Saturday, February 22, 2025
24.7 C
Jayapura

Aplikasi Mi Chat Disinyalir Jadi Penyebab Tingginya HIV/AIDS di Jayapura

Potensi seks beresiko juga semakin tinggi mengingat penggunaan aplikasi online justru membuat seks bisa diorder dengan mudah dan sangat beresiko. Kemudian kondisi ibu hamil yang terkena sipilis. Ini diprediksi terkena dari suami yang kerap jajan dan tidak memikirkan  dampak penularan penyakit

“Kami pikir ini harus menjadi perhatian bersama. Seks sudah bisa diorder dengan harga terjangkau, bisa dilakukan di kos, kontrakan hingga hotel dan itu sangat beresiko. Kami khawatir jika ini tak tertangani secara baik maka 5 hingga 10 tahun ke depan Jayapura akan menuai hasilnya,” paparnya.

Jika saat ini banyak yang gagal maka Kota Jayapura semakin terancam. Sementara Direktur Eksekutif Daerah PKBI Papua, Johanis Philips Reawaruw menyampaikan bahwa tahun  2024, Pekerja Seks Perempuan (PSP) di Kota Jayapura mencapai 1.218 orang, 26% PSP murni namun 74% PSP terselubung atau memiliki profesi lain.

Baca Juga :  Dalangnya Diduga Kelompok Lekagak Telenggeng

Namun menariknya, berdasarkan lokasi transaksi, Jayapura Selatan (Japsel) menjadi wilayah dengan jumlah pekerja seks paling tertinggi di Kota Jayapura. “Berdasarkan data transaksi pekerja seks, Distrik Japsel tertinggi, disusul Abepura, Japut dan Heram, sedangkan Muaratami kosong,” ujar Johanis Philips Reawaruw.

Dari 1.218 PSP, yang KTP Kota Jayapura sebanyak 495, KTP non Kota Jayapura 405, tanpa identitas 306 orang dan yang belum memiliki KTP atau dibawah 17 tahun sebanyak 12 orang.

“Kendala yang kita hadapi bagi PSP terselubung ini adalah, mereka lebih hidden alias tersembunyi, jadi kita agak kesulitan untuk melakukan sosialisasi dan juga tes HIV-AIDS,” pungkasnya.

“Selain itu juga, ada sebagian PSP ini tidak menetap, selalu mobile ke sejumlah daerah dalam waktu yang berbeda, jadi mereka berpindah-pindah,” lanjutnya. 

Baca Juga :  Tak Ada Kompromi Soal PKL Jualan di Pinggir Jalan

Menurut Ais sapaan akrab Direktur Eksekutif Daerah PKBI Papua itu, metode transaksi PSP ini hanya sedikit yang menggunakan Aplikasi Mi Chat, namun sebagian besar berkedok kafe, tempat pijat, bar dan juga kos-kosan. (kim/kar/ade).

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Potensi seks beresiko juga semakin tinggi mengingat penggunaan aplikasi online justru membuat seks bisa diorder dengan mudah dan sangat beresiko. Kemudian kondisi ibu hamil yang terkena sipilis. Ini diprediksi terkena dari suami yang kerap jajan dan tidak memikirkan  dampak penularan penyakit

“Kami pikir ini harus menjadi perhatian bersama. Seks sudah bisa diorder dengan harga terjangkau, bisa dilakukan di kos, kontrakan hingga hotel dan itu sangat beresiko. Kami khawatir jika ini tak tertangani secara baik maka 5 hingga 10 tahun ke depan Jayapura akan menuai hasilnya,” paparnya.

Jika saat ini banyak yang gagal maka Kota Jayapura semakin terancam. Sementara Direktur Eksekutif Daerah PKBI Papua, Johanis Philips Reawaruw menyampaikan bahwa tahun  2024, Pekerja Seks Perempuan (PSP) di Kota Jayapura mencapai 1.218 orang, 26% PSP murni namun 74% PSP terselubung atau memiliki profesi lain.

Baca Juga :  Pererat Sinergi dengan Jurnalis, Polresta Jayapura Kota Gelar Syukuran HPN 

Namun menariknya, berdasarkan lokasi transaksi, Jayapura Selatan (Japsel) menjadi wilayah dengan jumlah pekerja seks paling tertinggi di Kota Jayapura. “Berdasarkan data transaksi pekerja seks, Distrik Japsel tertinggi, disusul Abepura, Japut dan Heram, sedangkan Muaratami kosong,” ujar Johanis Philips Reawaruw.

Dari 1.218 PSP, yang KTP Kota Jayapura sebanyak 495, KTP non Kota Jayapura 405, tanpa identitas 306 orang dan yang belum memiliki KTP atau dibawah 17 tahun sebanyak 12 orang.

“Kendala yang kita hadapi bagi PSP terselubung ini adalah, mereka lebih hidden alias tersembunyi, jadi kita agak kesulitan untuk melakukan sosialisasi dan juga tes HIV-AIDS,” pungkasnya.

“Selain itu juga, ada sebagian PSP ini tidak menetap, selalu mobile ke sejumlah daerah dalam waktu yang berbeda, jadi mereka berpindah-pindah,” lanjutnya. 

Baca Juga :  Ternyata Aparat Sempat Dipancing KKB

Menurut Ais sapaan akrab Direktur Eksekutif Daerah PKBI Papua itu, metode transaksi PSP ini hanya sedikit yang menggunakan Aplikasi Mi Chat, namun sebagian besar berkedok kafe, tempat pijat, bar dan juga kos-kosan. (kim/kar/ade).

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya