
MERAUKE-Setelah 4 hari dinyatakan hilang sejak meledak dan terbakar, Kamis (16/5) sekitar pukul 13.00 WIT, Bustang Laudding alias Gustam, nahkoda KM Sinar Maros III dan ABK KM Sinar Maros III bernama Sadih (bukan Sandi) ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
Jenazah kedua korban ditemukan mengapung di Kali Maro, Kabupaten Merauke, Minggu (19/5). Kedua jenazah yang ditemukan di dua lokasi yang berbeda tersebut langsung dievakuasi ke kamar jenazah RSUD Merauke.
Humas kantor Pencarian dan Pertolongan, Kabupaten Merauke, Darmawan yang dikonfirmasi membenarkan adanya penemuan mayat tersebut.
Menurut Darmawan, jenazah yang pertama kali ditemukan yaitu jenazah Bustang Laudding alias Gustam yang merupakan nahkoda KM Sinar Maros III.
āJenazahnya ditemukan sekira pukul 07.30 WIT mengapung di Kali Maro tepatnya pada koordinat 08ā°28’46,6” S – 140ā°25’51” E berjarak sekitar 1,29 Km dari lokasi awal kejadian,ā ungkap Darmawan saat dihubungi Cenderawasih Pos, Minggu (19/5).
Selanjutnya sekira pukul pukul 12.30 WIT, kembali ditemukan jenazah di tepi Sungai Maro pada koordinat 08ā°28’36,40” S – 140ā°25’10,41” E berjarak 44,2 meter dari lokasi awal kejadian.
Darmawan menyebutkan, saat ditemukan kaki kiri sebatas lutut korban terlihat muncul di antara tanaman eceng gondok yang sangat banyak di sekitar korban. Jenazah kemudian dimasukkan ke kantong jenazah dan dievakuasi ke kamar jenazah RSUD Merauke.
āJenazah diketahui bernama Sadih alias Sadhi atau yang sebelumnya dilaporkan bernama Sandi berjenis kelamin laki-laki yang juga salah satu korban kecelakaan kebakaran KM. Sinar Maros III,ā bebernya.
Dengan ditemukannya kedua korban ini, Darmawan mengatakan seluruh unsur yang terlibat di lapangan dalam melakukan pencaharian beserta peralatan ditarik kembali ke kesatuan masing-masing. āOperasi SAR dinyatakan selesai dan ditutup karena kedua korban KM Sinar Maros yang hilang telah berhasil ditemukan,ā pungkasnya.
Sementara itu, untuk mengungkap penyebab meledaknya KM Sinar Maros III yang mengakibatkan dua kapal lainnya terbakar serta menewaskan 4 orang yaitu 1 nahkoda dan 3 ABK KM Sinar Maros III, Polres Merauke terus melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan berbagai bukti serta meminta keterangan kepada sejumlah saksi.
Kapolres Merauke, AKBP. Bahara Marpaung, SH., mengungkapkan, penyidik Polres Merauke sudah meminta keterangan 7 orang saksi.
āItu nanti akan dilakukan olah TKP ulang dan pemeriksaan saksi-saksinya. Nanti kalau sudah olah TKP dan pemeriksaan saksi kemudian dianalisasi. Apakah terjadi sebenarnya. Apakah musibah, ada unsur kelalaian atau kesegajaan. Karena permasalahannya di sini bahwa ada korban. Kalau korban yang mengisikan ke dalam drum itu yang lalai dan meninggal dunia ini yang sedikit repot. Tapi kita dalami dulu sebelum kita simpulkan,ā ungkap Kapolres Bahara Marpaung di sela-sela buka puasa bersama pengurus dan wasit Pengkab PBVSI Kabupaten Merauke.
Kendala lain yang dihadapi dalam penyelidikan kasus ini yaitu barang bukti dua kapal yang terbakar sudah tidak bisa dijadikan sebagai barang bukti. Pasalnya kapal pengangkut BBM yang meledak dan terbakar yaitu KM. Sinar Maros III dan KM. Samudera Jaya 99 terbawa arus dan akhirnya tenggelam.
Secara terpisah, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal mengatakan, telah dilakukan visum luar oleh tim medis dan tim identifikasi Polres Merauke terhadap dua jenazah yang sudah ditemukan itu.
āJenazah korban masih berada di ruang jenasah RSUD Merauke dan selanjutnya akan disemayamkan di rumah duka di Jalan Ermasu, Kabupaten Merauke,ā tambahnya.
Penemuan jenazah ini bermula saat dua warga Auleria dan Yosenta hendak pergi mencari udang di areal Pelabuhan Tunas Jaya. Saat berada di pelabuhan, saksi Auleria melihat mayat yang dalam posisi terdampar di anjungan depan kapal LCT Mujur Abadi.
Melihat mayat tersebut, Aulerial dan Yosenta menghubungi ketua RT Pelabuhan Kondap yang selanjutnya menghubungi Basarnas dan identifikasi Polres Merauke untuk mengevakuasi jenazah tersebut. (ulo/fia/nat)