Thursday, April 18, 2024
29.7 C
Jayapura

Setahun Covid di Papua, Kasus Positif Tembus 19.948

ZIARAH: Sejumlah warga saat melakukan ziarah di pemakaman Covid-19 di Buper, Waena, Selasa (17/3) lalu. (FOTO: Noel/Cepos)

JAYAPURA-Tanggal 22 Maret 2021, kemarin genap satu tahun kasus Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Provinsi Papua. Kasus pertama Covid-19 di Provinsi Papua, ditemukan di Kabupaten Merauke.

Sejak kasus pertama tersebut, berdasarkan data dari Satuan Tugas (Satgas) Pengendalian, Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua yang dirilis pada tanggal 21 Maret 2021, jumlah terkonfirmasi Covid-19 di Provinsi Papua mencapai 19.948 kasus.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Provinsi Papua, dr. Silwanus Sumule SpOG(K) mengatakan, dari data yang ada kasus terkonfirmasi Covid-19 tertinggi di Kota Jayapura yaitu mencapai 8.547 orang.

“Kota Jayapura merupakan kota yang paling banyak jumlah kasusnya. Tidak hanya terkonfirmasi, untuk jumlah pasien yang sembuh juga banyak. Kasus terkonfirmasi di Kota Jayapura hingga tanggal 21 Maret sebanyak 8.547. Sementara kasus sembuh sebanyak 7.447 dan yang meninggal sebanyak 148 orang,” ungkap dr. Sumule kepada Cenderawasih Pos, Senin (22/3).

Setelah Kota Jayapura, kasus terkonfirmasi tertinggi kedua yaitu Kabupaten Mimika dengan jumlah kasus terkonfirmasi sebanyak 5.442. Adapun kasus sembuh di Mimika sebanyak 4.887 dan yang meninggal sebanyak 46 orang.

Kasus terkonfirmasi tertinggi ketiga menurut dr. Sumule yaitu Kabupaten Jayapura. Dengan jumlah kasus terkonfirmasi sebanyak 1.182 orang, yang sembuh sebanyak 1.027 dan meninggal sebanyak 48 orang.

Urutan empat diduduki Kabupaten Biak Numfor dengan kasus terkonfirmasi sebanyak 1.052 orang, yang sembuh sebanyak 993, dan meninggal sebanyak 52 orang.

“Meski awal kasus Covid-19 untuk Papua pertama kali ditemukan di Kabupaten Merauke, namun untuk jumlah kasus terkonfitrmasi, Merauke berada di urutan 6. Dengan jumlah kasus 773, yang sembuh 680 orang dan meninggal sebanyak 46 kasus,” tambahnya.

“Melihat kasus terkonfirmasi di Papua yang setiap hari ada penambahan, harusnya sudah menjadi bahan pertimbangan bagi setiap masyarakat untuk selalu menaati protokol kesehatan. Baik itu dalam hal mencuci tangan, menggunakan masker dan jaga jarak ini wajib harus dilakukan,” pungkasnya.

Secara terpisah, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dr. Aaron Rumainum, M.Kes., mengatakan Dinas Kesehatan Provinsi Papua terus berupaya dalam hal meningkatkan cakupan vaksin Covid-19.

Baca Juga :  KKBJ Minta Usut Tuntas Aksi Demo di PN Jayapura

“Percepatan cakupan vaksin harus dilakukan selain untuk menekan jumlah kematian akibat Covid-19, juga untuk mencegah tidak terdapatnya vaksin kedaluwarsa di Papua. Selain itu juga untuk mengantisipasi virus Corona B117nantinya,” jelasnya, kemarin.

Diakuinya, vaksin Covid-19 harus digunakan secepatnya. Karena memiliki masa pakai yang pendek yakni hanya 6 bulan setelah diproduksi.

“Jika vaksin kedaluwarsa secara otomatis merugikan Pemerintah Provinsi Papua. Oleh sebab itu, untuk menghabiskan vaksin di Papua, maka harus dilakukan monitoring vaksin dalam rangka pencegahan pemborosan vaksin,” tambahnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kabupaten Merauke  dr. Nevile R. Muskita mengatakan, memasuki bulan Maret 2021, ada tren penurunan kasus Covid -19 di Kabupaten Merauke.

“Kalau bulan Januari dan Februari 2021, jumlah pasien Covid-19 setiap   minggunya  hampir  100 orang. Tapi memasuk bulan Maret  ini  sudah  sangat menurun,” ungkapnya.

Namun untuk memastikan hal itu, menurut Nevile  harus dilakukan  analisis secara lengkap.  “Makanya saya ada minta dari rumah sakit untuk data sampel pemeriksaannya bagaimana, supaya analisisnya lebih tajam. Tapi selama   bulan Maret ini meski belum selesai, meskipun ada kecenderungan kasus barunya menurun dibandingkan dengan bulan Januari dan Februari. Ada  penurunan sekitar separuh di bulan Maret. Tapi kita harus konfrontir dengan data  pemeriksaan,” jelasnya.

Nevile juga mengaku belum bisa memastikan apakah  penurunan  kasus baru  ini  terkait dengan  rapid antigen bagi setiap pelaku perjalanan yang masuk maupun  yang keluar Merauke. Sebab, wajib rapid antigen  bagi setiap pelaku perjalanan  tersebut dimulai   pada awal Februari  2021.

Selama ini diakuinya, sebagian besar yang terkonfirmasi positif  Covid-19 adalah warga yang telah melakukan perjalanan dari luar Merauke, baik dari Jayapura, Makassar dan  Pulau Jawa. “Bisa jadi, karena  kita ketahui   bahwa rapid antigen ini akurasinya cukup tinggi. Artinya, mereka yang melakukan perjalanan atau naik pesawat  itu  jaminannya lebih besar tidak terkonfirmasi positif Covid-19 dibandingkan kalau  dia hanya menggunakan rapid test atau rapid antibodi,” pungkasnya.

Baca Juga :  Pemerintah Jepang Siap Bantu Pemprov Kirim Pelajar ke Fukuoka

Seperti diketahui kasus Covid-19 pertama di Papua  berasal dari Kabupaten Merauke. Dimana, seorang warga  Kabupaten Mappi yang baru selesai  mengikuti salah satu kegiatan  keagamaan di Bogor, saat itu dinyatakan positif Covid-19 dan dirawat di RSUD Merauke.

Karena ketahuannya di Merauke, sehingga   warga Mappi tersebut menjadi pasien  Covid-19 pertama dan masuk data Kabupaten Merauke.

Sementara itu, berdasarkan  data  Satgas Covid-19 Kabupaten Merauke pertanggal 22 Maret 2021, jumlah terkonfirmasi  Covid-19  di Kabupaten Merauke secara kumulatif sebanyak 775 kasus. Dimana 47 diantaranya   meninggal dunia,   680 sembuh dan  yang masih menjalani karantina dan perawatan sebanyak 48 orang.

Sementara itu, sejak awal masa pandemi Covid-19 di Provinsi Papua, tercatat sebanyak 48 orang yang pernah tercatat terpapar covid 19 dan akhirnya meninggal dunia di Kabupaten Jayapura.

“Sampai saat ini sudah ada sebanyak 48 orang yang meninggal dunia karena Covid-19,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Khairul Lie dalam rilis yang diterima wartawan di Sentani, Senin (22/3).

Khairul Lie mengatakan, secara komulatif jumlah pasien yang terpapar Covid-19 berdasarkan data yang ada sejak awal sampai saat ini sudah mencapai 1.182 orang. Dari jumlah tersebut, pasien yang sudah dinyatakan sembuh atau selesai menjalani isolasi baik secara mandiri maupun terpusat di rumah sakit sebanyak 1.027 orang..
“Total yang sudah sembuh sudah mencapai 87% dari total kasus secara komulatif,” tambahnya.

Sementara itu, untuk pasien yang sampai saat ini masih menjalani isolasi mandiri maupun terpusat di rumah sakit sebanyak 107 orang.

Pemerintah Kabupaten Jayapura sampai saat ini terus melakukan upaya untuk penanganan penyebaran Covid-19. Salah satunya dengan pelaksanaan vaksin Covid-19.

Selain itu upaya untuk pembatasan terhadap kegiatan masyarakat di daerah zona merah juga masih terus dilakukan. Termasuk mengingatkan warga untuk mentaati protokol kesehatan. (ana/ulo/roy)

ZIARAH: Sejumlah warga saat melakukan ziarah di pemakaman Covid-19 di Buper, Waena, Selasa (17/3) lalu. (FOTO: Noel/Cepos)

JAYAPURA-Tanggal 22 Maret 2021, kemarin genap satu tahun kasus Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Provinsi Papua. Kasus pertama Covid-19 di Provinsi Papua, ditemukan di Kabupaten Merauke.

Sejak kasus pertama tersebut, berdasarkan data dari Satuan Tugas (Satgas) Pengendalian, Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua yang dirilis pada tanggal 21 Maret 2021, jumlah terkonfirmasi Covid-19 di Provinsi Papua mencapai 19.948 kasus.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Provinsi Papua, dr. Silwanus Sumule SpOG(K) mengatakan, dari data yang ada kasus terkonfirmasi Covid-19 tertinggi di Kota Jayapura yaitu mencapai 8.547 orang.

“Kota Jayapura merupakan kota yang paling banyak jumlah kasusnya. Tidak hanya terkonfirmasi, untuk jumlah pasien yang sembuh juga banyak. Kasus terkonfirmasi di Kota Jayapura hingga tanggal 21 Maret sebanyak 8.547. Sementara kasus sembuh sebanyak 7.447 dan yang meninggal sebanyak 148 orang,” ungkap dr. Sumule kepada Cenderawasih Pos, Senin (22/3).

Setelah Kota Jayapura, kasus terkonfirmasi tertinggi kedua yaitu Kabupaten Mimika dengan jumlah kasus terkonfirmasi sebanyak 5.442. Adapun kasus sembuh di Mimika sebanyak 4.887 dan yang meninggal sebanyak 46 orang.

Kasus terkonfirmasi tertinggi ketiga menurut dr. Sumule yaitu Kabupaten Jayapura. Dengan jumlah kasus terkonfirmasi sebanyak 1.182 orang, yang sembuh sebanyak 1.027 dan meninggal sebanyak 48 orang.

Urutan empat diduduki Kabupaten Biak Numfor dengan kasus terkonfirmasi sebanyak 1.052 orang, yang sembuh sebanyak 993, dan meninggal sebanyak 52 orang.

“Meski awal kasus Covid-19 untuk Papua pertama kali ditemukan di Kabupaten Merauke, namun untuk jumlah kasus terkonfitrmasi, Merauke berada di urutan 6. Dengan jumlah kasus 773, yang sembuh 680 orang dan meninggal sebanyak 46 kasus,” tambahnya.

“Melihat kasus terkonfirmasi di Papua yang setiap hari ada penambahan, harusnya sudah menjadi bahan pertimbangan bagi setiap masyarakat untuk selalu menaati protokol kesehatan. Baik itu dalam hal mencuci tangan, menggunakan masker dan jaga jarak ini wajib harus dilakukan,” pungkasnya.

Secara terpisah, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dr. Aaron Rumainum, M.Kes., mengatakan Dinas Kesehatan Provinsi Papua terus berupaya dalam hal meningkatkan cakupan vaksin Covid-19.

Baca Juga :  Frans Pekey Minta Warga di Papua Bersatu

“Percepatan cakupan vaksin harus dilakukan selain untuk menekan jumlah kematian akibat Covid-19, juga untuk mencegah tidak terdapatnya vaksin kedaluwarsa di Papua. Selain itu juga untuk mengantisipasi virus Corona B117nantinya,” jelasnya, kemarin.

Diakuinya, vaksin Covid-19 harus digunakan secepatnya. Karena memiliki masa pakai yang pendek yakni hanya 6 bulan setelah diproduksi.

“Jika vaksin kedaluwarsa secara otomatis merugikan Pemerintah Provinsi Papua. Oleh sebab itu, untuk menghabiskan vaksin di Papua, maka harus dilakukan monitoring vaksin dalam rangka pencegahan pemborosan vaksin,” tambahnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kabupaten Merauke  dr. Nevile R. Muskita mengatakan, memasuki bulan Maret 2021, ada tren penurunan kasus Covid -19 di Kabupaten Merauke.

“Kalau bulan Januari dan Februari 2021, jumlah pasien Covid-19 setiap   minggunya  hampir  100 orang. Tapi memasuk bulan Maret  ini  sudah  sangat menurun,” ungkapnya.

Namun untuk memastikan hal itu, menurut Nevile  harus dilakukan  analisis secara lengkap.  “Makanya saya ada minta dari rumah sakit untuk data sampel pemeriksaannya bagaimana, supaya analisisnya lebih tajam. Tapi selama   bulan Maret ini meski belum selesai, meskipun ada kecenderungan kasus barunya menurun dibandingkan dengan bulan Januari dan Februari. Ada  penurunan sekitar separuh di bulan Maret. Tapi kita harus konfrontir dengan data  pemeriksaan,” jelasnya.

Nevile juga mengaku belum bisa memastikan apakah  penurunan  kasus baru  ini  terkait dengan  rapid antigen bagi setiap pelaku perjalanan yang masuk maupun  yang keluar Merauke. Sebab, wajib rapid antigen  bagi setiap pelaku perjalanan  tersebut dimulai   pada awal Februari  2021.

Selama ini diakuinya, sebagian besar yang terkonfirmasi positif  Covid-19 adalah warga yang telah melakukan perjalanan dari luar Merauke, baik dari Jayapura, Makassar dan  Pulau Jawa. “Bisa jadi, karena  kita ketahui   bahwa rapid antigen ini akurasinya cukup tinggi. Artinya, mereka yang melakukan perjalanan atau naik pesawat  itu  jaminannya lebih besar tidak terkonfirmasi positif Covid-19 dibandingkan kalau  dia hanya menggunakan rapid test atau rapid antibodi,” pungkasnya.

Baca Juga :  Kasus Nasional Turun 90,4 Persen.

Seperti diketahui kasus Covid-19 pertama di Papua  berasal dari Kabupaten Merauke. Dimana, seorang warga  Kabupaten Mappi yang baru selesai  mengikuti salah satu kegiatan  keagamaan di Bogor, saat itu dinyatakan positif Covid-19 dan dirawat di RSUD Merauke.

Karena ketahuannya di Merauke, sehingga   warga Mappi tersebut menjadi pasien  Covid-19 pertama dan masuk data Kabupaten Merauke.

Sementara itu, berdasarkan  data  Satgas Covid-19 Kabupaten Merauke pertanggal 22 Maret 2021, jumlah terkonfirmasi  Covid-19  di Kabupaten Merauke secara kumulatif sebanyak 775 kasus. Dimana 47 diantaranya   meninggal dunia,   680 sembuh dan  yang masih menjalani karantina dan perawatan sebanyak 48 orang.

Sementara itu, sejak awal masa pandemi Covid-19 di Provinsi Papua, tercatat sebanyak 48 orang yang pernah tercatat terpapar covid 19 dan akhirnya meninggal dunia di Kabupaten Jayapura.

“Sampai saat ini sudah ada sebanyak 48 orang yang meninggal dunia karena Covid-19,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Khairul Lie dalam rilis yang diterima wartawan di Sentani, Senin (22/3).

Khairul Lie mengatakan, secara komulatif jumlah pasien yang terpapar Covid-19 berdasarkan data yang ada sejak awal sampai saat ini sudah mencapai 1.182 orang. Dari jumlah tersebut, pasien yang sudah dinyatakan sembuh atau selesai menjalani isolasi baik secara mandiri maupun terpusat di rumah sakit sebanyak 1.027 orang..
“Total yang sudah sembuh sudah mencapai 87% dari total kasus secara komulatif,” tambahnya.

Sementara itu, untuk pasien yang sampai saat ini masih menjalani isolasi mandiri maupun terpusat di rumah sakit sebanyak 107 orang.

Pemerintah Kabupaten Jayapura sampai saat ini terus melakukan upaya untuk penanganan penyebaran Covid-19. Salah satunya dengan pelaksanaan vaksin Covid-19.

Selain itu upaya untuk pembatasan terhadap kegiatan masyarakat di daerah zona merah juga masih terus dilakukan. Termasuk mengingatkan warga untuk mentaati protokol kesehatan. (ana/ulo/roy)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya