Kemudian dari aspek efisien. Efisien dalam arti pemilu yang murah dengan kualitas yang bagus. Jika dari kedua pendekatan tersebut bisa dilakukan maka dapat dikolaborasi apakah sudah misalnya dalam tahap pencalonan dengan pertanyaan apakah semua calon pemimpin tersebut yang terbaik atau mungkin yang tidak terbaik yang muncul.
‘’Tapi itu rana partai politik dan selama ini calon yang dimunculkan oleh Parpol sudah berkualitas atau tidak. Atau hanya karena yang diusung itu memiliki uang yang banyak. Karena masyarakat tidak memiliki pilihan dari calon yang diusung partai politik. Nah, apakah sistem rekruitmen pencalonan ini yang harus dibenahi. Tapi, ada juga sistem independen tapi hanya faktanya untuk calon independen ini dengan persyaratan yang cukup berat juga,’’ jelasnya.
Kemudian dari sisi kuantitas, Josafat Fonataba memastikan bahwa dengan pemillihan secara langsung biayannya sangat besar. Tidak hanya dilihat dari biaya yang disiapkan oleh pemerintah tapi juga biaya yang dipakai oleh pasangan calon.
‘’Jadi soal biaya, kita tidak hanya lihat dari dana yang disiapkan oleh Pemerintah tapi juga berapa besar dana yang digunakan oleh paslon. Baik dari dari uang pribadinya maupun dari pihak ketiga atau pendukung dari Paslon itu sendiri. Kalau terpilih, masih bisa bernapas, tapi bagaimana Paslon yang tidak terpilih yang juga meninggalkan utang yang besar,’’ tandasnya. (ulo/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos