Tuesday, April 16, 2024
29.7 C
Jayapura

Air Terjun Karmon Ditutup Selama Pendemi Covid-19, Airnya Dipakai Warga Cuci Piring dan Pakaian

Melihat Wisata Alam di Biak Utara, Kabupaten Biak-Numfor (Bag-2/Habis)

Selain wisata pantai, wilayah utara Pulau Biak juga memiliki beberapa objek wisata alam lainnya seperti air terjun Karmon. Bagaimana kondisi air terjun  yang berada di Kampung Karmon Distrik Yawosi ini ?

Tiga orang bocah Omci Brabar, Yonas Brabar dan Angan Rumrar, terlihat sedang mencuci muka di dekat air terjun Karmon, Kampung Karmon, Distrik Yawosi, Kabupaten Biak Numfor, Jumat (27/11) lalu. ( FOTO: Yewen/Cepos)

Laporan: Roberthus Yewen, Biak

“Tanah Papua tanah yang kaya, surga kecil jatuh ke bumi, seluas tanah sebanyak madu adalah harta harapan”.

Syair lagu yang diciptakan oleh Yance Rumbino yang dinyanyikan oleh Edo Kondologit ini betul-betul menggambarkan kondisi alam di tanah Papua yang sangat indah termasuk di Kabupaten Biak Numfor.

Kabupaten yang berada di perairan Teluk Cenderawasih ini memiliki keindahan alam yang luar biasa utamanya pesisir pantai. Banyak objek wisata pantai di Pulau Biak seperti yang telah diulas dalam tulisan sebelumnya yaitu Pantai Batu Pica yang berada di antara Kampung Sor dan Kampung Mara, Distrik Yawosi.

Masih di wilayah Distrik Yawosi, juga terdapat wisata alam air terjun Karmon milik masyarakat.

Dari Kampung Sor dan Kampung Mara tempat wisata Batu Pica ke Kampung Karmon lokasi wisata air terjun Karmon hanya membutuhkan waktu sekira 5 menit menggunakan kendaraan roda dua (motor) maupun roda empat.

Dari arah Distrik Biak Kota, lokasi air terjun Karmon yang dalam bahasa daerah Byak disebut srib ini berada di sebelah kiri jalan atau kanan jalan dari arah Kabupaten Supiori.

Air terjun Karmon mengalir dengan deras hingga ke lautan. Keberadaan air terjun ini tak jauh dari pemukiman warga. Tak heran, jika air terjun Karmon sehari-hari digunakan oleh warga sebagai tempat untuk mencuci pakaian dan mencuci piring.

Jumat (27/11) sekira pukul 16.30 WIT., usai menikmati keindahan Pantai Batu Pica, Cenderawasih Pos bersama Kepala BKKBN Provinsi Papua, Charles Brabar langsung meluncur ke lokasi air terjun menggunakan mobil.

Mobil yang digunakan terpaksa diparkir di pinggir jalan yang menghubungkan Kabupaten Biak Numfor dengan Supiori. Di dekat jalan masuk menuju lokasi air terjun, tampak beberapa bocah sedang bermain disebelah jembatan penyeberangan lama yang sudah rusak. Mereka merupakan anak-anak di Kampung Karmon.

Baca Juga :  Persipura Tambah Laga Uji Coba

Jembatan lama yang rusak ini, merupakan jembatan lama yang digunakan kendaraan sejak dahulu untuk menyeberang, tetapi sejak dibangun jembatan yang baru, maka jembatan ini tak dapat digunakan lagi oleh kendaraan untuk menyeberang.

Kondisi jembatan ini sudah rusak, di mana papannya sudah tak ada lagi. Hanya terdapat beberapa tiang menyangga jembatan yang masih ada, sehingga bisa dilalui oleh warga sekitar dengan jalan kaki.

Dua orang bocah yang sedang bermain di jembatan tersebut, kemudian menemani Cenderawasih Pos bersama Kepala BKKBN Provinsi Papua, Charles Brabar ke lokasi air terjun.

“Anak-anak kalian antar kami ke air terjun,” pinta Charles Brabar sambil melambaikan tangan kepada salah seorang anak yang sedang bermain.

Dua bocah yaitu Angan Rumrar siswa kelas VII SMP YPK Sor dan Omci Brabar murid  kelas 2 SD Sor mengantar ke lokasi air terjun.

Kedua bocah ini berjalan di depan menyelusuri jalan setapak yang telah disemen oleh Pemerintah Kampung Karmon, menggunakan dana kampung. Jalan setapak ini mempermudah akses bagi para pengunjung yang datang melihat langsung air terjun Karmon.

Dari jarak sekitar 5 meter, rumah warga paling ujung sebelum menuju ke air terjun, terdengar sapaan menggunakan bahasa daerah Byak dari seorang pria bernama Maurits Brabar yang ternyata sudah mengenal dan masih kerabat Kepala BKKBN Provinsi Papua. Maurits Brabar yang kemudian ikut menemani ke lokasi air terjun.

Tak jauh dari pemukiman warga, terdapat empat unit MCK.  Dua MCK terlihat bangunannya sudah lama dan tak terawat, sedangkan dua MCK lainnya baru selesai dibangun oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Biak Numfor tahun 2020.

Setelah berjalan kurang lebih 200 meter, Cenderawasih Pos tiba di lokasi air terjun. Lingkungan di sekitrar lokasi air terjun sangat sejuk dan airnya juga dingin.

Baca Juga :  Diminta Atasi Kasus yang Belum Terselesaikan

Untuk mendekati dan melihat lebih jelas, Cenderawasih Pos kemudian menyusuri sungai yang kedalaman airnya sepaha orang dewasa. Tidak mudah melintasi sungai tersebut mengingat batu-batunya sangat licin dan posisinya tidak beraturan.

Air terjun Karmon terlihat mengalir dari beberapa sisi secara merata. Di sekitar air terjun terdapat pepohonan berukuran besar sampai kecil seakan-akan mengelilingi air terjun tersebut. Suara air terdengar dengan jelas di telinga, sehingga membuat suasana makin terasa alami.

Sebelum pademi Corona atau Covid-19, masyarakat Kampung Karmon membuka tempat wisata air terjun Karmon.

Pengunjung yang datang bukan hanya warga Biak Numfor, namun ada juga dari luar daerah bahkan dari luar negeri.. Namun karena pandemi Covid-19, lokasi air terjun ini untuk sementara ditutup.

Untuk mengelola wisata di air terjun Karmon dan wisata di pesisir pantai, Pemerintah Kampung Karmon telah membentuk Badan Usaha Milik Kampung (BUMK). BUMK inlah yang secara rutin menarik retribusi bagi setiap pengunjung yang datang.

“Perorang hanya membayar Rp 1.000. Uang retribusi ini dikelola oleh BUMK di Kampung Karmon,” ungkap Maurits Brabar kepada Cenderawasih Pos.

Sementara itu, kepala SMP YPK Sor, Korneles Mambobo yang rumahnya tak jauh dari air terjun Karmon merekomendasikan pengembangan tempat wisata ini dengan membangun talud di sepanjang ke air terjun Karmon. “Di atas air terjun juga harus dibangun jembatan penyeberangan, sehingga para pengunjung dengan mudah bisa melewatinya,” tuturnya saat berbincang-bincang dengan Cenderawasih Pos.

Talud dan jembatan yang dibangun tentunya harus tetap bisa menjaga keaslian alam di sekitarnya. Salah satunya adalah menjaga pohon sagu yang tumbuh di sekitar aliran air terjun Karmon. Selain itu, menyediakan tempat parkir yang layak, sehingga warga yang berkunjung bisa memakir kendaraannya secara baik.

“Kami harapkan hal ini harus menjadi perhatian pemerintah daerah setempat, dalam membangun dan mempromosikan pariwisata yang ada di Biak Utara, terutama air terjun Karmon,” pungkasnya.***

Melihat Wisata Alam di Biak Utara, Kabupaten Biak-Numfor (Bag-2/Habis)

Selain wisata pantai, wilayah utara Pulau Biak juga memiliki beberapa objek wisata alam lainnya seperti air terjun Karmon. Bagaimana kondisi air terjun  yang berada di Kampung Karmon Distrik Yawosi ini ?

Tiga orang bocah Omci Brabar, Yonas Brabar dan Angan Rumrar, terlihat sedang mencuci muka di dekat air terjun Karmon, Kampung Karmon, Distrik Yawosi, Kabupaten Biak Numfor, Jumat (27/11) lalu. ( FOTO: Yewen/Cepos)

Laporan: Roberthus Yewen, Biak

“Tanah Papua tanah yang kaya, surga kecil jatuh ke bumi, seluas tanah sebanyak madu adalah harta harapan”.

Syair lagu yang diciptakan oleh Yance Rumbino yang dinyanyikan oleh Edo Kondologit ini betul-betul menggambarkan kondisi alam di tanah Papua yang sangat indah termasuk di Kabupaten Biak Numfor.

Kabupaten yang berada di perairan Teluk Cenderawasih ini memiliki keindahan alam yang luar biasa utamanya pesisir pantai. Banyak objek wisata pantai di Pulau Biak seperti yang telah diulas dalam tulisan sebelumnya yaitu Pantai Batu Pica yang berada di antara Kampung Sor dan Kampung Mara, Distrik Yawosi.

Masih di wilayah Distrik Yawosi, juga terdapat wisata alam air terjun Karmon milik masyarakat.

Dari Kampung Sor dan Kampung Mara tempat wisata Batu Pica ke Kampung Karmon lokasi wisata air terjun Karmon hanya membutuhkan waktu sekira 5 menit menggunakan kendaraan roda dua (motor) maupun roda empat.

Dari arah Distrik Biak Kota, lokasi air terjun Karmon yang dalam bahasa daerah Byak disebut srib ini berada di sebelah kiri jalan atau kanan jalan dari arah Kabupaten Supiori.

Air terjun Karmon mengalir dengan deras hingga ke lautan. Keberadaan air terjun ini tak jauh dari pemukiman warga. Tak heran, jika air terjun Karmon sehari-hari digunakan oleh warga sebagai tempat untuk mencuci pakaian dan mencuci piring.

Jumat (27/11) sekira pukul 16.30 WIT., usai menikmati keindahan Pantai Batu Pica, Cenderawasih Pos bersama Kepala BKKBN Provinsi Papua, Charles Brabar langsung meluncur ke lokasi air terjun menggunakan mobil.

Mobil yang digunakan terpaksa diparkir di pinggir jalan yang menghubungkan Kabupaten Biak Numfor dengan Supiori. Di dekat jalan masuk menuju lokasi air terjun, tampak beberapa bocah sedang bermain disebelah jembatan penyeberangan lama yang sudah rusak. Mereka merupakan anak-anak di Kampung Karmon.

Baca Juga :  Persipura Tambah Laga Uji Coba

Jembatan lama yang rusak ini, merupakan jembatan lama yang digunakan kendaraan sejak dahulu untuk menyeberang, tetapi sejak dibangun jembatan yang baru, maka jembatan ini tak dapat digunakan lagi oleh kendaraan untuk menyeberang.

Kondisi jembatan ini sudah rusak, di mana papannya sudah tak ada lagi. Hanya terdapat beberapa tiang menyangga jembatan yang masih ada, sehingga bisa dilalui oleh warga sekitar dengan jalan kaki.

Dua orang bocah yang sedang bermain di jembatan tersebut, kemudian menemani Cenderawasih Pos bersama Kepala BKKBN Provinsi Papua, Charles Brabar ke lokasi air terjun.

“Anak-anak kalian antar kami ke air terjun,” pinta Charles Brabar sambil melambaikan tangan kepada salah seorang anak yang sedang bermain.

Dua bocah yaitu Angan Rumrar siswa kelas VII SMP YPK Sor dan Omci Brabar murid  kelas 2 SD Sor mengantar ke lokasi air terjun.

Kedua bocah ini berjalan di depan menyelusuri jalan setapak yang telah disemen oleh Pemerintah Kampung Karmon, menggunakan dana kampung. Jalan setapak ini mempermudah akses bagi para pengunjung yang datang melihat langsung air terjun Karmon.

Dari jarak sekitar 5 meter, rumah warga paling ujung sebelum menuju ke air terjun, terdengar sapaan menggunakan bahasa daerah Byak dari seorang pria bernama Maurits Brabar yang ternyata sudah mengenal dan masih kerabat Kepala BKKBN Provinsi Papua. Maurits Brabar yang kemudian ikut menemani ke lokasi air terjun.

Tak jauh dari pemukiman warga, terdapat empat unit MCK.  Dua MCK terlihat bangunannya sudah lama dan tak terawat, sedangkan dua MCK lainnya baru selesai dibangun oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Biak Numfor tahun 2020.

Setelah berjalan kurang lebih 200 meter, Cenderawasih Pos tiba di lokasi air terjun. Lingkungan di sekitrar lokasi air terjun sangat sejuk dan airnya juga dingin.

Baca Juga :  SKB CPNS Dijadwalkan Mulai Agustus

Untuk mendekati dan melihat lebih jelas, Cenderawasih Pos kemudian menyusuri sungai yang kedalaman airnya sepaha orang dewasa. Tidak mudah melintasi sungai tersebut mengingat batu-batunya sangat licin dan posisinya tidak beraturan.

Air terjun Karmon terlihat mengalir dari beberapa sisi secara merata. Di sekitar air terjun terdapat pepohonan berukuran besar sampai kecil seakan-akan mengelilingi air terjun tersebut. Suara air terdengar dengan jelas di telinga, sehingga membuat suasana makin terasa alami.

Sebelum pademi Corona atau Covid-19, masyarakat Kampung Karmon membuka tempat wisata air terjun Karmon.

Pengunjung yang datang bukan hanya warga Biak Numfor, namun ada juga dari luar daerah bahkan dari luar negeri.. Namun karena pandemi Covid-19, lokasi air terjun ini untuk sementara ditutup.

Untuk mengelola wisata di air terjun Karmon dan wisata di pesisir pantai, Pemerintah Kampung Karmon telah membentuk Badan Usaha Milik Kampung (BUMK). BUMK inlah yang secara rutin menarik retribusi bagi setiap pengunjung yang datang.

“Perorang hanya membayar Rp 1.000. Uang retribusi ini dikelola oleh BUMK di Kampung Karmon,” ungkap Maurits Brabar kepada Cenderawasih Pos.

Sementara itu, kepala SMP YPK Sor, Korneles Mambobo yang rumahnya tak jauh dari air terjun Karmon merekomendasikan pengembangan tempat wisata ini dengan membangun talud di sepanjang ke air terjun Karmon. “Di atas air terjun juga harus dibangun jembatan penyeberangan, sehingga para pengunjung dengan mudah bisa melewatinya,” tuturnya saat berbincang-bincang dengan Cenderawasih Pos.

Talud dan jembatan yang dibangun tentunya harus tetap bisa menjaga keaslian alam di sekitarnya. Salah satunya adalah menjaga pohon sagu yang tumbuh di sekitar aliran air terjun Karmon. Selain itu, menyediakan tempat parkir yang layak, sehingga warga yang berkunjung bisa memakir kendaraannya secara baik.

“Kami harapkan hal ini harus menjadi perhatian pemerintah daerah setempat, dalam membangun dan mempromosikan pariwisata yang ada di Biak Utara, terutama air terjun Karmon,” pungkasnya.***

Berita Terbaru

Artikel Lainnya