Friday, March 29, 2024
25.7 C
Jayapura

Warga yang Bandel Dihadapi dengan Humanis dan Beretika

Personel gabungan saat melihat surat tugas dari salah satu pengendara yang melintas di Jembatan Overtom, Selasa (19/5) ( foto: Elfira/Cepos)

Melihat Aktivitas Personel Gabungan di Posko Sekat Pembatasan Aktivitas Warga  

Senin (18/5) kemarin secara resmi dilakukan pembatasan jam operasional dan aktivitas warga di Kota Jayapura. Bagaimana personel gabungan mengawal dan mengawasi pembatasan aktivitas ini ? 

Laporan: Elfira, Jayapura

MATAHARI masih berada di atas kepala, setelah personel gabungan dari unsur TNI-Polri, Satuan Polisi Pamong Praja dan RAPI usai mengikuti apel dan mendapatkan arahan dari pimpinan. 

Setelah apel, personel gabungan ini langsung bergerak ke 16 titik atau pos sekat yang sudah ditentukan di wilayah Kota Jayapura. 

Ada yang memegang alat pengeras suara, ada yang memegang microphone sebagai alat yang digunakan untuk memberikan imbauan. Namun ada juga dengan tangan kosong dan masker menempel di wajah, turun ke tempat tugasnya, 

Ketika jarum jam menunjukan angka 14:10 WIT, satu persatu kendaraan yang melintas di Jembatan Overthom, Distrik Jayapura Utara mulai diberhentikan.

Petugas yang melakukan blokade, langsung menanyakan kepada pengendara baik itu pengendara motor maupun mobil. Para pengendara tersebut satu persatu ditanya mengenai arah tujuannya serta alasan mengapa masih beraktivitas di luar rumah setelah pukul 14.00 WIT. 

Saat diberhentikan dan ditanya oleh petugas, tidak sedikit oknum warga yang menjawab petugas dengan nada tinggi. Bahkan ada juga yang mengeluarkan kata-kata yang bisa memancing emosi petugas yang bertugas di tengah terik matahari. 

Beruntung, petugas gabungan tidak teropancing emosi dan hanya bisa geleng-geleng kepala sambil menenangkan oknum warga yang mengeluarkan kata-kata pedas. 

“Kalau larang orang beraktivitas beri kami makanan, yang mati saya, bukan orang lain” ucap seorang warga ketika sedang diarahkan anggota di lapangan, Selasa (19/5).

Baca Juga :  Latihan Tempur di Perairan Sorong, dan Samudera Pasifik

Baharada Rusli dari Satuan Brimob Polda Papua yang melihat kejadian itu enggan menanggapinya. Ia hanya menenangkan anggota lain, “Mau tidak mau tetap sabar dan jalani saja. Apalagi ini sebagai tugas pokok kita dalam melayani masyarakat dan melindungi masyarakat,” ucap pria 26 tahun itu.

Trik Baharada Rusli, dalam menghadapi warga yang membandel yaitu tak perlu ditanggapi dengan emosi. Tetap patuh pada perintah atasan dengan memberi teguran secara humanis, agar masyarakat tahu dan kembali ke rumah mereka masing-masing.

“Kembali ke tugas kita masing-masing melindungi dan mengayomi masyarakat. Apalagi ini bulan puasa” ungkapnya sembari menjelaskan tak ada kendala menjalankan tugas di lapangan sembari berpuasa.

Selain terlibat dalam razia, anggota yang ada di lapangan juga memberikan imbauan kepada masyarakat agar tidak lagi keluar pada jam yang telah ditentukan yakni pukul 14:00 WIT.

Kasat Reskrim Polresta Jayapura Kota, AKP. Yoan Febriawan yang bertugas di titik Pertigaan Varian mengaku tak ada kendala selama dua hari melaksanakan tugas di lapangan. Meskipun dirinya menjalankan ibadah puas.

Bahkan, ia mengaku tidak ada lagi warga yang bandel di hari kedua. Kalaupun ditemukan ada orang yang melintas di atas pukul 14:00 WIT, diberikan imbauan dan arahan.

“Selain mengamankan, saya juga mengingatkan warga untuk jangan nakal dan tetap stay home,” ungkapnya.

Ketika pukul 14:00 WIT ke atas, Jalan Ahmad Yani, Jalan Irian, Jalan Sam Ratulangi dan jalan Percetakan mulai sepi dilintasi pengendara. Kalaupun ada, itu sebatas anggota TNI-Polri yang bertugas atau mobil ambulance.

Baca Juga :  Pasar Youtefa Kembali Ditutup

Terkait dengan anggota yang beragama Islam yang bertugas di lapangan, Kapolresta Jayapura Kota, AKBP Gustav R Urbinas  menyampaikan tetap menyesuaikan tugas di lapangan.

“Jika sudah tiba waktunya berbuka, maka anggota yang beragama Islam berbuka puasa terlebih dahulu. Nanti, anggota yang tidak menjalankan ibadah puasa tetap melaksanakan tugas. Setelah waktu berbuka puasa selesai, kembali beraktivitas seperti semula,” ungkapnya. 

Adapun jumlah personel yang dilibatkan sebanyak 450 personel yang terdiri dari TNI-Polri, Satpol PP dan RAPI. Masing-masing Pos ditempati 20 hingga 30 personel yang tersebar di 16 titik di Kota Jayapura. 

“Dalam pengamanan, semua kita laksanakan secara humanis, beretika, tidak arogan dan tidak diskriminatif. Kita hadapi dengan bahasa yang baik. Anggota  tetap humanis di lapangan,” tutur mantan Kapolres Jayapura ini.

Sementara itu, Direktur Samapta Polda Papua Kombes Pol. Sondang R.D. Siagian menyebutkan, pelaksanaan hari kedua pembatasan aktifitas masyarakat yang diperketat ini mulai patuh. Aktivitas pelaku usaha maupun angkutan umum sebagai salah satu standar yang harus ditertibkan, sudah menyadari dan patuh.

Itu bisa dilihat dari tren bagaimana kedisiplinan masyarakat cukup baik. Dimana mereka sudah mengerti arti dari pembatasan waktu yang diberikan.

“Saya harap masyarakat dapat mendukung dan mengikuti anjuran dari pemerintah, dalam rangka pendisiplinan masyarakat untuk patuh mengikuti batas waktu aktivitas dari pukul 14.00 WIT hingga pukul 06.00 WIT,” tutupnya.**

Personel gabungan saat melihat surat tugas dari salah satu pengendara yang melintas di Jembatan Overtom, Selasa (19/5) ( foto: Elfira/Cepos)

Melihat Aktivitas Personel Gabungan di Posko Sekat Pembatasan Aktivitas Warga  

Senin (18/5) kemarin secara resmi dilakukan pembatasan jam operasional dan aktivitas warga di Kota Jayapura. Bagaimana personel gabungan mengawal dan mengawasi pembatasan aktivitas ini ? 

Laporan: Elfira, Jayapura

MATAHARI masih berada di atas kepala, setelah personel gabungan dari unsur TNI-Polri, Satuan Polisi Pamong Praja dan RAPI usai mengikuti apel dan mendapatkan arahan dari pimpinan. 

Setelah apel, personel gabungan ini langsung bergerak ke 16 titik atau pos sekat yang sudah ditentukan di wilayah Kota Jayapura. 

Ada yang memegang alat pengeras suara, ada yang memegang microphone sebagai alat yang digunakan untuk memberikan imbauan. Namun ada juga dengan tangan kosong dan masker menempel di wajah, turun ke tempat tugasnya, 

Ketika jarum jam menunjukan angka 14:10 WIT, satu persatu kendaraan yang melintas di Jembatan Overthom, Distrik Jayapura Utara mulai diberhentikan.

Petugas yang melakukan blokade, langsung menanyakan kepada pengendara baik itu pengendara motor maupun mobil. Para pengendara tersebut satu persatu ditanya mengenai arah tujuannya serta alasan mengapa masih beraktivitas di luar rumah setelah pukul 14.00 WIT. 

Saat diberhentikan dan ditanya oleh petugas, tidak sedikit oknum warga yang menjawab petugas dengan nada tinggi. Bahkan ada juga yang mengeluarkan kata-kata yang bisa memancing emosi petugas yang bertugas di tengah terik matahari. 

Beruntung, petugas gabungan tidak teropancing emosi dan hanya bisa geleng-geleng kepala sambil menenangkan oknum warga yang mengeluarkan kata-kata pedas. 

“Kalau larang orang beraktivitas beri kami makanan, yang mati saya, bukan orang lain” ucap seorang warga ketika sedang diarahkan anggota di lapangan, Selasa (19/5).

Baca Juga :  Latihan Tempur di Perairan Sorong, dan Samudera Pasifik

Baharada Rusli dari Satuan Brimob Polda Papua yang melihat kejadian itu enggan menanggapinya. Ia hanya menenangkan anggota lain, “Mau tidak mau tetap sabar dan jalani saja. Apalagi ini sebagai tugas pokok kita dalam melayani masyarakat dan melindungi masyarakat,” ucap pria 26 tahun itu.

Trik Baharada Rusli, dalam menghadapi warga yang membandel yaitu tak perlu ditanggapi dengan emosi. Tetap patuh pada perintah atasan dengan memberi teguran secara humanis, agar masyarakat tahu dan kembali ke rumah mereka masing-masing.

“Kembali ke tugas kita masing-masing melindungi dan mengayomi masyarakat. Apalagi ini bulan puasa” ungkapnya sembari menjelaskan tak ada kendala menjalankan tugas di lapangan sembari berpuasa.

Selain terlibat dalam razia, anggota yang ada di lapangan juga memberikan imbauan kepada masyarakat agar tidak lagi keluar pada jam yang telah ditentukan yakni pukul 14:00 WIT.

Kasat Reskrim Polresta Jayapura Kota, AKP. Yoan Febriawan yang bertugas di titik Pertigaan Varian mengaku tak ada kendala selama dua hari melaksanakan tugas di lapangan. Meskipun dirinya menjalankan ibadah puas.

Bahkan, ia mengaku tidak ada lagi warga yang bandel di hari kedua. Kalaupun ditemukan ada orang yang melintas di atas pukul 14:00 WIT, diberikan imbauan dan arahan.

“Selain mengamankan, saya juga mengingatkan warga untuk jangan nakal dan tetap stay home,” ungkapnya.

Ketika pukul 14:00 WIT ke atas, Jalan Ahmad Yani, Jalan Irian, Jalan Sam Ratulangi dan jalan Percetakan mulai sepi dilintasi pengendara. Kalaupun ada, itu sebatas anggota TNI-Polri yang bertugas atau mobil ambulance.

Baca Juga :  Dendam Lama, Luka Lama Cukup Sampai Disini, Mari Ciptakan Kedamaian

Terkait dengan anggota yang beragama Islam yang bertugas di lapangan, Kapolresta Jayapura Kota, AKBP Gustav R Urbinas  menyampaikan tetap menyesuaikan tugas di lapangan.

“Jika sudah tiba waktunya berbuka, maka anggota yang beragama Islam berbuka puasa terlebih dahulu. Nanti, anggota yang tidak menjalankan ibadah puasa tetap melaksanakan tugas. Setelah waktu berbuka puasa selesai, kembali beraktivitas seperti semula,” ungkapnya. 

Adapun jumlah personel yang dilibatkan sebanyak 450 personel yang terdiri dari TNI-Polri, Satpol PP dan RAPI. Masing-masing Pos ditempati 20 hingga 30 personel yang tersebar di 16 titik di Kota Jayapura. 

“Dalam pengamanan, semua kita laksanakan secara humanis, beretika, tidak arogan dan tidak diskriminatif. Kita hadapi dengan bahasa yang baik. Anggota  tetap humanis di lapangan,” tutur mantan Kapolres Jayapura ini.

Sementara itu, Direktur Samapta Polda Papua Kombes Pol. Sondang R.D. Siagian menyebutkan, pelaksanaan hari kedua pembatasan aktifitas masyarakat yang diperketat ini mulai patuh. Aktivitas pelaku usaha maupun angkutan umum sebagai salah satu standar yang harus ditertibkan, sudah menyadari dan patuh.

Itu bisa dilihat dari tren bagaimana kedisiplinan masyarakat cukup baik. Dimana mereka sudah mengerti arti dari pembatasan waktu yang diberikan.

“Saya harap masyarakat dapat mendukung dan mengikuti anjuran dari pemerintah, dalam rangka pendisiplinan masyarakat untuk patuh mengikuti batas waktu aktivitas dari pukul 14.00 WIT hingga pukul 06.00 WIT,” tutupnya.**

Berita Terbaru

Artikel Lainnya