Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Sejarah, Presiden Jokowi Kunjungi Kabupaten Keerom

Presiden Ikut Tanam Jagung di Keerom

KEEROM – Selasa (21/3), Presiden RI Joko Widodo untuk pertama kali mengunjungi Kabupaten Keerom, Provinsi Papua. Sekaligus sebagai presiden pertama Indonesia yang menginjakan kaki di Negeri Tapal Bata, Keerom.

Dalam kunjungan kerjanya, orang nomor satu di Indonesia itu ikut melakukan penanaman jagung untuk program ketahanan pangan budidaya jagung yang ada di Kampung Wambes, Distrik Mannem, Kabupaten Keerom.

Kepala Negara didampingi beberapa Menteri, yakni Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Plh. Gubernur Papua Muhammad Ridwan Rumasukun, dan Bupati Keerom Piter Gusbager.

Diketahui, Kabupaten Keerom bersama Pemerintah Pusat akan dijadikan sentra budidaya jagung untuk ketahanan pangan skala nasional. Nantinya akan ada 10 ribu hektar lahan yang akan digunakan untuk mendukung program maha karya tersebut.

“Di Keerom akan disiapkan kurang lebih 10 ribu hektar untuk penanaman jagung, tapi sekarang yang sudah disiapkan pengelolaan tanah baru 500 hektar, tahun depan 2500 hektar tapi yang ditanam hari ini baru 100 hektar,” ungkap Presiden Jokowi kepada awak media saat memberikan keterangannya.

Presiden mengaku bahwa secara kasat mata, Kabupaten Keerom memang sangat cocok untuk pengembangan komoditas jagung. “Kita akan lihat nanti bulan Juni akan panen yang pertama, berapa ton per hektarnya akan kelihatan. Kita bisa lihat ini fisibel karena tanahnya rata datar,” ujar Presiden Jokowi.

Baca Juga :  Warga Paguyuban Pasundan Diharap Pererat Tali Silaturahmi

“Hanya memang tidak mungkin sekali panen langsung menghasilkan seperti di Jawa 10 atau 11 ton. Pertama mungkin tidak apa-apa pertama 4 ton atau 5 ton dan penanaman kedua naik lagi 6 ton dan biasanya penanaman berikutnya baru pada posisi yang baik,” sambungnya.

Tapi Presiden Jokowi mengingatkan Menteri Pertanian dan Bupati Keerom agar para petani tidak memiliki masalah pasca panen. Dia berharap, pasar dari jagung ini bisa jelas.

“Yang beli ini siapa, harus jelas. Pengeringnya siapa, pasca panen seperti apa, harganya berapa ini semua harus jelas. Sehingga petani tidak sampai dirugikan setelah panen, harus dipastikan. Sehingga kita coba dulu 100 hektar,” pesanya.

Presiden juga berharap, nantinya jagung-jagung ini bisa memenuhi kebutuhan pakan ternak di Provinsi Papua hingga Provinsi Papua Barat. “Di sini (Papua-red) pun juga masih kurang suplai jagung untuk pakan ternak masih kurang, baik itu ayam petelur, ayam daging maupun babi dan sapi. Kalau dibawa ke Jawa transportasinya juga mahal jadi harus dipakai untuk tanah Papua dan Papua Barat,” pungkasnya.

Kemudian, Bupati Keerom, Piter Gusbager, mengatakan bahwa kedatangan Presiden Jokowi merupakan sebuah peristiwa sejarah bagi pemerintah dan masyarakat Kabupaten Keerom.

“Ini momentum bersejarah bagi masyarakat Keerom, Presiden ke-7 Indonesia, Bapak Joko Widodo, presiden pertama yang datang ke Negeri Tapal Batas, Keerom,” kata Bupati.

“Seperti yang ditegaskan oleh Pak Presiden kalau lumbung jagung Keerom itu 10 ribu hektar dan lahan yang kita siapkan itu lahan tidak ada konflik,” sambung Bupati.

Baca Juga :  Jokowi: Presiden Boleh Memihak dan Kampanye

Bupati Keerom mengaku jika Presiden Jokowi memberikan perhatian khusus untuk Kabupaten Keerom melalui bidang pertanian, khususnya komoditas jagung dengan konsep integritas dengan komoditas lainnya. “Beliau akan mendukung melalui Kementan akan membekap lahan ini sampai harus berhasil, termasuk kita bicara ke mana hasil ini akan kita pasarkan,” ujarnya.

Orang nomor satu di Kabupaten Keerom itu menjelaskan bahwa untuk 500 hektar pertama ini akan menjadi bagian dari masyarakat dan 2500 hektar di tahun depan pemerintah Kabupaten Keerom akan bekerja sama dengan pihak swasta.

“Tahap pertama itu sudah ditanam 100 hektar dari 500 hektar lahan yang sudah siap pada tahap satu yaitu 3000 hektar sampai tahun depan. Dukungan pemerintah sangat nyata dan kita pemerintah akan terus mencari cara bagaimana mengangkat petani dan pertanian untuk kesejahteraan,” tegasnya.

Bupati Keerom menambahkan, bahwa untuk mendukung kelancaran program tersebut, pemerintah Kabupaten Keerom terus melakukan peningkatan SDM seperti tenaga penyuluh dan pelatihan untuk para petani.

“Kita juga bekerjasama dengan Mabes Polri, kita sudah punya pusat pelatihan jagung. Kita akan datangkan tenaga-tenaga ahli dan terampil  untuk melatih para petani agar petani bisa memiliki keterampilan untuk mengurusi jagung mulai dari penyiapan lahan, bagaimana pembenihan, perawatan, kesuburan tanah hingga pasca panen,” tutup Bupati Keerom. (eri/wen)

Presiden Ikut Tanam Jagung di Keerom

KEEROM – Selasa (21/3), Presiden RI Joko Widodo untuk pertama kali mengunjungi Kabupaten Keerom, Provinsi Papua. Sekaligus sebagai presiden pertama Indonesia yang menginjakan kaki di Negeri Tapal Bata, Keerom.

Dalam kunjungan kerjanya, orang nomor satu di Indonesia itu ikut melakukan penanaman jagung untuk program ketahanan pangan budidaya jagung yang ada di Kampung Wambes, Distrik Mannem, Kabupaten Keerom.

Kepala Negara didampingi beberapa Menteri, yakni Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Plh. Gubernur Papua Muhammad Ridwan Rumasukun, dan Bupati Keerom Piter Gusbager.

Diketahui, Kabupaten Keerom bersama Pemerintah Pusat akan dijadikan sentra budidaya jagung untuk ketahanan pangan skala nasional. Nantinya akan ada 10 ribu hektar lahan yang akan digunakan untuk mendukung program maha karya tersebut.

“Di Keerom akan disiapkan kurang lebih 10 ribu hektar untuk penanaman jagung, tapi sekarang yang sudah disiapkan pengelolaan tanah baru 500 hektar, tahun depan 2500 hektar tapi yang ditanam hari ini baru 100 hektar,” ungkap Presiden Jokowi kepada awak media saat memberikan keterangannya.

Presiden mengaku bahwa secara kasat mata, Kabupaten Keerom memang sangat cocok untuk pengembangan komoditas jagung. “Kita akan lihat nanti bulan Juni akan panen yang pertama, berapa ton per hektarnya akan kelihatan. Kita bisa lihat ini fisibel karena tanahnya rata datar,” ujar Presiden Jokowi.

Baca Juga :  Damai Usai Pemilu, Jokowi: Yang Menang Jangan Jumawa, yang Kalah Jangan Murka

“Hanya memang tidak mungkin sekali panen langsung menghasilkan seperti di Jawa 10 atau 11 ton. Pertama mungkin tidak apa-apa pertama 4 ton atau 5 ton dan penanaman kedua naik lagi 6 ton dan biasanya penanaman berikutnya baru pada posisi yang baik,” sambungnya.

Tapi Presiden Jokowi mengingatkan Menteri Pertanian dan Bupati Keerom agar para petani tidak memiliki masalah pasca panen. Dia berharap, pasar dari jagung ini bisa jelas.

“Yang beli ini siapa, harus jelas. Pengeringnya siapa, pasca panen seperti apa, harganya berapa ini semua harus jelas. Sehingga petani tidak sampai dirugikan setelah panen, harus dipastikan. Sehingga kita coba dulu 100 hektar,” pesanya.

Presiden juga berharap, nantinya jagung-jagung ini bisa memenuhi kebutuhan pakan ternak di Provinsi Papua hingga Provinsi Papua Barat. “Di sini (Papua-red) pun juga masih kurang suplai jagung untuk pakan ternak masih kurang, baik itu ayam petelur, ayam daging maupun babi dan sapi. Kalau dibawa ke Jawa transportasinya juga mahal jadi harus dipakai untuk tanah Papua dan Papua Barat,” pungkasnya.

Kemudian, Bupati Keerom, Piter Gusbager, mengatakan bahwa kedatangan Presiden Jokowi merupakan sebuah peristiwa sejarah bagi pemerintah dan masyarakat Kabupaten Keerom.

“Ini momentum bersejarah bagi masyarakat Keerom, Presiden ke-7 Indonesia, Bapak Joko Widodo, presiden pertama yang datang ke Negeri Tapal Batas, Keerom,” kata Bupati.

“Seperti yang ditegaskan oleh Pak Presiden kalau lumbung jagung Keerom itu 10 ribu hektar dan lahan yang kita siapkan itu lahan tidak ada konflik,” sambung Bupati.

Baca Juga :  Mensos Risma ke Perbatasan RI-PNG, Ini yang Akan Diserahkan

Bupati Keerom mengaku jika Presiden Jokowi memberikan perhatian khusus untuk Kabupaten Keerom melalui bidang pertanian, khususnya komoditas jagung dengan konsep integritas dengan komoditas lainnya. “Beliau akan mendukung melalui Kementan akan membekap lahan ini sampai harus berhasil, termasuk kita bicara ke mana hasil ini akan kita pasarkan,” ujarnya.

Orang nomor satu di Kabupaten Keerom itu menjelaskan bahwa untuk 500 hektar pertama ini akan menjadi bagian dari masyarakat dan 2500 hektar di tahun depan pemerintah Kabupaten Keerom akan bekerja sama dengan pihak swasta.

“Tahap pertama itu sudah ditanam 100 hektar dari 500 hektar lahan yang sudah siap pada tahap satu yaitu 3000 hektar sampai tahun depan. Dukungan pemerintah sangat nyata dan kita pemerintah akan terus mencari cara bagaimana mengangkat petani dan pertanian untuk kesejahteraan,” tegasnya.

Bupati Keerom menambahkan, bahwa untuk mendukung kelancaran program tersebut, pemerintah Kabupaten Keerom terus melakukan peningkatan SDM seperti tenaga penyuluh dan pelatihan untuk para petani.

“Kita juga bekerjasama dengan Mabes Polri, kita sudah punya pusat pelatihan jagung. Kita akan datangkan tenaga-tenaga ahli dan terampil  untuk melatih para petani agar petani bisa memiliki keterampilan untuk mengurusi jagung mulai dari penyiapan lahan, bagaimana pembenihan, perawatan, kesuburan tanah hingga pasca panen,” tutup Bupati Keerom. (eri/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya