JAYAPURA – Pekerja Talaud di Pantai Holtekamp Distrik Muara Tami dikejutkan dengan ditemukannya bangkai seekor ikan duyung atau dugong yang terdampar di bibir pantai denkawasan pesisir pantai Holtekamp pada, Selasa (12/11) siang. Menurut laporan warga, ikan duyung atau dugong tersebut pertama kali ditemukan oleh operator excavator, Fajar (27) yang sedang bekerja disekitar lokasi.
“Kita sementara kerja, tiba-tiba lihat ikan itu terdampar di pinggir pantai. Saya langsung panggil teman-teman,” jelas Fajar kepada Cenderawasih Pos, Rabu (13/11) pagi. Kabar penemuan ini dengan cepat menyebar, mengundang warga sekitar pantai Holltekan dan semua pekerja proyek datang berbondong-bondong menuju lokasi.
Tak sedikit dari warga langsung mengabadikan mamalia laut berukuran besar tersebut dengan menggunakan kamera ponsel. “Kejadian penemuan ikan raksasa ini baru pertama kali disini, sehingga masyarakat heboh dan mulai cerita-cerita,” ungkap Fajar.
Fajar mengatakan temuan mamalia laut sepanjang dua meter tersebut diperkirakan beratnya 300 kilogram. Hanya saja karena kondisinya sudah mati dan ketimbang membusuk akhirnya dugong mati ini dikubur.
Sementara itu warga lainnya, Izak mengatakan peristiwa tersebut baru pertama kalinya terjadi di pesisir Pantai Holtekamp.
“Sepertinya ikan ini terpisah dari kawanannya sampai bisa terdampar kesini,” singkatnya.
Dilansir dari Wikipedia Indonesia ikan Duyung atau dugong(Dugong dugon) adalah sejenis mamalia laut yang merupakan salah satu anggota Sirenia atau sapi laut yang masih bertahan hidup selain manatee dan mampu mencapai usia 22 sampai 25 tahun.
Duyung bukanlah ikan karena menyusui anaknya dan masih merupakan kerabat evolusi dari gajah. Ia merupakan satu-satunya hewan yang mewakili suku Dugongidae. Selain itu, ia juga merupakan satu-satunya lembu laut yang bisa ditemukan di kawasan perairan sekurang-kurangnya di 37 negara di wilayah Indo-Pasifik, walaupun kebanyakan duyung tinggal di kawasan timur Indonesia dan perairan utara Australia.
Sementara salah satu akademisi Perikanan Kelautan Uncen, Dr Jhon Kalor mengungkapkan bahwa dalam 30 tahun terakhir ini diakui tak ada laporan dugong ditemukan mati di Perairan Jayapura. Ini baru kejadian pertama dan dijelaskan bahwa Dugong cenderung hidup di perairan yang tenang, dangkal, dan bebas dari gangguan atau pencemaran.
Habitat atau ekosistem utama hewan mamalia laut ini adalah perairan ekosistem lamun, mangrove, dan Sungai Estuari.
“Ekosistem lamun di Youtefa Holtekamp tidak luas, dan bukan lagi menjadi habitat dan daerah penyebarannya. Kalau kearah Demta dan Sarmi masih banyak lamun yang luas sehingga bisa ditemukan di sana,” beber Jhon Kalor.