Ia baru menyadari anak sulungnya hilang pada Selasa pagi, saat pulang dari laut. Sejak saat itu, keluarga melakukan pencarian intensif, bahkan memanggil semua teman sekolah Tapasya, namun tidak ada yang mengetahui keberadaannya.
“Kehilangannya ini terjadi saat libur lebaran, jadi teman-temannya juga tidak tahu,” imbuh Muslimin.
Sang ibu, Iriyanti, sangat terpukul atas peristiwa ini. Ia dikabarkan lemas dan enggan makan maupun tidur sejak mengetahui Tapasya hilang.
“Mamanya lemas, tidak mau makan, tidak tidur. Kami semua masih berusaha, semoga ada jalan agar anak kami bisa kembali dengan selamat,” harap Muslimin.
Salah satu tetangga, Ina Vasa, yang juga menjadi saksi, menyatakan terakhir kali melihat Tapasya pada Senin sekitar pukul 10.00 WIT saat sedang mencuci piring di depan rumah. Ia sempat meminta Tapasya membantu adik bungsunya yang buang air besar, dan sejak itu Tapasya tidak terlihat lagi.
“Saya kira dia tetap di rumah, apalagi saat ibunya pulang dari kota, Tapasya sudah tidak ada. Malam harinya kami baru sadar anak ini benar-benar hilang, dan mulai mencari bersama-sama,” ungkap Ina.
Ina menambahkan, Tapasya dikenal sebagai anak yang berbeda dari anak-anak seusianya. Ia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah untuk menjaga tiga adiknya, dan aktif mengikuti kegiatan mengaji di masjid pada sore hari. Tapasya juga tidak memiliki ponsel dan jarang bermain jauh dari rumah.
“Dia memang jarang main jauh, biasa hanya di kompleks saja. Kalau sore hari baru pergi mengaji ke masjid,” tambah Ina. (rel/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos