Friday, April 26, 2024
24.7 C
Jayapura

Banjir dan Longsor Karena Merericbo Ikut Digarap

KERJA BAKTI: Aparat TNI dan Polri bahu membahu membersihkan material tanah yang menutupi sebagian badan jalan di perempatan lampu merah Dok II, Distrik Jayapura Selatan, Jumat (24/4). (FOTO: Humas Polresta Jayapura Kota for Cepos)

Diguyur Hujan, Material Tanah Sempat Tutupi Perempatan Lampu Merah Dok II

JAYAPURA-Banjir yang terjadi di RSUD Jayapura, Dok II, Jumat pagi (24/4) kemarin sejatinya bukan kali pertama. Hanya yang menarik adalah rumah sakit ini berada di ketinggian namun ternyata bisa tergenang dengan air berwarna keruh. 

Namun yang menjadi pertanyaan adalah mengapa lokasi rumah sakit yang selalu menjadi sasaran, apakah ada yang salah dalam penanganan dampak lingkungan di sekiar lokasi tersebut ? 

Dari video yang beredar di media sosial terlihat seorang wanita menjelaskan bahwa kondisi rumah sakit tergenang hingga setinggi betis. 

Dalam video berdurasi 1 menit 14 detik ini wanita tersebut menunjukkan derasnya air yang turun dan masuk hingga ke ruang Poliklinik dan bagian depan ruang penyakit dalam. Ia juga menyebut air keluar dari bawah karena terlihat menyembur. 

Terkait ini salah satu akademisi Uncen, Yehuda Hamokwarong menyampaikan bahwa kondisi air seperti itu tak lepas dari beberapa hal. Pertama  tingginya intensitas hujan, kedua hilangnya fungsi resapan dan ketiga bisa jadi ada masalah dalam  jalur pembuangan atau saluran air. 

“Kalau mau dilihat hujannya sedari subuh namun memang intensitasnya cukup tinggi dan kalau mau kami bilang di lokasi bagian atas rumah sakit juga sudah mulai banyak pembangunan sehingga memengaruhi daya resap tanah saat hujan,” jelas Yehuda. 

Baca Juga :  Dorong Ramses Ohee Sebagai Pahlawan Nasional

Dosen Georgrafi Uncen yang kadang dilibatkan dalam penyusunan Amdal ini juga menyebut bukit Merericbo yang terletak di bagian atas kini gundul. Karena sering dibakar untuk dipakai sebagai kebun nenas. 

Padahal jika dilihat dari kemiringan dan  posisinya, bukit ini bisa dibilang menjadi satu penyuplai air yang turun ke kota termasuk yang turun hingga ke Mall Jayapura dan Polda Papua.

 “Ini sudah pernah kami amati beberapa tahun lalu ketika melakukan penanaman pohon di lokasi tersebut. Lereng dan kemiringannya mengantarkan air langsung ke belakang Mall Jayapura termasuk kawasan Dok II. Hanya saja bukit ini sering sekali dibakar sehingga fungsi akar dan resapan tanah tak lagi berfungsi,” bebernya. 

Kalau kondisinya demikian maka Yehuda mengaku tak heran jika akhirnya Dok II juga ikut terkena dampak. “Selain itu jika dilihat dari material yang turun dan warna air yang keruh bisa dibilang bawa lapisan tanah di atas terjadi pengelupasan. Bisa jadi karena ada bukaan lahan. Sebab warnanya keruh dan material bebatuan juga ada,” pungkasnya. 

Sementara itu, longsoran tanah dan batu di sekitar jalan menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)  Jayapura, sempat menutupi badan jalan perempatan lampu merah Dok II, Distrik Jayapura Utara.

Baca Juga :  Tahap II, 7 Tersangka Kasus Makar Minta Dipulangkan

Material tanah dan batu di jalan raya sempat menganggu arus lalulintas  yang menghubungkan RSUD Jayapura, Kantor Gubernur dan ke pusat kota. 

Melihat kondisi tersebut, puluhan anggota Polresta Jayapura Kota dan TNI serta warga setempat bahu membahu bersihkan material tanah pasca terjadinya longsor. 

Kapolresta Jayapura Kota AKBP Gustav R. Urbinas menjelaskan, kejadian bencana longsor menutup sebagian badan jalan yang diakibatkan bencana alam tanah longsor. 

“Hal in diakibat hujan lebat yang terjadi dini hari tadi sekitar pukul 05.00 WIT dengan curah hujan intensitas tinggi,” ucapnya.

Akibat kejadian tersebut lanjut Kapolresta, personel Polresta Jayapura Kota bersama TNI dan masyakarat melakukan upaya kerja bakti membersihkan material tanah yang menutup badan jalan dengan cara manual hingga menggunakan AWC (armor water canon). 

Upaya yang dilakukan aparat Kepolisian bersama TNI dan warga tersebut akhirnya membuat jalan bisa dilalui kembali normal sekira pukul 11.45 WIT. 

“Ini hal yang positif yang patut diapresiasi, mengingat jalan tersebut merupakan jalur utama di Kota Jayapura yang menghubungkan ke Rumah Sakit Umum Jayapura dan Ke Distrik Jayapura Utara,” tuturnya

Menurutnya, kondisi cuaca yang cukup ekstrem beberapa hari ke depan akan terus hujan. Untuk itu, ia mengimbau seluruh masyarakat untuk mengantisipasi adanya potensi bencana banjir  dan tanah longsor. (ade/fia/nat)

KERJA BAKTI: Aparat TNI dan Polri bahu membahu membersihkan material tanah yang menutupi sebagian badan jalan di perempatan lampu merah Dok II, Distrik Jayapura Selatan, Jumat (24/4). (FOTO: Humas Polresta Jayapura Kota for Cepos)

Diguyur Hujan, Material Tanah Sempat Tutupi Perempatan Lampu Merah Dok II

JAYAPURA-Banjir yang terjadi di RSUD Jayapura, Dok II, Jumat pagi (24/4) kemarin sejatinya bukan kali pertama. Hanya yang menarik adalah rumah sakit ini berada di ketinggian namun ternyata bisa tergenang dengan air berwarna keruh. 

Namun yang menjadi pertanyaan adalah mengapa lokasi rumah sakit yang selalu menjadi sasaran, apakah ada yang salah dalam penanganan dampak lingkungan di sekiar lokasi tersebut ? 

Dari video yang beredar di media sosial terlihat seorang wanita menjelaskan bahwa kondisi rumah sakit tergenang hingga setinggi betis. 

Dalam video berdurasi 1 menit 14 detik ini wanita tersebut menunjukkan derasnya air yang turun dan masuk hingga ke ruang Poliklinik dan bagian depan ruang penyakit dalam. Ia juga menyebut air keluar dari bawah karena terlihat menyembur. 

Terkait ini salah satu akademisi Uncen, Yehuda Hamokwarong menyampaikan bahwa kondisi air seperti itu tak lepas dari beberapa hal. Pertama  tingginya intensitas hujan, kedua hilangnya fungsi resapan dan ketiga bisa jadi ada masalah dalam  jalur pembuangan atau saluran air. 

“Kalau mau dilihat hujannya sedari subuh namun memang intensitasnya cukup tinggi dan kalau mau kami bilang di lokasi bagian atas rumah sakit juga sudah mulai banyak pembangunan sehingga memengaruhi daya resap tanah saat hujan,” jelas Yehuda. 

Baca Juga :  Boaz dan Tipa Tulis Buku

Dosen Georgrafi Uncen yang kadang dilibatkan dalam penyusunan Amdal ini juga menyebut bukit Merericbo yang terletak di bagian atas kini gundul. Karena sering dibakar untuk dipakai sebagai kebun nenas. 

Padahal jika dilihat dari kemiringan dan  posisinya, bukit ini bisa dibilang menjadi satu penyuplai air yang turun ke kota termasuk yang turun hingga ke Mall Jayapura dan Polda Papua.

 “Ini sudah pernah kami amati beberapa tahun lalu ketika melakukan penanaman pohon di lokasi tersebut. Lereng dan kemiringannya mengantarkan air langsung ke belakang Mall Jayapura termasuk kawasan Dok II. Hanya saja bukit ini sering sekali dibakar sehingga fungsi akar dan resapan tanah tak lagi berfungsi,” bebernya. 

Kalau kondisinya demikian maka Yehuda mengaku tak heran jika akhirnya Dok II juga ikut terkena dampak. “Selain itu jika dilihat dari material yang turun dan warna air yang keruh bisa dibilang bawa lapisan tanah di atas terjadi pengelupasan. Bisa jadi karena ada bukaan lahan. Sebab warnanya keruh dan material bebatuan juga ada,” pungkasnya. 

Sementara itu, longsoran tanah dan batu di sekitar jalan menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)  Jayapura, sempat menutupi badan jalan perempatan lampu merah Dok II, Distrik Jayapura Utara.

Baca Juga :  Dorong Ramses Ohee Sebagai Pahlawan Nasional

Material tanah dan batu di jalan raya sempat menganggu arus lalulintas  yang menghubungkan RSUD Jayapura, Kantor Gubernur dan ke pusat kota. 

Melihat kondisi tersebut, puluhan anggota Polresta Jayapura Kota dan TNI serta warga setempat bahu membahu bersihkan material tanah pasca terjadinya longsor. 

Kapolresta Jayapura Kota AKBP Gustav R. Urbinas menjelaskan, kejadian bencana longsor menutup sebagian badan jalan yang diakibatkan bencana alam tanah longsor. 

“Hal in diakibat hujan lebat yang terjadi dini hari tadi sekitar pukul 05.00 WIT dengan curah hujan intensitas tinggi,” ucapnya.

Akibat kejadian tersebut lanjut Kapolresta, personel Polresta Jayapura Kota bersama TNI dan masyakarat melakukan upaya kerja bakti membersihkan material tanah yang menutup badan jalan dengan cara manual hingga menggunakan AWC (armor water canon). 

Upaya yang dilakukan aparat Kepolisian bersama TNI dan warga tersebut akhirnya membuat jalan bisa dilalui kembali normal sekira pukul 11.45 WIT. 

“Ini hal yang positif yang patut diapresiasi, mengingat jalan tersebut merupakan jalur utama di Kota Jayapura yang menghubungkan ke Rumah Sakit Umum Jayapura dan Ke Distrik Jayapura Utara,” tuturnya

Menurutnya, kondisi cuaca yang cukup ekstrem beberapa hari ke depan akan terus hujan. Untuk itu, ia mengimbau seluruh masyarakat untuk mengantisipasi adanya potensi bencana banjir  dan tanah longsor. (ade/fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya