Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Willem Wandik Akui Rahim Ibu Merupakan Surga

DOGIYAI-Rahim seorang ibu merupakan surga bagi generasi masa depan penerus Papua saat ini, sehingga ibu-ibu pantas dihargai dan dihormati. Karena ibu yang mengandung, melahirkan, menyusui, mengasuh, dan mendidik anak-anak, hingga mereka akan tumbuh menjadi generasi masa depan keluarga, gereja, masa depan suatu bangsa.

Hal ini disampaikan kader gereja Kingmi di Tanah Papua yang juga selaku Bupati Puncak Papua, Willem Wandik, SE., M.Si., di depan sekira enam ribu perempuan Kingmi se-Tanah Papua dan Papua Barat yang menghadiri acara retreat Departemen Pelayanan Perempuan Gereja Kingmi di Tanah Papua di Jemaat Kingmi Golgota, Klasis Kamuu Timur, Kabupaten Dogiyai, Selasa (18/10).

“Secara manusia kita tidak bisa ukur rahim seorang ibu Papua. Rahim seorang ibu itu merupakan ciptaan Tuhan yang mulia, surga bagi generasi masa depan Papua,” ungkap Bupati Willem Wandik.

Willem Wandik berpesan, melalui retreat ini, semua perempuan yang tergabung Perkawan (Perkumpulan Kaum Wanita) Kingmi, dari 13 kordinator dan 91 klasis, di bawah biro perempuan, untuk memperdalam pengetahuan rohani. Karena perempuan merupakan ujung tombak dan mampu mewujudkan cita-cita gereja Kingmi, dalam memperluas pelayanan di tengah-tengah jemaat.

“Gereja pertama adalah di tengah keluarga, dan ibu-ibulah yang memiliki peranan penting. Anak bisa cerdas tumbuh baik, itu karena peran seorang ibu. Bagi saya ibu-ibu Kingmi, kalian luar biasa,” tandasnya.

Baca Juga :  Dibuka Usai Pemilu, Daftarnya Online

Sementara itu, Ketua Sinode Gereja Kingmi di Tanah Papua, Pdt. Tilas Mom, S.Th., dalam sambutannya pada pembukaan retreat menyampaikan, dirinya melihat bahwa dalam perjalanan pelayanan gereja Kingmi di Tanah Papua.

Ibu atau perempuan Kingmi, diakuinya memegang peranan yang sangat penging. Itu terbukti dengan pelayanan-pelayanan di tingkat jemaat lebih banyak dikuasi oleh perempuan

“Laki-laki pegang jabatan dan meninggalkan tempat tugas dan pelayanan di tengah jemaat, akhirnya ibu-ibu yang setia dalam pelayanan. Saya sangat salut untuk mereka. Untuk itu, saya ajak perempuan yang sekolah teologia, kesempatan seperti ini, manfaatkan. Terlibat dalam kegiatan, menambah pengetahuan, masa depan gereja Kingmi, ada di pundak perempuan Kingmi,” ujarnya.

Di tempat yang sama Wakil Bupati Deiyai, Hengky Pigai mengajak para ibu, untuk perlu  menyelamatkan generasi penerus gereja yang ada saat ini. Dengan menjauhkan mereka dari miras dan sumber-sumber penyakit sosial, miras, narkoba dan seks bebas.

“Saya  juga mengajak seluruh umat terutama perempuan Kingmi, marilah kita jaga generasi anak-anak masa depan Kingmi. Didik mereka dengan baik, agar mereka terhindar dari penyakit sosial masyarakat. Masa depan anak-anak Kingmi ditentukan oleh ibu-ibu saat ini,”tambahnya.

Baca Juga :  Kantor KPU Yahukimo Terbakar, ini Kata Bupati

Sementara Bupati Dogiyai diwakili Asisten I Setda Dogiyai, Nason Pigai yang membawakan sambutan menggunakan pakaian tradisonal yaitu mengunakan koteka, berpesan agar generasi gereja Kingmi untuk tidak melupakan budaya. Karena perkembangan zaman membuat generasi muda hampir melupakan budaya. Padahal budaya adalah pemberikan Tuhan yang perlu dilestarikan. Karena di dalamnya terdapat tantanan adat yang mengatur kehidupan ke arah yang lebih baik.

Ketua Panitia Pelaksana Agustina Pigome, S.Km., menyampaikan kegiatan retreat ini, peserta yang hadir sekira enam ribu orang yang ebrasal dari 13 koordinator dan 91 klasis Provinsi Papua dan Papua Barat.

Menurutnya, peserta yang hadir awalnya direncanakan hanya  750 orang dimana perkoordinator hanya mengirim 60 peserta, namun dalam kegiatan bertambah menjadi enam ribu peserta.

“Dalam kegiatan ini, ada seminar, lomba vokal grup, paduan suara, cerdas cermat Alkitab, bada indah Alkitab dan pertandingan volly. Peserta sudah mencapai enam ribu orang, ini luar biasa. Ini membuktikan bahwa ada semangat dan kebangkitan dari ibu perempuan Kingmi untuk mengikuti retreat. Mereka ingin sekali terlibat dalam pelayanan,” tutupnya.(Humas Puncak/nat)

DOGIYAI-Rahim seorang ibu merupakan surga bagi generasi masa depan penerus Papua saat ini, sehingga ibu-ibu pantas dihargai dan dihormati. Karena ibu yang mengandung, melahirkan, menyusui, mengasuh, dan mendidik anak-anak, hingga mereka akan tumbuh menjadi generasi masa depan keluarga, gereja, masa depan suatu bangsa.

Hal ini disampaikan kader gereja Kingmi di Tanah Papua yang juga selaku Bupati Puncak Papua, Willem Wandik, SE., M.Si., di depan sekira enam ribu perempuan Kingmi se-Tanah Papua dan Papua Barat yang menghadiri acara retreat Departemen Pelayanan Perempuan Gereja Kingmi di Tanah Papua di Jemaat Kingmi Golgota, Klasis Kamuu Timur, Kabupaten Dogiyai, Selasa (18/10).

“Secara manusia kita tidak bisa ukur rahim seorang ibu Papua. Rahim seorang ibu itu merupakan ciptaan Tuhan yang mulia, surga bagi generasi masa depan Papua,” ungkap Bupati Willem Wandik.

Willem Wandik berpesan, melalui retreat ini, semua perempuan yang tergabung Perkawan (Perkumpulan Kaum Wanita) Kingmi, dari 13 kordinator dan 91 klasis, di bawah biro perempuan, untuk memperdalam pengetahuan rohani. Karena perempuan merupakan ujung tombak dan mampu mewujudkan cita-cita gereja Kingmi, dalam memperluas pelayanan di tengah-tengah jemaat.

“Gereja pertama adalah di tengah keluarga, dan ibu-ibulah yang memiliki peranan penting. Anak bisa cerdas tumbuh baik, itu karena peran seorang ibu. Bagi saya ibu-ibu Kingmi, kalian luar biasa,” tandasnya.

Baca Juga :  Kamtibmas di Boven Digoel Berangsur Aman

Sementara itu, Ketua Sinode Gereja Kingmi di Tanah Papua, Pdt. Tilas Mom, S.Th., dalam sambutannya pada pembukaan retreat menyampaikan, dirinya melihat bahwa dalam perjalanan pelayanan gereja Kingmi di Tanah Papua.

Ibu atau perempuan Kingmi, diakuinya memegang peranan yang sangat penging. Itu terbukti dengan pelayanan-pelayanan di tingkat jemaat lebih banyak dikuasi oleh perempuan

“Laki-laki pegang jabatan dan meninggalkan tempat tugas dan pelayanan di tengah jemaat, akhirnya ibu-ibu yang setia dalam pelayanan. Saya sangat salut untuk mereka. Untuk itu, saya ajak perempuan yang sekolah teologia, kesempatan seperti ini, manfaatkan. Terlibat dalam kegiatan, menambah pengetahuan, masa depan gereja Kingmi, ada di pundak perempuan Kingmi,” ujarnya.

Di tempat yang sama Wakil Bupati Deiyai, Hengky Pigai mengajak para ibu, untuk perlu  menyelamatkan generasi penerus gereja yang ada saat ini. Dengan menjauhkan mereka dari miras dan sumber-sumber penyakit sosial, miras, narkoba dan seks bebas.

“Saya  juga mengajak seluruh umat terutama perempuan Kingmi, marilah kita jaga generasi anak-anak masa depan Kingmi. Didik mereka dengan baik, agar mereka terhindar dari penyakit sosial masyarakat. Masa depan anak-anak Kingmi ditentukan oleh ibu-ibu saat ini,”tambahnya.

Baca Juga :  Kodim 1702/JWY Ajak Masyarakat Bersihkan Jalan

Sementara Bupati Dogiyai diwakili Asisten I Setda Dogiyai, Nason Pigai yang membawakan sambutan menggunakan pakaian tradisonal yaitu mengunakan koteka, berpesan agar generasi gereja Kingmi untuk tidak melupakan budaya. Karena perkembangan zaman membuat generasi muda hampir melupakan budaya. Padahal budaya adalah pemberikan Tuhan yang perlu dilestarikan. Karena di dalamnya terdapat tantanan adat yang mengatur kehidupan ke arah yang lebih baik.

Ketua Panitia Pelaksana Agustina Pigome, S.Km., menyampaikan kegiatan retreat ini, peserta yang hadir sekira enam ribu orang yang ebrasal dari 13 koordinator dan 91 klasis Provinsi Papua dan Papua Barat.

Menurutnya, peserta yang hadir awalnya direncanakan hanya  750 orang dimana perkoordinator hanya mengirim 60 peserta, namun dalam kegiatan bertambah menjadi enam ribu peserta.

“Dalam kegiatan ini, ada seminar, lomba vokal grup, paduan suara, cerdas cermat Alkitab, bada indah Alkitab dan pertandingan volly. Peserta sudah mencapai enam ribu orang, ini luar biasa. Ini membuktikan bahwa ada semangat dan kebangkitan dari ibu perempuan Kingmi untuk mengikuti retreat. Mereka ingin sekali terlibat dalam pelayanan,” tutupnya.(Humas Puncak/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya