Friday, March 29, 2024
25.7 C
Jayapura

Evakuasi Jenazah Gabriella ke Jayapura kembali Tertunda

JAYAPURA- Evakuasi jenazah Gabriella Meilani dari Kabupaten Pegunungan Bintang ke Jayapura, Papua kembali tertunda. Cuaca buruk memaksa Kodam XVII/Cenderawasih membatalkan rencana evakuasi yang sudah mereka susun. Meski begitu, evakuasi pasti dilaksanakan apabila kondisi dan situasi sudah memungkinkan. 

Keterangan itu disampaikan langsung oleh Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Kolonel Arm Reza Nur Patria. Kepada Jawa Pos dia menyampaikan bahwa perkembangan evakuasi akan segera disampaikan bila tim sudah bergerak. Menurut dia, mengevakuasi jenazah tenaga kesehatan yang jadi korban kekejaman Kelompok Separatis Teroris (KST) itu menjadi atensi intonasinya.

Selain evakuasi, upaya mencari Gerald Sokoy juga masih berjalan. ”Upaya pencarian tenaga kesehatan masih dilakukan,” terang Reza kemarin (19/9). Gerald merupakan salah seorang tenaga kesehatan yang hilang pasca KST merusak dan membakar sejumlah fasilitas kesehatan di Pegunungan Bintang. Dia hilang ketika berusaha menyelamatkan diri dari serangan KST. 

Menurut Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Papua Kombes A. M. Kamal, tim gabungan TNI – Polri memperluas area pencarian Gerald. Itu mereka lakukan setelah menambah kekuatan personel. Tujuannya tidak lain agar korban segera ditemukan. Tentunya semua pihak berharap Gerald dapat ditemukan dalam keadaan selamat. 

Baca Juga :  Softball Putri Papua Raih Medali Emas

Merespon penyerangan terhadap tenaga kesehatan di Pegunungan Bintang, Ketua IDI Wilayah Papua, Donald Aronggear mengaku telah bersurat kepada Gubernur Papua untuk meminta jaminan keamanan dari pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat. Sayangnya, sampai kemarin surat itu belum mendapat tanggapan.

Berkenaan dengan kondisi tenaga kesehatan yang bertugas di sana, Donald menyebut, seluruhnya sedang dalam penanganan medis dan psikis untuk trauma yang dialami. ”Kondisi dokter Restu Pamanggi yang mengalami fraktur di bagian tangan sudah dioperasi dan sedang dalam proses pemulihan secara medis, seraya menjalani pemeriksaan psikis untuk pemulihan secara mental,” jelasnya. 

Sementara, jenazah Suster Gabriela Meilani yang gugur akibat penyerangan tersebut sudah diangkat dari jurang. Jenazah ditempatkan di lokasi perlindungan terdekat di Kiwirok sambil menunggu evakuasi. ”Proses evakuasi jenazah oleh helikopter TNI mengalami kendala oleh cuaca yang kurang baik serta penembakan,” ungkapnya. 

Baca Juga :  Pelaku Pembunuhan Pengguna Michat Dituntut 13 Tahun Penjara

Kemudian, mengenai pelayanan kesehatan di wilayah Kiwirok, Oksibil, dan Pegunungan Bintang, menurut Donald,  saat ini dihentikan sementara. Pelayanan akan dilanjutkan kembali sambil menunggu jaminan keamanan dari pemerintah untuk para tenaga kesehatan yang bertugas di sana. Karenanya, dia berharap pemerintah segera merespon permasalahan tersebut.

Dengan begitu, aktivitas pelayanan masyarakat terutama di wilayah pedalaman bisa dilanjutkan. Masyarakat yang membutuhkan penanganan kesehatan pun dapat segera ditangani. ”IDI Papua juga menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dan Kerjasama dari TNI dan Polri di Papua yang telah membantu mengevakuasi, menyediakan fasilitas transportasi, dan masih banyak lagi terhadap para korban,” pungkasnya. (fia/ade/bet/nat/JPG)

JAYAPURA- Evakuasi jenazah Gabriella Meilani dari Kabupaten Pegunungan Bintang ke Jayapura, Papua kembali tertunda. Cuaca buruk memaksa Kodam XVII/Cenderawasih membatalkan rencana evakuasi yang sudah mereka susun. Meski begitu, evakuasi pasti dilaksanakan apabila kondisi dan situasi sudah memungkinkan. 

Keterangan itu disampaikan langsung oleh Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Kolonel Arm Reza Nur Patria. Kepada Jawa Pos dia menyampaikan bahwa perkembangan evakuasi akan segera disampaikan bila tim sudah bergerak. Menurut dia, mengevakuasi jenazah tenaga kesehatan yang jadi korban kekejaman Kelompok Separatis Teroris (KST) itu menjadi atensi intonasinya.

Selain evakuasi, upaya mencari Gerald Sokoy juga masih berjalan. ”Upaya pencarian tenaga kesehatan masih dilakukan,” terang Reza kemarin (19/9). Gerald merupakan salah seorang tenaga kesehatan yang hilang pasca KST merusak dan membakar sejumlah fasilitas kesehatan di Pegunungan Bintang. Dia hilang ketika berusaha menyelamatkan diri dari serangan KST. 

Menurut Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Papua Kombes A. M. Kamal, tim gabungan TNI – Polri memperluas area pencarian Gerald. Itu mereka lakukan setelah menambah kekuatan personel. Tujuannya tidak lain agar korban segera ditemukan. Tentunya semua pihak berharap Gerald dapat ditemukan dalam keadaan selamat. 

Baca Juga :  Softball Putri Papua Raih Medali Emas

Merespon penyerangan terhadap tenaga kesehatan di Pegunungan Bintang, Ketua IDI Wilayah Papua, Donald Aronggear mengaku telah bersurat kepada Gubernur Papua untuk meminta jaminan keamanan dari pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat. Sayangnya, sampai kemarin surat itu belum mendapat tanggapan.

Berkenaan dengan kondisi tenaga kesehatan yang bertugas di sana, Donald menyebut, seluruhnya sedang dalam penanganan medis dan psikis untuk trauma yang dialami. ”Kondisi dokter Restu Pamanggi yang mengalami fraktur di bagian tangan sudah dioperasi dan sedang dalam proses pemulihan secara medis, seraya menjalani pemeriksaan psikis untuk pemulihan secara mental,” jelasnya. 

Sementara, jenazah Suster Gabriela Meilani yang gugur akibat penyerangan tersebut sudah diangkat dari jurang. Jenazah ditempatkan di lokasi perlindungan terdekat di Kiwirok sambil menunggu evakuasi. ”Proses evakuasi jenazah oleh helikopter TNI mengalami kendala oleh cuaca yang kurang baik serta penembakan,” ungkapnya. 

Baca Juga :  Siap Penuhi Panggilan, Jangan Ada Ancaman

Kemudian, mengenai pelayanan kesehatan di wilayah Kiwirok, Oksibil, dan Pegunungan Bintang, menurut Donald,  saat ini dihentikan sementara. Pelayanan akan dilanjutkan kembali sambil menunggu jaminan keamanan dari pemerintah untuk para tenaga kesehatan yang bertugas di sana. Karenanya, dia berharap pemerintah segera merespon permasalahan tersebut.

Dengan begitu, aktivitas pelayanan masyarakat terutama di wilayah pedalaman bisa dilanjutkan. Masyarakat yang membutuhkan penanganan kesehatan pun dapat segera ditangani. ”IDI Papua juga menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dan Kerjasama dari TNI dan Polri di Papua yang telah membantu mengevakuasi, menyediakan fasilitas transportasi, dan masih banyak lagi terhadap para korban,” pungkasnya. (fia/ade/bet/nat/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya