JAYAPURA – Polisi akhirnya mendapatkan identitas dari kedua korban tukang ojek yang ditemukan tewas dengan kondisi tertembak. Ka Ops Damai Cartenz-2024, Brigjen Pol Faizal Ramadhani menyampaikan korban merupakan tukang ojek, di Kampung Weni, Distrik Mageabume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Dijelaskan kronologisnya bahwa saat ini seorang saksi berinisial II melihat pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata, Kalenak Murib bersama beberapa anggota lainnya melakukan pembunuhan dengan cara penembak dan membacok menggunakan parang kepada kedua korban. Usai menyaksikan kejadian ini, saksi TT pun langsung menuju Distrik Sinak.
Setibanya di Distrik Sinak Kabupaten Puncak, saksi TT langsung menceritakan kejadian tersebut kepada saksi P dan kemudian sekira pukul 16.30 WIT, saksi P langsung melaporkan informasi kejadian tersebut ke Mapolsek Sinak. Adapun identitas korban yaitu. Imran (23) yang tinggal di Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan dan kedua, Asrun Eko Putra (24) yang tinggal di Kolongkong, Desa Bontosunggu Kecamatan Gai Esong Utara.
Kasatgas Humas Damai Cartenz, Kombes Bayu Suseno mengatakan proses evakuasi direncanakan pada Jumat (22/11). “Hingga saat ini Tim kami dari Satgas Ops Damai Catenz-2024 wilayah puncak telah meningkatkan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi adanya aksi susulan dari KKB dan telah melakukan Upaya-upaya kepolisian untuk mengejar para Pelaku KKB ini,” tutup Bayu.
Sementara Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB menyatakan telah menerima laporan resmi dari Komandan Operasi TPNPB Kodap XXVII Mayor Kelenak Murib pada hari ini Kamis, 21 November 2024 jam 21:40 malam bahwa pihaknya telah melakukan penembakan terhadap dua orang yang diklaim sebagai anggota intelejen militer Indonesia di Pos Maleo Puruleme daerah Sinak jam 13.30 siang.
“Dan atas kejadian tersebut panglima TPNPB Kodap XXVII Bridjen Militer Murib menyampaikan bahwa itu atas perintahnya dan ia siap bertanggung jawab,” kata Jubir TPNPB, Sebby Sembom.
Pihaknya juga menyampaikan kepada seluruh warga Papua agar menjaga seluruh hak-hak masyarakat adat dan berhenti menjual tanah kepada pemerintah Indonesia karena itu di anggap saja dengan membunuh generasi Papua yang akan datang dan bertindak demi tanah air dan Ideologi bangsa Papua.