiman Wilayah II Provinsi Papua Anggoro Putro mengatakan progres pembangunan arena aquatic telah mulai sejak Desember tahun 2018.  Hingga 21 Juni 2019, progres pengerjaannya telah mencapai 16,4 persen. 

Capaian pengerjaan fisik tersebut lebih cepat dari rencana semula 13,8 persen. Arena Aquatic ditargetkan selesai pada Juli tahun 2020. Anggaran diambilkan dari APBN Kementerian PUPR sebesar Rp 389,6 miliar yang dibagi dalam tiga kontrak, yakni pekerjaan konstruksi sebesar Rp 381 miliar, konsultan manajemen konstruksi sebesar Rp 6,7 miliar, dan pengawasan berkala sebesar Rp 1,8 miliar. 

Saat ini pembangunannya sudah dalam tahap pengerjaan kolam diving, pembesian pile cap, bekisting balancing tank, dan pabrikasi kolom area tribun. “Nantinya area Aquatic akan dilengkapi dengan fasilitas pool yang sesuai dengan standar Federation Internationale de Natation (FINA) yang merupakan induk organisasi internasional olahraga renang,” jelas Anggoro. 

Selain itu, venue Aquatic juga akan dilengkapi tata lampu berstandar field of play (FOP), alat penghitung waktu pertandingan (master clock) di lantai 1 dan lantai 2, papan skor serta tata suara, tata udara, kamera pengawas (CCTV), dan tribun penonton. “Kemudian dilengkapi fasilitas parkir, lansekap, drainase, dan bangunan penunjang disesuaikan dengan batas kawasan,” katanya.  

Sementara itu, pembangunan Istora Papua Bangkit telah dimulai sejak November 2018, saat ini progresnya mencapai 25,3 persen atau lebih cepat dari rencana semula 23,4 persen. Pengerjaannya masuk tahap pengecoran lantai kerja dan pembesian tie beam. 

Baca Juga :  Penjabat Sekda Kota Jayapura Dipastikan Anak Port Numbay

Kontrak pekerjaan konstruksi dikerjakan PT PP (Persero) dengan biaya sebesar Rp 257,5 miliar, konsultan manajemen sebesar Rp 4,8 miliar, dan pengawasan berkala sebesar Rp 1,4 miliar. Total anggarannya sebesar Rp 263,8 miliar dan ditargetkan selesai Juni tahun 2020. 

Arena Aquatic dan Istora berada di kawasan Olahraga Kampung Harapan seluas 32 Hektar. Di kompleks ini juga, telah dibangun Stadion Utama Papua Bangkit yang dilengkapi papan skor dari Itali, peralatan sistem waktu dari Swiss, dan lampu LED standar FIFA dari Jerman dengan kekuatan 1.800 Lux. Kemudian fasilitas lain, yakni lapangan latihan/pemanasan, zona aman stadion, dan area parkir. 

Pembangunan venue arena Cricket dan lapangan Hockey (Indoor dan Outdoor) telah mencapai 13 persen atau lebih cepat dari rencana 9,2 persen. Saat ini tengah dikerjakan pengecoran pile cap arena Cricket, pengecoran borepile Hockey Indoor, pengecoran kolom beton Hockey Outdoor, dan bekisting GWT Hockey Indoor dan Hockey Outdoor. 

Venue cricket menelan biaya sebesar Rp 283,4 miliar yang dibagi dalam tiga kontrak, yakni konstruksi sebesar Rp 277 miliar, konsultan manajemen Rp 4,9 miliar dan pengawasan berkala sebesar Rp 1,5 miliar. Pembangunan venue Cricket dan Hockey mulai dilaksanakan sejak Desember 2018 dan ditargetkan selesai pada Juni 2020. Semua proyek yang menjadi tanggung jawab Ditjen Cipta Karya termasuk pendampingan dari Balai Prasarana Permukiman Provinsi Papua, Ditjen Cipta Karya.(tau/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya