Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Bahas 60 Persen Isu Kekinian Papua

Konas GMKI 2022 Siap Dibuka Meriah

JAYAPURA-Ketua Panitia Konsultasi Nasional GMKI Tahun 2022, Benyamin Arisoy, SE., M.Si memastikan pembukaan Konas GMKI yang akan dilaksanakan pada 23 Agustus di Audorium Uncen, Abepura akan dibuka secara meriah.

Pembukaan sendiri akan diisi dengan penampilan tari-tarian khas Papua, serta penampilan dari beberapa vokal group yang akan menyanyikan lagu-lagu rohani baik dalam ibadah maupun pada acara pembukaan.

Konas GMKI tahun ini akan berlangsung mulai 23-27 Agustus dengan membahas 60 persen isu kekinian Papua. “Secara umum saya rasa kita sangat siap, kita sudah rapat terakhir dan memastikan laporan dari seksi-seksi yang bertanggung jawab terutama seksi acara, rohani dan konsumsi,” ungkap Benyamin Arisoy kepada Cenderawasih Pos, Senin (22/8).

Selain itu, pihaknya juga mengaku bahwa sudah menyiapkan  langkah-langkah antisipasi dan penerapan Prokes ketat sesuai dengan intruksi dari pemerintah setempat dengan menerapkan protokol kesehatan.

“Harapan saya Konas ini sukses, lalu memberikan dampak mahasiswa, pemerintah daerah melalui pemikiran-pemimiran yang berdampak pada masyarakat,” pungkasnya.

Sementara itu Kordinator Seksi Acara Konas GMKI Tahun 2022, Cyfrianus Y. Mambay menegaskan bahwa Konas GMKI Tahun 2022 yang dilaksanakan di Jayapura, Papua siap dibuka. Cyfrianus Mambay menegaskan bahwa Konas yang diselenggarakan di Papua maka dipastikan pula 60 persen pembahasannya akan mengenai Papua.

Baca Juga :  Tuntut Kuota Penerimaan Maba 100% OAP

“Dalam sistem organisasi GMKI itu ada beberapa pelaksanaan kegiatan yang puncaknya nanti Kongres, sehingga Konsultasi ini membicarakan hal-hal yang harus diputuskan nantinya,” ungkapnya saat meninjau persiapan pembukaan Konas GMKI di Audotorium Uncen, Senin (23/8)

Ia menambahkan Konas ini selain ada study meeting yang dilaksanakan dalam bentuk talkshow dengan beberapa materinya dipastikan 60 persen mengenai Papua, kemudian 40 persennya adalah isu nasional dan bagaimana GMKI ke depan.

“Sedangkan bisnis meeting adalah membicarakan yang nantinya dibawa kedalam kongres. Itulah kegiatan inti dalam Konas ini sedangkan pembukaan hanya kegiatan seremonial. Intinya adalah study meeting yang membahas isu saat ini dan bisnismeeting membicarakan hal yang diputuskan di kongres nantinya,”katanya.

Mambay yang merupakan senior GMKI ini mengatakan dalam pembukaan tidak ada persoalan yang berarti saat ini. Namun hanya terkendala sedikit mengenai peserta yang dari seluruh Indonesia yang ditargetkan 600 orang, namun yang hadir diperkirakan 70 persen.

“Kendalanya ada di harga tiket yang mahal dan kendalanya hanya itu. Mengenai panitia sangat siap,” bebernya.

Adapun agenda pada 23 Agustus, ia mengatakan sebelum pembukaan ada agenda melakukan penanaman pohon di Angkasa dan acara bakar batu yang bertujuan menunjukkan tradisi di Papua yang akan diperlihatkan kepada peserta seluruh Indonesia dan selanjutkan pembukaan di Audotorium Uncen.

Baca Juga :  Anak Muda Harus Berorientasi Menjadi Pelaku Ekonomi

Di tempat terpisah Ketua Umum GMKI, Jefri Gultom mengatakan bahwa Konas GMKI yang dilaksanakan di tanah Papua memang menjadi agenda rutin dalam rangka Konsultasi internal GMKI dan juga external GMKI. Dimana sebelumnya ada konsultasi di seluruh wilayah di Indonesia dan berujung Konsultasi Nasional di Jayapura.
“Kita juga akan melakukan evaluasi internal dalam rangka konsultasi organisasi seperti kaderinisasi internal organisasi atau tanggapan mengenai persoalan internal,”bebernya.
Selain itu dirinya juga mengapresiasi Pemerintah Provinsi Papua dalam hal ini Gubernur Papua, Panitia Konas dan juga seluruh civitas GMKI di Papua yang sudah luar biasa mempersiapkan Konsultasi Nasional di Jayapura-Papua.

Sedangkan mengenai isu yang menarik dibahas mengenai Papua adalah kesejahteraan, SDM, pembangunan dan ekonomi. Namun salah satunya yang menarik dan kekinian adalah mengenai pemekaran wilayah yang sudah disetujui.

“Harapan saya pemekaran yang sudah  disetujui. Menurut saya yang terpenting adalah mengawal pemekaran yang sudah diputuskan ini harus untuk kesejahteraan Papua. Masyarakat Papua harus menjadi tuan di negerinya sendiri,” tegasnya.

“Kebijakan pembangunan infrastruktur oleh pemerintahan Pak Presiden Jokowi juga harus dikawal. Saya pikir bapak presiden sangat perhatian pada Papua dan sayang pada masyarakatnya. Terbukti dengan beberapa kali kunjungan ke Papua disertai kebijakannya,” pungkasnya.(gin/nat)

Konas GMKI 2022 Siap Dibuka Meriah

JAYAPURA-Ketua Panitia Konsultasi Nasional GMKI Tahun 2022, Benyamin Arisoy, SE., M.Si memastikan pembukaan Konas GMKI yang akan dilaksanakan pada 23 Agustus di Audorium Uncen, Abepura akan dibuka secara meriah.

Pembukaan sendiri akan diisi dengan penampilan tari-tarian khas Papua, serta penampilan dari beberapa vokal group yang akan menyanyikan lagu-lagu rohani baik dalam ibadah maupun pada acara pembukaan.

Konas GMKI tahun ini akan berlangsung mulai 23-27 Agustus dengan membahas 60 persen isu kekinian Papua. “Secara umum saya rasa kita sangat siap, kita sudah rapat terakhir dan memastikan laporan dari seksi-seksi yang bertanggung jawab terutama seksi acara, rohani dan konsumsi,” ungkap Benyamin Arisoy kepada Cenderawasih Pos, Senin (22/8).

Selain itu, pihaknya juga mengaku bahwa sudah menyiapkan  langkah-langkah antisipasi dan penerapan Prokes ketat sesuai dengan intruksi dari pemerintah setempat dengan menerapkan protokol kesehatan.

“Harapan saya Konas ini sukses, lalu memberikan dampak mahasiswa, pemerintah daerah melalui pemikiran-pemimiran yang berdampak pada masyarakat,” pungkasnya.

Sementara itu Kordinator Seksi Acara Konas GMKI Tahun 2022, Cyfrianus Y. Mambay menegaskan bahwa Konas GMKI Tahun 2022 yang dilaksanakan di Jayapura, Papua siap dibuka. Cyfrianus Mambay menegaskan bahwa Konas yang diselenggarakan di Papua maka dipastikan pula 60 persen pembahasannya akan mengenai Papua.

Baca Juga :  Rawan Pemalakan, Jangan Beraktifitas Sampai Malam di Uncen dan Buper

“Dalam sistem organisasi GMKI itu ada beberapa pelaksanaan kegiatan yang puncaknya nanti Kongres, sehingga Konsultasi ini membicarakan hal-hal yang harus diputuskan nantinya,” ungkapnya saat meninjau persiapan pembukaan Konas GMKI di Audotorium Uncen, Senin (23/8)

Ia menambahkan Konas ini selain ada study meeting yang dilaksanakan dalam bentuk talkshow dengan beberapa materinya dipastikan 60 persen mengenai Papua, kemudian 40 persennya adalah isu nasional dan bagaimana GMKI ke depan.

“Sedangkan bisnis meeting adalah membicarakan yang nantinya dibawa kedalam kongres. Itulah kegiatan inti dalam Konas ini sedangkan pembukaan hanya kegiatan seremonial. Intinya adalah study meeting yang membahas isu saat ini dan bisnismeeting membicarakan hal yang diputuskan di kongres nantinya,”katanya.

Mambay yang merupakan senior GMKI ini mengatakan dalam pembukaan tidak ada persoalan yang berarti saat ini. Namun hanya terkendala sedikit mengenai peserta yang dari seluruh Indonesia yang ditargetkan 600 orang, namun yang hadir diperkirakan 70 persen.

“Kendalanya ada di harga tiket yang mahal dan kendalanya hanya itu. Mengenai panitia sangat siap,” bebernya.

Adapun agenda pada 23 Agustus, ia mengatakan sebelum pembukaan ada agenda melakukan penanaman pohon di Angkasa dan acara bakar batu yang bertujuan menunjukkan tradisi di Papua yang akan diperlihatkan kepada peserta seluruh Indonesia dan selanjutkan pembukaan di Audotorium Uncen.

Baca Juga :  BST Tetap Ada di 2021

Di tempat terpisah Ketua Umum GMKI, Jefri Gultom mengatakan bahwa Konas GMKI yang dilaksanakan di tanah Papua memang menjadi agenda rutin dalam rangka Konsultasi internal GMKI dan juga external GMKI. Dimana sebelumnya ada konsultasi di seluruh wilayah di Indonesia dan berujung Konsultasi Nasional di Jayapura.
“Kita juga akan melakukan evaluasi internal dalam rangka konsultasi organisasi seperti kaderinisasi internal organisasi atau tanggapan mengenai persoalan internal,”bebernya.
Selain itu dirinya juga mengapresiasi Pemerintah Provinsi Papua dalam hal ini Gubernur Papua, Panitia Konas dan juga seluruh civitas GMKI di Papua yang sudah luar biasa mempersiapkan Konsultasi Nasional di Jayapura-Papua.

Sedangkan mengenai isu yang menarik dibahas mengenai Papua adalah kesejahteraan, SDM, pembangunan dan ekonomi. Namun salah satunya yang menarik dan kekinian adalah mengenai pemekaran wilayah yang sudah disetujui.

“Harapan saya pemekaran yang sudah  disetujui. Menurut saya yang terpenting adalah mengawal pemekaran yang sudah diputuskan ini harus untuk kesejahteraan Papua. Masyarakat Papua harus menjadi tuan di negerinya sendiri,” tegasnya.

“Kebijakan pembangunan infrastruktur oleh pemerintahan Pak Presiden Jokowi juga harus dikawal. Saya pikir bapak presiden sangat perhatian pada Papua dan sayang pada masyarakatnya. Terbukti dengan beberapa kali kunjungan ke Papua disertai kebijakannya,” pungkasnya.(gin/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya