JAYAPURA– Meski telah disuarakan terkait kondisi museum Negeri Papua dimana ada 3700 benda busaya dan sejarah yang terancam rusak, hingga Jumat (17/1) Pemprov Papua belum bersuara. Terkait kondisi museum ini menurut Prof.Dr. Fredrik Sokoy mengalami kemunduran sejak adanya perubahan nomenklatur, dinas kebudayaan yang disatukan dengan Dinas pariwisata dan kebudayaan.
“Sesungguhnya dunia kebudayaan harusnya jauh lebih kencang lagi,”kata Prof Fredrik Sokoy, Jumat (17/1). Lanjut dia, pariwisata itu aktifitasnya, tapi dia bisa berbasis budaya. Jadi pengelolaan bisa berbasis budaya yang menunjukkan ciri khusus dari pengelolaan pariwisata yang berbasis kearifan lokal.
Namun itu sama sekali tidak disentuh, artinya kreativitas dari pihak pengelola, dari institusi atau departemen yang bergerak di bidang kebudayaan dan pariwisata dan mitra lainya yang bergerak dalam bidang kebudayaan itu sama sekali tidak melihat itu sebagai sebuah potensi dan sebuah aset yang bisa dikembangkan menjadi sumber inspirasi atau identitas bagi generasi yang sedang mencari jati dirinya.
“Kita kehilangan atau sangat berkurang SDM pengelola museum dengan kemampuan dukungan dana yang cukup,”katanya. Dia juga menyoroti, soal penempatan pejabat yang mengelola museum. Kata Sokoy, penempatan pejabat disana cenderung sebagai pejabat buangan.
“Jadi museum itukan dia bolehlah mempunyai pimpinan seseorang dari luar dibidang ilmu, karena itu hanya manajerial tetapi pengelola harus profesional,”ujarnya. Hal lain, dirinya juga meminta pemerintah supaya memperhatikan museum tersebut. Termasuk bisa di kelola dengan manajemen yang lebih baik.
Pasalnya pengelolaan museum yang baik dan tepat bisa mendatangkan PAD. Karena itu, pemerintah harus berbenah dan melakukan inovasi. Karena bagaimanapun, keberadaan museum ini sangat penting, apalagi benda-benda yang disimpan dimuseum merupakan benda hasil kebudayaan masyarakat. “Bagaimana kita bisa menarik wisatawan asing yang datang. Ini sangat bergantung pada fasilitas, sarpras pengelolanya,”tambahnya.(roy/ade).
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos