Sementara dari kericuhan di Elelim ada cerita lain dibalik itu dimana terdapat enam prajurit TNI berhasil mengamankan sejumlah guru dan warga yang terjebak. Para Prajurit terkepung di tengah amukan massa. Menurut keterangan warga setempat, massa yang tidak terkendali sempat mengepung sebuah bangunan tempat guru dan beberapa masyarakat berlindung.
Mereka menghadapi serangan panah dan lemparan bom molotov yang mengakibatkan beberapa orang mengalami luka bakar serta luka tembak panah. Di tengah ancaman itu, 6 prajurit TNI tetap menunjukkan sikap profesional. Mereka memilih untuk tidak bertindak represif, melainkan mengutamakan keselamatan warga Papua yang sedang dalam bahaya.
Perlindungan itu akhirnya membuka jalan evakuasi hingga seluruhnya berhasil diselamatkan. Kepala Distrik Elelim, Lukas Kepno, menyampaikan apresiasinya terhadap tindakan prajurit TNI. Menurutnya, tanpa kehadiran aparat, jumlah korban bisa lebih banyak. “Kami menyaksikan bagaimana prajurit menjaga kami di tengah situasi yang genting. Mereka tidak membalas serangan dengan kekerasan, justru melindungi guru dan warga agar tetap selamat,” ujarnya.
Apresiasi mendalam juga disampaikan oleh perwakilan guru SD Negeri Elelim, Maria Matuan. “Kami benar-benar ketakutan saat massa mengepung. Panah-panah berterbangan, kaca jendela pecah karena molotov, dan kami tidak tahu harus bagaimana. Untung kami dilindungi, TNI datang. Mereka berdiri di depan pintu,” cerita Maria.
Kapolda Papua Irjen Polisi Drs Patrige Renwarin mengungkapkan, situasi keamanan di Yalimo sudah dapat dikendalikan pasca terjadinya pembakaran rumah seorang warga yang merembet kepada rumah yang lain. ‘’Situasi keamanan di Yalimo hari ini sudah dapat dikendalikan,’’ kata Kapolda Papua Irjen Polisi Patrige Renwarin menjawab pertanyaan media ini disela-sela mendampingi Kunjungan Kerja Wakil Presiden RI di Pasar Wamanggu Merauke, Rabu (17/9).