Friday, November 22, 2024
31.7 C
Jayapura

Kapolda: Ini Kelompok Baru yang Jadi Sempalan

Aksi KKB di Kabupaten Pegunungan Bintang Jadi Perhatian Serius Polda Papua

JAYAPURA – Rentetan aksi yang dilakukan sekelompok pemuda yang mengatasnamakan dari Komando Bintang Timur di Pegunungan Bintang menjadi perhatian serius Polda Papua.

Rangkaian aksi mulai dari memalang kemudian melakukan kontak tembak, membakar sekolah dan membakar tempat usaha warga, dikatakan menjadi tindakan yang akan dijadikan catatan oleh aparat kepolisian.

Kapolda Papua, Irjen Pol. Mathius Fakhiri mengatakan, kelompok yang mengatasnamakan Bintang Timur ini merupakan kelompok baru yang kerap datang dan pergi.  Ini menurutnya mirip  kelompok sempalan yang mencari eksistensi.

Kapolda Mathius Fakhiri sendiri mengutuk keras tindakan yang terjadi dua hari terakhir di Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan ini. Mulai dari pemalangan kemudian direspon dengan patroli polisi lalu disanggong hingga jatuh korban kemudian disusul pembakaran sekolah dan Selasa (19/9) pagi kemarin terjadi penghadangan dan penembakan terhadap anggota Satpol PP Kabupaten Pegunungan Bintang.

Baca Juga :  Siaga Tempur di Papua Bukan Operasi Militer

“Kami mengutuk perbuatan yang dilakukan. Tindakan seperti ini khususnya bakar membakar fasilitas umum justru akan mempersulit masyarakat setempat. Itu untuk kepentingan masyarakat atau kepentingan anak-anak Papua jadi sangat biadap dan tidak berprikemanusiaan,” cecar Kapolda Mathius Fakhiri kepada wartawan, Selasa (19/9).

Ia mempertanyakan bagaimana daerah akan maju apabila aksi yang dilakukan menyasar pada sekolah, tenaga guru maupun tenaga kesehatan. Untuk itu, dia menegaskan bahwa semua perbuatan tersebut harus dihadapi dengan penegakan hukum.

“Dengan menyikapi kejadian ini, kami akan menambah perkuatan untuk membersihkan kelompok kriminal bersenjata dengan motif merdeka. Direktur Krimum sudah saya minta kirim tim inafis untuk melakukan olah TKP,” bebernya.

Dalam kesempatan itu, Kapolda Mathius Fakhiri juga membantah soal ada distrik yang dikuasai. Menurutnya, pernyataan tersebut sengaja digunakan untuk menakut nakuti. “Mereka buat aksi dan memvideokan, ini seolah olah mereka menguasai padahal semua masih wilayah NKRI. Kami tidak mau terpancing dan ini memang ciri khas di Pegunungan Bintang, memvideokan, menyebut namanya, menyebut kelompoknya seolah – olah mereka ini raja di sana,” sindirnya.

Baca Juga :  Ke Keerom, Ada Dua Agenda yang Diusulkan

“Ini kelompok baru, sempalan – sempalan dari Kiwirok dimana kalau kami kejar nanti mereka menjauh kemudian mengganggu di distrik lain dan kalau aparat lengah mereka masuk lagi,” tambahnya.

Disini Kapolda Fakhiri juga menyingung para pihak yang kadang masih membela kelompok – kelompok tersebut. Kapolda mengingatkan kepada pihak yang membela kelompok kriminal ini untuk tidak lagi berpendapat ada operasi militer ataupun operasi aparat. “Lalu yang suka menumpang atau bersembunyi  di kegiatan kelompok ini jangan lagi mengatakan ada pelanggaran HAM atau tindakan aparat yang berlebihan sebab semua terukur,” tutupnya. (ade/nat)

Aksi KKB di Kabupaten Pegunungan Bintang Jadi Perhatian Serius Polda Papua

JAYAPURA – Rentetan aksi yang dilakukan sekelompok pemuda yang mengatasnamakan dari Komando Bintang Timur di Pegunungan Bintang menjadi perhatian serius Polda Papua.

Rangkaian aksi mulai dari memalang kemudian melakukan kontak tembak, membakar sekolah dan membakar tempat usaha warga, dikatakan menjadi tindakan yang akan dijadikan catatan oleh aparat kepolisian.

Kapolda Papua, Irjen Pol. Mathius Fakhiri mengatakan, kelompok yang mengatasnamakan Bintang Timur ini merupakan kelompok baru yang kerap datang dan pergi.  Ini menurutnya mirip  kelompok sempalan yang mencari eksistensi.

Kapolda Mathius Fakhiri sendiri mengutuk keras tindakan yang terjadi dua hari terakhir di Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan ini. Mulai dari pemalangan kemudian direspon dengan patroli polisi lalu disanggong hingga jatuh korban kemudian disusul pembakaran sekolah dan Selasa (19/9) pagi kemarin terjadi penghadangan dan penembakan terhadap anggota Satpol PP Kabupaten Pegunungan Bintang.

Baca Juga :  Jokowi Dukung Program Konektivitas dengan Papua Nugini

“Kami mengutuk perbuatan yang dilakukan. Tindakan seperti ini khususnya bakar membakar fasilitas umum justru akan mempersulit masyarakat setempat. Itu untuk kepentingan masyarakat atau kepentingan anak-anak Papua jadi sangat biadap dan tidak berprikemanusiaan,” cecar Kapolda Mathius Fakhiri kepada wartawan, Selasa (19/9).

Ia mempertanyakan bagaimana daerah akan maju apabila aksi yang dilakukan menyasar pada sekolah, tenaga guru maupun tenaga kesehatan. Untuk itu, dia menegaskan bahwa semua perbuatan tersebut harus dihadapi dengan penegakan hukum.

“Dengan menyikapi kejadian ini, kami akan menambah perkuatan untuk membersihkan kelompok kriminal bersenjata dengan motif merdeka. Direktur Krimum sudah saya minta kirim tim inafis untuk melakukan olah TKP,” bebernya.

Dalam kesempatan itu, Kapolda Mathius Fakhiri juga membantah soal ada distrik yang dikuasai. Menurutnya, pernyataan tersebut sengaja digunakan untuk menakut nakuti. “Mereka buat aksi dan memvideokan, ini seolah olah mereka menguasai padahal semua masih wilayah NKRI. Kami tidak mau terpancing dan ini memang ciri khas di Pegunungan Bintang, memvideokan, menyebut namanya, menyebut kelompoknya seolah – olah mereka ini raja di sana,” sindirnya.

Baca Juga :  KPK Perpanjang Masa Penahanan Lukas Enembe selama 40 hari

“Ini kelompok baru, sempalan – sempalan dari Kiwirok dimana kalau kami kejar nanti mereka menjauh kemudian mengganggu di distrik lain dan kalau aparat lengah mereka masuk lagi,” tambahnya.

Disini Kapolda Fakhiri juga menyingung para pihak yang kadang masih membela kelompok – kelompok tersebut. Kapolda mengingatkan kepada pihak yang membela kelompok kriminal ini untuk tidak lagi berpendapat ada operasi militer ataupun operasi aparat. “Lalu yang suka menumpang atau bersembunyi  di kegiatan kelompok ini jangan lagi mengatakan ada pelanggaran HAM atau tindakan aparat yang berlebihan sebab semua terukur,” tutupnya. (ade/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya