Friday, February 7, 2025
25.7 C
Jayapura

Polda Pastikan ET Adalah KKB

Sebby Bantah Soal 3 KKB yang Tewas

JAYAPURA – Polda Papua memastikan jika tindakan tegas dan terukur yang dilakukan aparat gabungan di Kampung Mundidok, Kabupaten Puncak dengan “menghajar” kelompok yang dicurigai adalah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) adalah tindakan yang sudah tepat. Pasalnya ET yang ditemukan tewas di lokasi kontak tembak diyakini bagian dari KKB meski usianya terbilang sangat muda.

Pasca tewasnya seorang tukang ojek bernama Irwan, tim gabungan TNI Polri langsung melakukan pengejaran dan dibantu dengan video udara akhirnya terdeteksi ada satu rombongan sekitar 20 orang yang hendak melintas dari Kampung Mundidok ke Kampung Kimak.

“Sudah terpantau lebih dulu, jadi kelompok ini berusaha kabur dengan membawa senjata dan disitu langsung dihadang hingga terjadi kontak tembak dan salah satu yang tewas adalah ET itu,” jelas Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignatius Benny melalui ponselnya, Jumat (24/3).

Baca Juga :  Mappi Daerah Pertama di Tanah Papua Terapkan Perda Sesuai PP.106 Tahun 2021

Kabid Humas menyatakan bahwa ET betul menjadi anggota KKB karena dari tangannya ditemukan amunisi peluru tajam. “ET adalah anggota KKB,” tegas Benny.

Disinggung soal jumlah anggota KKB yang tewas dikatakan pihaknya juga mendengar ada 3 orang yang tertembak namun data yang diterima hanya 1 orang. “Bisa jadi 3 orang karena biasa kalau ada yang tewas langsung dibawa kabur oleh rekan rekannya. Cuma data yang kami terima hanya ET ini,” tambahnya.

Dari kontak tembak ini diikatakan aparat terus meningkatkan kewaspadaan mengingat pelaku KKB kerap bersembunyi dibalik status warga sipil. Sementara untuk pelaku penembak tukang ojek, Irwan hingga kemarin pihaknya masih melakukan penelusuran. “Ini juga sedang kami kembangkan, tetap kami kejar dan lakukan tindakan tegas dan terukur,” imbuhnya.

Baca Juga :  Merauke, Wamena dan Nabire Disepakati Jadi Ibu Kota

Juru Bicara TPN OPM, Sebby Sembom membantah jika ada 3 anggota TPN OPM yang tewas. “Itu tak benar, itu bagian dari propaganda TNI Polri yang dilakukan lewat media Indonesia,”  jelas Sebby. (ade/fia/wen)

Sebby Bantah Soal 3 KKB yang Tewas

JAYAPURA – Polda Papua memastikan jika tindakan tegas dan terukur yang dilakukan aparat gabungan di Kampung Mundidok, Kabupaten Puncak dengan “menghajar” kelompok yang dicurigai adalah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) adalah tindakan yang sudah tepat. Pasalnya ET yang ditemukan tewas di lokasi kontak tembak diyakini bagian dari KKB meski usianya terbilang sangat muda.

Pasca tewasnya seorang tukang ojek bernama Irwan, tim gabungan TNI Polri langsung melakukan pengejaran dan dibantu dengan video udara akhirnya terdeteksi ada satu rombongan sekitar 20 orang yang hendak melintas dari Kampung Mundidok ke Kampung Kimak.

“Sudah terpantau lebih dulu, jadi kelompok ini berusaha kabur dengan membawa senjata dan disitu langsung dihadang hingga terjadi kontak tembak dan salah satu yang tewas adalah ET itu,” jelas Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignatius Benny melalui ponselnya, Jumat (24/3).

Baca Juga :  ASN Bisa Dipecat Jika Laporan Memenuhi Unsur

Kabid Humas menyatakan bahwa ET betul menjadi anggota KKB karena dari tangannya ditemukan amunisi peluru tajam. “ET adalah anggota KKB,” tegas Benny.

Disinggung soal jumlah anggota KKB yang tewas dikatakan pihaknya juga mendengar ada 3 orang yang tertembak namun data yang diterima hanya 1 orang. “Bisa jadi 3 orang karena biasa kalau ada yang tewas langsung dibawa kabur oleh rekan rekannya. Cuma data yang kami terima hanya ET ini,” tambahnya.

Dari kontak tembak ini diikatakan aparat terus meningkatkan kewaspadaan mengingat pelaku KKB kerap bersembunyi dibalik status warga sipil. Sementara untuk pelaku penembak tukang ojek, Irwan hingga kemarin pihaknya masih melakukan penelusuran. “Ini juga sedang kami kembangkan, tetap kami kejar dan lakukan tindakan tegas dan terukur,” imbuhnya.

Baca Juga :  Aspirasi BEM Se Papua Bakal Disampaikan ke Pusat

Juru Bicara TPN OPM, Sebby Sembom membantah jika ada 3 anggota TPN OPM yang tewas. “Itu tak benar, itu bagian dari propaganda TNI Polri yang dilakukan lewat media Indonesia,”  jelas Sebby. (ade/fia/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya