Bahkan Rustan Saru nampak sangat berhati hati jika sudah terdengar bunyi lima detik terakhir. Ia lebih memilih tidak melanjutkan ketimbang ditegur oleh pembawa acara. “Waktu habis,” ujarnya sambil meninggalkan mic tanpa melanjutkan jawaban. KPU diharapkan bisa mengevaluasi ini dengan memberikan tambahan waktu agar apa yang akan disampaikan paslon benar – benar tuntas dan dipahami betul oleh masyarakat.
“Saya pikir ini event 5 tahun sekali, jangan terlalu membatasi hanya dengan waktu 2 menit. Terlalu cepat itu. Kasihan kami tidak mendapatkan gambaran secara utuh,” beber Yudi. Terkait ini pasangan Abisai Rollo-Harus juga mengiyakan. “Menurut saya waktu 2 menit tidak cukup, idealnya 4 menit jadi bisa dalam kami menggali dan memberi respon,” jelasnya. Abisai Rollo juga menyinggung soal debat kedua yang akan digelar di Jakarta pada 1 November mendatang.
Ia melihat dampak dari debat di Jakarta ini kurang mengena. Pasalnya jika hanya menggunakan TV nasional kemudian disiarkan maka di Jayapura juga bisa. Akan lebih tepat jika debat tetap dilakukan di Jayapura. “Bukan kami tidak bisa membiayai tim kesana tapi masyarakat yang mau dengar kan ada di Jayapura jadi saya pikir aspek manfaatnya kurang,” beber Abisai. Selain itu pertanyaan panelis juga belum terjawab maksimal oleh para paslon. Bisa dibilang hanya kulit kulitnya saja sehingga esensi dari debat belum terjawab sepenuhnya.