Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Dusun Sagu Bisa Disulap Jadi Objek Wisata

JAYAPURA – Penjabat Wali Kota Jayapura, Dr Frans Pekei menyampaikan bahwa potensi wisata di Jayapura sudah waktunya tidak sekedar menggarap apa yang sudah ada tetapi bagaimana menciptakan satu lokasi wisata baru yang benar – benar memiliki nilai jual.

Setiap kampung di Kota Jayapura diyakini memiliki banyak potensi yang bisa digarap, tinggal bagaimana dikonsepkan untuk selanjutnya mengajak orang untuk datang dan berkunjung.

 Ia mencontohkan potensi yang dimiliki tiga kampung di Skow yang diyakini memiliki potensi  yang tidak sama. Di Skow Yambe memiliki laut dan juga sagu, kemudian di Skow Sae memiliki potensi kelapa dan di Skow Mabo bisa digarap potensi surfing.

 Iapun berharap dari potensi hutan sagu tidak sekedar digarap untuk menjadi pangan local dan mendukung ketahanan pangan tetapi  juga ada aspek lain yang bisa dipakai untuk mendorong nilai ekonomi kampung.

Baca Juga :  Jumlah Kursi DPRP Juga Diprediksi Turun

 “Sagu menjadi menarik karena kami lihat selain bisa dijual sebenarnya bisa digunakan untuk sector wisata. Contohnya seperti yang dilakukan Dinas Pariwisata berkolaborasi dengan Dinas Pertanian untuk sama – sama menggarap apa yang bisa dilakukan dan menjadi nilai ekonomis,” beber Frans Pekei pada pembukaan Festival Port Numbay, Eksplore Skow, Rabu (21/6) di Kampung Skow Yambe, Muara Tami.

Event yang berlangsung hingga tanggal 24 Juni ini sangat menarik karena memberi ruang kepada pengunjung untuk menanam maupun mencoba menokok dan meramas sagu sendiri sehingga bisa mengetahui bagaimana proses awal pembuatan sagu.

 Selain itu Frans Pekei meminta selain menebang untuk menjadikan sebagai makanan pokok, masyarakat diminta bisa mengimbangi ikut menanam sehingga pohon sagu bisa tetap eksis dan selalu menjadi andalan masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan makanan pokok.

Baca Juga :  Hiasan Gerabah dari Situs Gunung Srobu Jadi Inspirasi Motif Batik Papua

“Dikemas menjadi sector wisata juga sebenarnya bisa jadi mengajarkan masyarakat untuk mengenal proses pembuatan termasuk kearifan local lainnya,” tutupnya.

  Kegiatan festival ini juga dirangkaikan dengan penanaman pohon sagu yang dilakukan oleh sejumlah Walikota dari wilayah Indonesia Timur yang ikut dalam kegiatan Apeksi 2023 di kota Jayapura.

“Ini menjadi catatan sejarah bahwa di kampung Skouwyambe ada sagu yang ditanam oleh Walikota Walikota, Tidore Kepulauan, Ternate, Ambon, dan lainya, dari Indonsia timur,”kata Dr. Frans Pekey. (ade/roy).

Dikatakan,sagu  adalah sumber kehidupan bagi masyarakat Papua termasuk juga masyarakat di beberapa wilayah lainnya di Indonesia.(ade/roy).

JAYAPURA – Penjabat Wali Kota Jayapura, Dr Frans Pekei menyampaikan bahwa potensi wisata di Jayapura sudah waktunya tidak sekedar menggarap apa yang sudah ada tetapi bagaimana menciptakan satu lokasi wisata baru yang benar – benar memiliki nilai jual.

Setiap kampung di Kota Jayapura diyakini memiliki banyak potensi yang bisa digarap, tinggal bagaimana dikonsepkan untuk selanjutnya mengajak orang untuk datang dan berkunjung.

 Ia mencontohkan potensi yang dimiliki tiga kampung di Skow yang diyakini memiliki potensi  yang tidak sama. Di Skow Yambe memiliki laut dan juga sagu, kemudian di Skow Sae memiliki potensi kelapa dan di Skow Mabo bisa digarap potensi surfing.

 Iapun berharap dari potensi hutan sagu tidak sekedar digarap untuk menjadi pangan local dan mendukung ketahanan pangan tetapi  juga ada aspek lain yang bisa dipakai untuk mendorong nilai ekonomi kampung.

Baca Juga :  Penuhi Kebutuhan Darah, PMI Kota Jayapura Gandeng Pengelola Tempat Ibadah

 “Sagu menjadi menarik karena kami lihat selain bisa dijual sebenarnya bisa digunakan untuk sector wisata. Contohnya seperti yang dilakukan Dinas Pariwisata berkolaborasi dengan Dinas Pertanian untuk sama – sama menggarap apa yang bisa dilakukan dan menjadi nilai ekonomis,” beber Frans Pekei pada pembukaan Festival Port Numbay, Eksplore Skow, Rabu (21/6) di Kampung Skow Yambe, Muara Tami.

Event yang berlangsung hingga tanggal 24 Juni ini sangat menarik karena memberi ruang kepada pengunjung untuk menanam maupun mencoba menokok dan meramas sagu sendiri sehingga bisa mengetahui bagaimana proses awal pembuatan sagu.

 Selain itu Frans Pekei meminta selain menebang untuk menjadikan sebagai makanan pokok, masyarakat diminta bisa mengimbangi ikut menanam sehingga pohon sagu bisa tetap eksis dan selalu menjadi andalan masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan makanan pokok.

Baca Juga :  Kebakaran Lagi, Satu Kios Terbakar

“Dikemas menjadi sector wisata juga sebenarnya bisa jadi mengajarkan masyarakat untuk mengenal proses pembuatan termasuk kearifan local lainnya,” tutupnya.

  Kegiatan festival ini juga dirangkaikan dengan penanaman pohon sagu yang dilakukan oleh sejumlah Walikota dari wilayah Indonesia Timur yang ikut dalam kegiatan Apeksi 2023 di kota Jayapura.

“Ini menjadi catatan sejarah bahwa di kampung Skouwyambe ada sagu yang ditanam oleh Walikota Walikota, Tidore Kepulauan, Ternate, Ambon, dan lainya, dari Indonsia timur,”kata Dr. Frans Pekey. (ade/roy).

Dikatakan,sagu  adalah sumber kehidupan bagi masyarakat Papua termasuk juga masyarakat di beberapa wilayah lainnya di Indonesia.(ade/roy).

Berita Terbaru

Artikel Lainnya