Thursday, March 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Bangun Jembatan, Anggota TNI Diserang TPNPB-OPM

Satu Prajurit Gugur, Tiga Orang Luka-luka

JAYAPURA-Aksi penyerangan yang dilakukan kelompok TPNPB-OPM terhadap aparat TNI kembali terjadi di Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat, Kamis (20/1) sekira pukul 07.45 WIT.
Jika pada tanggal 2 September 2021 lalu, TPNPB-OPM menyerang Posramil di Kampung Kisor, Distrik Aifat Selatan yang mengakibatkan empat prajurit TNI gugur, kali ini mereka menyerang anggota Yon Zipur 20/PPA yang sedang membangun jembatan di daerah antara Kampung Faan Kahrio dan Kamat, Distrik Aifat Timur Tengah, Kabupaten Maybrat, Papua Barat.
Dalam penyerangan tersebut, satu anggota Yon Zipur 20/PPA atas nama Serda Miskel, gugur. Selain itu, empat prajurit lainnya mengalami luka tembak. Empat prajurit yang mengalami luka tembak yaitu, Serda Darusman mengalami luka tembak di perut bagian kiri (kondisi sadar), Prada Aziz Rengen luka tembak berat di punggung belakang (kondisi sadar), Prada Abraham luka tembak di bahu kanan, kiri dan pangkal paha kiri (kondisi sadar), dan Prada Odeng (luka rekoset di paha sebelah kanan).
Dari informasi yang diperoleh Cenderawasih Pos, jenazah Serda Miskel bersama empat rekannya yang mengalami luka tembak sudah diterbangkan ke Kota Sorong. Jenazah Serda Miskel akan diterbangkan ke kampung halamannya di Raja Ampat, Jumat (21/1) hari ini.
Sementara empat anggota TNI yang mengalami luka-luka langsung dilarikan ke RSAL Dr. R. Oerojo, Sorong untuk mendapat penanganan medis setelah tiba di Bandara Domine Eduard Osok sekira pukul 13.30 WIT.
Kapendam XVIII/Kasuari, Kol. Arm Hendra Pasireron menjelaskan bahwa kejadian ini terjadi Kamis (20/1) kemarin sekira pukul 07. 45 WIT di daerah antara kampung Faan Kahrio dan Kampung Kamat, Distrik Aifat Timur Tengah Kabupaten Maybrat, Papua Barat. Dimana saat itu rombongan prajurit TNI dari Yon Zipur 20/PPA berangkat dari base camp pukul 07.45 WIT ke lokasi kerja pembangunan jembatan menggunakan mobil Mitsubishi Triton.
Kurang lebih 1 Km di Kware, Pasir Putih terdengar 2 kali tembakan, yang kemudian direspon anggota TNI dengan membalas tembakan tersebut. Tak lama setelah dicek ternyata ada beberapa anggota yang tertembak dan saat itu juga seluruh anggota memilih berlindung.
Dari serangan mendadak ini, Serda Miskel terkena luka tembak dan akhirnya gugur. “Jadi kelompok ini memang tidak mau ada pembangunan di daerah tersebut sehingga terus melakukan gangguan – gangguan. Namun kami pastikan bahwa pekerjaan pembangunan ini masih akan terus berjalan karena ini kebutuhan masyarakat,” tegas Kapendam Hendra Pasireron melalui ponselnya, Kamis (20/1) sore kemarin.
Ia menjelaskan bahwa para korban luka juga sudah dibawa ke Sorong untuk dilakukan penanganan medis. “Untuk saat ini fokus kami adalah mengevakuasi korban, belum ada perintah pengejaran,” katanya.
Pasiseron mengatakan pembangunan jembatan di kampung ini sudah berjalan dan masih dikerjakan. Jembatan tersebut merupakan penghubung antara Kampung Kamat dan Kampung Faan Kahrio.
Pekerjaan pembangunan ini dilakukan sesuai permintaan Bupati Maybrat yang meminta agar diselesaikan guna mempercepat akses dari kampung ke kota. Namun kelompok berseberangan ini tidak pernah setuju ada pembangunan sehingga kerap melakukan gangguan – gangguan.
Almarhum Serda Miskel sendiri akan diterbangkan ke Raja Ampat di kediaman orang tuanya. Ia merupakan prajurit TNI yang baru bergabung pada 2021 lalu dan langsung berdinas di Yon Zipur 20/PPA. “Yang jelas Panglima mengutuk keras kejadian ini apalagi yang meninggal adalah putera daerah sendiri,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Komnas HAM Papua, Frits Ramandey menyesalkan tindakan yang merusak upaya damai, pemulihan dan kesepakatan yang dibuat pada 10 Desember 2021 dengan masyarakat Aifat. Dimana masyarakat saat itu menginginkan kembali ke kampung mereka.
“Komnas HAM melihat peristiwa ini sebuah upaya merusak perdamaian bagi masyarakat di Maybrat terutama di Distrik Aifat Timur,” kata Frits kepada Cenderawasih Pos, kemarin (20/1).
Frits mengkhawatirkan, dampak dari kejadian ini justru memperpanjang penderitaan dari masyarakat yang sudah empat bulan berada di lokasi pengungsian. Padahal, warga sudah recovery dan bahkan sebagian sudah kembali ke rumah mereka namun sebagian masih berada di lokasi pengungsian.
“Ini hari dimana mereka minta pulang, namun terjadi insiden ini dan kita sangat menyesalkan tindakan yang menciderai komitmen dan partisipasi masyarakat Maybrat untuk mau kembali hidup di kampungnya masing-masing,” sesalnya.

Baca Juga :  Temukan Satu Pistol dan Puluhan Amunisi

Dikatakan, tindakan ini menjustifikasi operasi penegakan hukum yang akan dilakukan oleh aparat penegakan hukum baik Polisi maupun TNI.

“Turut berduka cita atas insiden ini, seorang anak Papua yang meninggal dunia dalam kontak tembak,” pungkasnya. (ade/fia/nat)

 

Satu Prajurit Gugur, Tiga Orang Luka-luka

JAYAPURA-Aksi penyerangan yang dilakukan kelompok TPNPB-OPM terhadap aparat TNI kembali terjadi di Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat, Kamis (20/1) sekira pukul 07.45 WIT.
Jika pada tanggal 2 September 2021 lalu, TPNPB-OPM menyerang Posramil di Kampung Kisor, Distrik Aifat Selatan yang mengakibatkan empat prajurit TNI gugur, kali ini mereka menyerang anggota Yon Zipur 20/PPA yang sedang membangun jembatan di daerah antara Kampung Faan Kahrio dan Kamat, Distrik Aifat Timur Tengah, Kabupaten Maybrat, Papua Barat.
Dalam penyerangan tersebut, satu anggota Yon Zipur 20/PPA atas nama Serda Miskel, gugur. Selain itu, empat prajurit lainnya mengalami luka tembak. Empat prajurit yang mengalami luka tembak yaitu, Serda Darusman mengalami luka tembak di perut bagian kiri (kondisi sadar), Prada Aziz Rengen luka tembak berat di punggung belakang (kondisi sadar), Prada Abraham luka tembak di bahu kanan, kiri dan pangkal paha kiri (kondisi sadar), dan Prada Odeng (luka rekoset di paha sebelah kanan).
Dari informasi yang diperoleh Cenderawasih Pos, jenazah Serda Miskel bersama empat rekannya yang mengalami luka tembak sudah diterbangkan ke Kota Sorong. Jenazah Serda Miskel akan diterbangkan ke kampung halamannya di Raja Ampat, Jumat (21/1) hari ini.
Sementara empat anggota TNI yang mengalami luka-luka langsung dilarikan ke RSAL Dr. R. Oerojo, Sorong untuk mendapat penanganan medis setelah tiba di Bandara Domine Eduard Osok sekira pukul 13.30 WIT.
Kapendam XVIII/Kasuari, Kol. Arm Hendra Pasireron menjelaskan bahwa kejadian ini terjadi Kamis (20/1) kemarin sekira pukul 07. 45 WIT di daerah antara kampung Faan Kahrio dan Kampung Kamat, Distrik Aifat Timur Tengah Kabupaten Maybrat, Papua Barat. Dimana saat itu rombongan prajurit TNI dari Yon Zipur 20/PPA berangkat dari base camp pukul 07.45 WIT ke lokasi kerja pembangunan jembatan menggunakan mobil Mitsubishi Triton.
Kurang lebih 1 Km di Kware, Pasir Putih terdengar 2 kali tembakan, yang kemudian direspon anggota TNI dengan membalas tembakan tersebut. Tak lama setelah dicek ternyata ada beberapa anggota yang tertembak dan saat itu juga seluruh anggota memilih berlindung.
Dari serangan mendadak ini, Serda Miskel terkena luka tembak dan akhirnya gugur. “Jadi kelompok ini memang tidak mau ada pembangunan di daerah tersebut sehingga terus melakukan gangguan – gangguan. Namun kami pastikan bahwa pekerjaan pembangunan ini masih akan terus berjalan karena ini kebutuhan masyarakat,” tegas Kapendam Hendra Pasireron melalui ponselnya, Kamis (20/1) sore kemarin.
Ia menjelaskan bahwa para korban luka juga sudah dibawa ke Sorong untuk dilakukan penanganan medis. “Untuk saat ini fokus kami adalah mengevakuasi korban, belum ada perintah pengejaran,” katanya.
Pasiseron mengatakan pembangunan jembatan di kampung ini sudah berjalan dan masih dikerjakan. Jembatan tersebut merupakan penghubung antara Kampung Kamat dan Kampung Faan Kahrio.
Pekerjaan pembangunan ini dilakukan sesuai permintaan Bupati Maybrat yang meminta agar diselesaikan guna mempercepat akses dari kampung ke kota. Namun kelompok berseberangan ini tidak pernah setuju ada pembangunan sehingga kerap melakukan gangguan – gangguan.
Almarhum Serda Miskel sendiri akan diterbangkan ke Raja Ampat di kediaman orang tuanya. Ia merupakan prajurit TNI yang baru bergabung pada 2021 lalu dan langsung berdinas di Yon Zipur 20/PPA. “Yang jelas Panglima mengutuk keras kejadian ini apalagi yang meninggal adalah putera daerah sendiri,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Komnas HAM Papua, Frits Ramandey menyesalkan tindakan yang merusak upaya damai, pemulihan dan kesepakatan yang dibuat pada 10 Desember 2021 dengan masyarakat Aifat. Dimana masyarakat saat itu menginginkan kembali ke kampung mereka.
“Komnas HAM melihat peristiwa ini sebuah upaya merusak perdamaian bagi masyarakat di Maybrat terutama di Distrik Aifat Timur,” kata Frits kepada Cenderawasih Pos, kemarin (20/1).
Frits mengkhawatirkan, dampak dari kejadian ini justru memperpanjang penderitaan dari masyarakat yang sudah empat bulan berada di lokasi pengungsian. Padahal, warga sudah recovery dan bahkan sebagian sudah kembali ke rumah mereka namun sebagian masih berada di lokasi pengungsian.
“Ini hari dimana mereka minta pulang, namun terjadi insiden ini dan kita sangat menyesalkan tindakan yang menciderai komitmen dan partisipasi masyarakat Maybrat untuk mau kembali hidup di kampungnya masing-masing,” sesalnya.

Baca Juga :  Duduk Bersama Bahas Pembangunan Papua Dengan Hati

Dikatakan, tindakan ini menjustifikasi operasi penegakan hukum yang akan dilakukan oleh aparat penegakan hukum baik Polisi maupun TNI.

“Turut berduka cita atas insiden ini, seorang anak Papua yang meninggal dunia dalam kontak tembak,” pungkasnya. (ade/fia/nat)

 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya