Sunday, November 24, 2024
33.7 C
Jayapura

Pasar Youtefa Banjir Lagi, Pedagang Tidur di Pasar

JAYAPURA-Pasar Induk Youtefa banjir lagi. Para pedagang menyebut banjir setinggi lutut orang dewasa di Pasar Youtefa terjadi sejak Senin (21/2) malam, akibat  hujan deras dan angin yang terjadi di Kota Jayapura.

Akibat banjir tersebut, sebagian pedagang memilih tidur di pasar untuk mengantisipasi jangan sampai tempat usaha mereka kena banjir. Sebagian pedagang memilih mengamankan barang dagangannya di tempat yang lebih tinggi.

Seorang pedagang bernama Kasau menyampaikan, banjir di Pasar Youtefa terjadi sejak pukul 12 malam. Dimana sebelumnya sejak pukul 22.00 WIT terjadi hujan lebat.

“Saat hujan, saya langsung ke pasar dan memilih untuk tidur di pasar mengantisipasi jangan sampai air masuk ke dalam kios. Barang jualan juga sudah saya amankan di tempat yang lebih tinggi,” kata Kasau yang sudah lima tahun berjualan di Pasar Youtefa.

Bersyukur kata Kasau, banjir tersebut hanya setinggi lutut orang dewasa dan tidak mengenai tempat jualannya.

Kasau sendiri enggan pindah ke pasar yang baru yang berlokasi di Otonom dengan alasan tidak adanya tempat yang disediakan untuk mereka. Untuk itu, ia memilih tetap berjualan di Pasar Induk Youtefa. “Memilih bertahan di sini, hanya saja setiap kali hujan turun selalu was-was takut kebanjiran,” ucapnya.

Baca Juga :  10 November  di Jakarta, Rencana Pelantikan

Sementara itu, Anton penjual ikan mengaku ia datang ke pasar pagi hari ketika air sudah mulai surut. “Saya datang airnya sudah surut, hanya di atas mata kaki,” kata Anton.

Sementara itu, pedagang lainnya mengaku banjir diakibatkan air yang berada di dalam pasar tidak mengalir dengan baik karena drainase dipenuhi sampah. Iapun meminta kesadaran pedagang untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Selain meminta pedagang tidak membuang sampah sembarangan, ia juga meminta pemerintah untuk memperhatikan kondisi pasar. Pasalnya, mereka rutin membayar saat ditagih.

“Kami selalu membayar mulai dari uang keamanan hingga uang kebersihan, belum lagi uang sewa kios yang kami bayar ratusan ribu per bulannya,” ucap pedagang yang disapa Pak Haji.

Sementara itu, hujan deras yang mengguyur Arso, Kabupaten Keerom sejak Senin (21/2) malam hingga Selasa (22/2) dini hari, membuat Kali Tami (Mannem) dan Kali Bewan (Arso Timur) meluap.

Akibatnya, beberapa rumah di Arso Timur terendam air. Termasuk ruas jalan trans Papua yang berada tepat di pertigaan Arso Swakarsa juga ikut tergenang dan mengakibatkan arus lalu lintas terganggu.

Kepala Distrik Arso, Laurens Borotian mengatakan bahwa air mulai meluap dan memasuki badan jalan sekira pukul 05.00 WIT. Kemudian pukul 07.00 WIT debit air terus meningkat dan mencapai lutut orang dewasa.

Baca Juga :  Ketidaksigapan Damkar Picu Kemarahan Dewan

“Debit air terus bertambah, sekira pukul 10.00-11.00 WIT, air sudah sebatas paha orang dewasa, banjir sekitar warung makan Raja Rasa,” ungkap Kadistrik Laurens Borotian kepada Cenderawasih Pos, Selasa (22/2).

Dengan naiknya debit air tersebut, maka seluruh kendaraan yang ingin melintas dari arah Jayapura ke Arso 2, Senggi serta lintas Papua atau sebaliknya terpaksa memilih jalur lain. Mereka diarahkan untuk menggunakan rute Arso 6.

“Pengalihan kendaraan lewat Arso 6 itu untuk antisipasi kemacetan, dan jalur aman. Artinya debit air sudah tinggi dan kendaraan tidak bisa lewat,” jelas Laurens Borotian.

Terkait jumlah rumah yang tergenang air hingga siang hari, disebutkan berjumlah 8 unit rumah. Kadistrik Laurens Borotian juga memastikan tidak ada korban jiwa dari banjir tersebut.

“Yang kampung dilanda banjir kampung Asyaman, satu kampung saja. Rumah yang terendam sampai saat ini (pukul 12.00 WIT) ada sekira 8 rumah. Sampai saat ini belum ada laporan terkait kerugian dan tidak ada korban jiwa,” tambahnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi Selasa (22/2) malam, Kadistrik Arso menyebutkan jika debit air telah menurun dan ruas jalan trans Papua pun kembali bisa dilalui oleh kendaraan. (fia/eri/nat)

JAYAPURA-Pasar Induk Youtefa banjir lagi. Para pedagang menyebut banjir setinggi lutut orang dewasa di Pasar Youtefa terjadi sejak Senin (21/2) malam, akibat  hujan deras dan angin yang terjadi di Kota Jayapura.

Akibat banjir tersebut, sebagian pedagang memilih tidur di pasar untuk mengantisipasi jangan sampai tempat usaha mereka kena banjir. Sebagian pedagang memilih mengamankan barang dagangannya di tempat yang lebih tinggi.

Seorang pedagang bernama Kasau menyampaikan, banjir di Pasar Youtefa terjadi sejak pukul 12 malam. Dimana sebelumnya sejak pukul 22.00 WIT terjadi hujan lebat.

“Saat hujan, saya langsung ke pasar dan memilih untuk tidur di pasar mengantisipasi jangan sampai air masuk ke dalam kios. Barang jualan juga sudah saya amankan di tempat yang lebih tinggi,” kata Kasau yang sudah lima tahun berjualan di Pasar Youtefa.

Bersyukur kata Kasau, banjir tersebut hanya setinggi lutut orang dewasa dan tidak mengenai tempat jualannya.

Kasau sendiri enggan pindah ke pasar yang baru yang berlokasi di Otonom dengan alasan tidak adanya tempat yang disediakan untuk mereka. Untuk itu, ia memilih tetap berjualan di Pasar Induk Youtefa. “Memilih bertahan di sini, hanya saja setiap kali hujan turun selalu was-was takut kebanjiran,” ucapnya.

Baca Juga :  Prioritaskan Suku Terpencil

Sementara itu, Anton penjual ikan mengaku ia datang ke pasar pagi hari ketika air sudah mulai surut. “Saya datang airnya sudah surut, hanya di atas mata kaki,” kata Anton.

Sementara itu, pedagang lainnya mengaku banjir diakibatkan air yang berada di dalam pasar tidak mengalir dengan baik karena drainase dipenuhi sampah. Iapun meminta kesadaran pedagang untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Selain meminta pedagang tidak membuang sampah sembarangan, ia juga meminta pemerintah untuk memperhatikan kondisi pasar. Pasalnya, mereka rutin membayar saat ditagih.

“Kami selalu membayar mulai dari uang keamanan hingga uang kebersihan, belum lagi uang sewa kios yang kami bayar ratusan ribu per bulannya,” ucap pedagang yang disapa Pak Haji.

Sementara itu, hujan deras yang mengguyur Arso, Kabupaten Keerom sejak Senin (21/2) malam hingga Selasa (22/2) dini hari, membuat Kali Tami (Mannem) dan Kali Bewan (Arso Timur) meluap.

Akibatnya, beberapa rumah di Arso Timur terendam air. Termasuk ruas jalan trans Papua yang berada tepat di pertigaan Arso Swakarsa juga ikut tergenang dan mengakibatkan arus lalu lintas terganggu.

Kepala Distrik Arso, Laurens Borotian mengatakan bahwa air mulai meluap dan memasuki badan jalan sekira pukul 05.00 WIT. Kemudian pukul 07.00 WIT debit air terus meningkat dan mencapai lutut orang dewasa.

Baca Juga :  Sekolah Kena Banjir, Sebagian Siswa  SD Mutiara Sion Diliburkan

“Debit air terus bertambah, sekira pukul 10.00-11.00 WIT, air sudah sebatas paha orang dewasa, banjir sekitar warung makan Raja Rasa,” ungkap Kadistrik Laurens Borotian kepada Cenderawasih Pos, Selasa (22/2).

Dengan naiknya debit air tersebut, maka seluruh kendaraan yang ingin melintas dari arah Jayapura ke Arso 2, Senggi serta lintas Papua atau sebaliknya terpaksa memilih jalur lain. Mereka diarahkan untuk menggunakan rute Arso 6.

“Pengalihan kendaraan lewat Arso 6 itu untuk antisipasi kemacetan, dan jalur aman. Artinya debit air sudah tinggi dan kendaraan tidak bisa lewat,” jelas Laurens Borotian.

Terkait jumlah rumah yang tergenang air hingga siang hari, disebutkan berjumlah 8 unit rumah. Kadistrik Laurens Borotian juga memastikan tidak ada korban jiwa dari banjir tersebut.

“Yang kampung dilanda banjir kampung Asyaman, satu kampung saja. Rumah yang terendam sampai saat ini (pukul 12.00 WIT) ada sekira 8 rumah. Sampai saat ini belum ada laporan terkait kerugian dan tidak ada korban jiwa,” tambahnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi Selasa (22/2) malam, Kadistrik Arso menyebutkan jika debit air telah menurun dan ruas jalan trans Papua pun kembali bisa dilalui oleh kendaraan. (fia/eri/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya