Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Warga Mamteng Palang Jalan Trans Papua

Mereka Dihadang dan Dimintai Uang

WAMENA – Buntut dari aksi penikaman dan Pembacokan terhadap Distrik Kelila Kabupaten Mamberamo Tengah di ruas Jalan Trans Papua tepatnya Kampung Tulem Distrik Witawaya Kabupaten Jayawijya membuat warga dari Kabupaten tersebut melalukan aksi pemalangan di ruas jalan tersebut. Selain itu mereka menuntut agar polisi segera mencari dan menangkap pada pelaku segera untuk di proses hukum.

Salah satu warga yang dijumpai tempat pemalangan pertama yakni jalan masuk eks Distrik Witawaya Kabupaten Jayawijaya, aksi penikaman yang terjadi dimana sopir dan salah satu warga ini dari Wamena ingin membawa barang ke Kobakma namun dalam perjalanan mereka di hadang dan dimintai uang, sehingga kedua korban memberikan Rp 100.000 namun masih minta tambah namun tak diberikan langsung dianiaya.

“Kasus penganiayaan ini bukan baru saja terjadi tepi sudah sering terjadi dan korbannya itu warga dari kabupaten pemekaran, aksi ini selalu berlangsung dari jalan Pasir Putih- Kurulu, oleh karena itu kami masyarakat dari kabupaten pemekaran ini tidak ingin hal ini terjadi terus sehingga kami melakukan pemalangan di jalan masuk Tulem dan Trans Papua,” Tegas Bobinus Karoba saat ditemui di Tulem.

Baca Juga :  Masuk Tanpa Dokumen, 9 Warga PNG Dideportasi

Ia juga menyatakan dalam aksi pemalangan ini akan terus berlangsung sampai kepolisian dalam hal ini Polres Jayawijaya segera menangkap 3 pelaku yang melakukan aksi penganiayaan ini, kalau belum dilakukan maka pemalangan ini akan terus dilakukan, aksi pemalangan ini dilakukan oleh Warga dari Mamberamo Tengah mewakili Kabupaten Pemekaran yang sering menjadi korban.

“Kita berasal dari kabupaten Pemekaran baik itu Mamberamo Tengah, Tolikara, Puncak Jaya, Yalimo yang selalu menjadi korban penganiayaan yang melakukan aksi palang ini guna meminta kepada kepolisian segera menangkap dan memproses para pelaku,” beber Bobinus

Aksi pemalangan tersebut mengundang perhatian dari Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua, SE, MM sebab aktifitas masyarakat lumpuh di jalur tersebut sehingga ia menilai jika aksi –aksi kekerasan yang selama ini terjadi di wilayah Jayawijaya perlu disikapi bersama, sehingga usai masa libur nanti pihaknya akan mengundang seluruh Forkopimda.

Baca Juga :  CPNS Wajib Ikut Latsar

“Untuk kasus penikaman dan pembacokan ini hanya karena minta uang bisa memperlakukan orang seperti itu ironisnya yang korban ini ada Anak Asli Papua dan warga dari luar Papua sehingga masalah ini diserahkan kepada pihak keamanan,” katanya.

Bupati Banua juga menegaskan akan segera melakukan koordinasi dengan pihak keamanan baik itu Kapolres Jayawijaya maupun Dandim 1702/ Jayawijaya untuk bagaimana bersama –sama melakukan pemberantasan terhadap peredaran miras lokal yang sering kali menjadi akar permasalahan ketika dikonsumsi masyarakat dan juga perjudian yang mulai kembali dilakukan.

“Saya akan meminta kepada pihak keamanan untuk bersama –sama kita berantas itu semua, sementara untuk masalah pengamanan ini sudah disampaikan kepada kepala Distrik dan kepala Kampung untuk mengimbau masyarakat membuka kebun dari pada melakukan hal negatif dan ini sudah berulang kali,” tutupnya. (jo/wen)

Mereka Dihadang dan Dimintai Uang

WAMENA – Buntut dari aksi penikaman dan Pembacokan terhadap Distrik Kelila Kabupaten Mamberamo Tengah di ruas Jalan Trans Papua tepatnya Kampung Tulem Distrik Witawaya Kabupaten Jayawijya membuat warga dari Kabupaten tersebut melalukan aksi pemalangan di ruas jalan tersebut. Selain itu mereka menuntut agar polisi segera mencari dan menangkap pada pelaku segera untuk di proses hukum.

Salah satu warga yang dijumpai tempat pemalangan pertama yakni jalan masuk eks Distrik Witawaya Kabupaten Jayawijaya, aksi penikaman yang terjadi dimana sopir dan salah satu warga ini dari Wamena ingin membawa barang ke Kobakma namun dalam perjalanan mereka di hadang dan dimintai uang, sehingga kedua korban memberikan Rp 100.000 namun masih minta tambah namun tak diberikan langsung dianiaya.

“Kasus penganiayaan ini bukan baru saja terjadi tepi sudah sering terjadi dan korbannya itu warga dari kabupaten pemekaran, aksi ini selalu berlangsung dari jalan Pasir Putih- Kurulu, oleh karena itu kami masyarakat dari kabupaten pemekaran ini tidak ingin hal ini terjadi terus sehingga kami melakukan pemalangan di jalan masuk Tulem dan Trans Papua,” Tegas Bobinus Karoba saat ditemui di Tulem.

Baca Juga :  Kasus Pembunuhan Anggota Brimob Ditangani Polda dan Polres Jayawijaya

Ia juga menyatakan dalam aksi pemalangan ini akan terus berlangsung sampai kepolisian dalam hal ini Polres Jayawijaya segera menangkap 3 pelaku yang melakukan aksi penganiayaan ini, kalau belum dilakukan maka pemalangan ini akan terus dilakukan, aksi pemalangan ini dilakukan oleh Warga dari Mamberamo Tengah mewakili Kabupaten Pemekaran yang sering menjadi korban.

“Kita berasal dari kabupaten Pemekaran baik itu Mamberamo Tengah, Tolikara, Puncak Jaya, Yalimo yang selalu menjadi korban penganiayaan yang melakukan aksi palang ini guna meminta kepada kepolisian segera menangkap dan memproses para pelaku,” beber Bobinus

Aksi pemalangan tersebut mengundang perhatian dari Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua, SE, MM sebab aktifitas masyarakat lumpuh di jalur tersebut sehingga ia menilai jika aksi –aksi kekerasan yang selama ini terjadi di wilayah Jayawijaya perlu disikapi bersama, sehingga usai masa libur nanti pihaknya akan mengundang seluruh Forkopimda.

Baca Juga :  Di Wamena, Tiga Pelaku Curanmor Diringkus

“Untuk kasus penikaman dan pembacokan ini hanya karena minta uang bisa memperlakukan orang seperti itu ironisnya yang korban ini ada Anak Asli Papua dan warga dari luar Papua sehingga masalah ini diserahkan kepada pihak keamanan,” katanya.

Bupati Banua juga menegaskan akan segera melakukan koordinasi dengan pihak keamanan baik itu Kapolres Jayawijaya maupun Dandim 1702/ Jayawijaya untuk bagaimana bersama –sama melakukan pemberantasan terhadap peredaran miras lokal yang sering kali menjadi akar permasalahan ketika dikonsumsi masyarakat dan juga perjudian yang mulai kembali dilakukan.

“Saya akan meminta kepada pihak keamanan untuk bersama –sama kita berantas itu semua, sementara untuk masalah pengamanan ini sudah disampaikan kepada kepala Distrik dan kepala Kampung untuk mengimbau masyarakat membuka kebun dari pada melakukan hal negatif dan ini sudah berulang kali,” tutupnya. (jo/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya