Pantauan Cenderawasih Pos, debat perdana ini berjalan lancar dimana acara dipandu Moderator, Maulyady Anangkota selaku Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip Uncen. Dalam debat juga terjadi keunikan dan kelucuan. Terlihat saat pasangan BMD-Dipo dan Abisai-Harus melakukan kompromi. Keduanya seperti saling mengalah untuk memberikan pertanyaan sulit. Bahkan terjadi kesepakatan.
“Sebagai anak adat, saya hormat untuk bapak Ondo,” jawab Boy Dawir dengan gestur memberi hormat. Ini lantas dibalas oleh Abisai Rollo dengan menyampaikan bahwa kalau saya menang atau bapak yang menang tidak boleh saling gugat. Ini karena sama – sama anak Port. “Saya tidak akan gugat demikian juga dengan bapak (BMD) karena kita sama – sama anak Port,” seloroh Abisai yang sedikit memecah kekakuan debat.
Para paslon juga sempat “meributkan” persoalan pendidikan gratis yang diusung pasangan ABR-Hadir. Frans Pekei misalnya menyampaikan bahwa masih sulit jika APBD digunakan untuk membiayai pendidikan gratis. Pasalnya APBD Kota Jayapura saat ini hanya sekitar Rp 1,6 triliun dan harus digunakan untuk membiayai sekitar 64 ribu siswa rasanya sulit sekali. Meski demikia si pemilik program, Jhony Banua-Darwis Massi tetap yakin jika pendidikan gratis bisa dilakukan.
“Tidak semua harus mengandalkan APBD, tapi harus meloby mencari dukungan pemerintah pusat. Kami sudah menghitung dan kami punya keinginan untuk mewujudkan ini,” jawab Jhony Banua. Sementara dari keempat paslon bisa dibilang pasangan nomor urut 4 yang efektif memanfaatkan wakil untuk ikut memberikan jawaban. Setiap kesempatan dari menit yang diberikan, Abisai Rollo selalu memberi kesempatan kepada Rustan Saru untuk menambahkan. Agenda debat kedua akan kembali dilakukan pada 1 November dan 14 November. (rel/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos