Sunday, April 28, 2024
29.7 C
Jayapura

Harus Berani Periksa, Kematian Perempuan Karena Kanker Serviks Masih Tinggi

BERI PENYULUHAN: dr. Yusril B. SpOG., M.Kes., saat memberikan penyuluhan tentang kanker serviks dan KB di Jemaat GKI Elohim Polimak I, Selasa (13/8). ( FOTO : Priyadi/Cepos )

Panjang Lebar dengan dr. Yusril B. SpOG., M.Kes., Tentang Kanker Serviks

Kematian kaum perempuan di Indonesia akibat kanker serviks masih tinggi. Apa penyebab dan bagaimana mengatasinya ? Berikut penjelasan dr. Yusril B. SpOG.,M.Kes.

Laporan: Priyadi, Jayapura

SEBANYAK 40-an ibu-ibu anggota Persekutuan Wanita (PW) Jemaat GKI Elohim Polimak I terlihat sangat serius mendengarkan penyuluhan tentang kanker serviks.

Penyuluhan tentang kanker serviks yang dilaksanakan di gereja GKI Elohim Polimak I, Selasa (13/8) sekira pukul 15.20 WIT., disampaikan dr. Yusril B. SpOG., M.Kes., yang sehari-hari bertugas di RSUD Jayapura dan RS Provita Jayapura.  

Ibu-ibu yang mengikuti penyuluhan terlihat sangat antusias mendengarkan penjelasan dr. Yusril terkait kanker serviks yang merupakan penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim.

Menurut dr. Yusril, kanker yang masih menjadi penyebab tertinggi kematian kaum perempuan di Indonesia ini, disebabkan oleh virus Human Pappiloma Virus (HPV). “Dimana, dalam satu jam, perempuan di Indonesia dinyatakan meninggal dunia akibat terkena kanker serviks,” bebernya di hadapan peserta penyuluhan. 

Diakuinya, kasus kematian perempuan di Indonesia akibat kanker serviks sudah sangat tinggi. Yang lebih mengkhawatirkan lagi, penyakit ini tidak hanya rentan terhadap wanita dewasa, tetapi juga yang masih berusia remaja.

Oleh sebab itu, dr. Yusril mengharapkan masyarakat khususnya kaum perempuan bisa mengetahui tentang bahaya kanker serviks dan bagaimana cara pencegahannya.

Untuk mencegah kanker serviks atau kanker leher rahim) menurut dr. Yusril bisa dilakukan dengan cara pemberian vaksinasi HPV, melakukan deteksi dini PAP Smear dan Iva Test. “Serta, melakukan Pap Smear tes/IVA enam bulan sekali atau minimal satu tahun sekali pada wanita usia subur serta lakukan vaksin HPV jika memungkinkan,” tegasnya.

Baca Juga :  Mandenas: Sasaran Operasi Harus Jelas Sesuai Dengan Target

   Dikatakan, kanker leher rahim ini sangat berisiko terjadi pada perempuan yang melakukan kontak seksual/kawin terlalu dini yaitu kurang dari umur 15 tahun. Berhubungan dengan banyak pasangan atau mempunyai pasangan yang suka berganti-ganti/pasangan seks, merokok, faktor genetik, penurunan daya tahan tubuh dan pencucian lubang kemaluan dengan antiseptik atau deodoran yang terlalu sering. 

Hal lain menurut dr. Yusril yaitu sering mengonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak dan makanan mengandung bahan pengawet, sedikit mengkonsumsi buah-buahan dan sayur, kurang memperhatikan kebersihan badan dan melahirkan terlalu sering lebih dari 6 kali.

    Sedangkan untuk gejalanya, pendarahan dari lubang kemaluan setelah berhubungan seks atau di antara dua periode menstruasi, atau setelah masa menopause. Gejala lainnya yaitu adanya pengeluaran lendir encer disertai darah dan keputihan yang memiliki bau yang busuk, nyeri pinggang atau nyeri pada saat hubungan seks.

   “Untuk stadium tingkatan kanker serviks yakni tidak menimbulkan gejala, hanya terbatas pada permukaan leher rahim. Terbatas pada daerah leher rahim dan rahim, dimana kanker menyebar pada dinding rongga panggul dan lubang kemaluan,” jelasnya. 

    Disamping itu, kanker ini menurutnya menyebar pada kandung kencing dan saluran pembuangan, serta menyebar ke paru-paru, hati dan tulang.

   ”Untuk data detailnya belum tahu jelas karena ada di Dinas Kesehatan Papua. Namun secara kasus memang kanker serviks di Papua masuk dalam nomor dua di Indonesia setelah kanker payu dara,” tambahnya. 

Baca Juga :  Disperindagkop Undang Pedagang Korban Kebakaran

 Menurutnya, semakin dini kanker serviks ditemukan, kesempatan untuk sembuh semakin besar. Untuk itu, dr. Yusril meminta kaum perempuan harus berani memeriksakan diri.

“Jika terkena lakukan pengobatan dengan cara operasi, pengangkatan rahim sesuai dengan stadium/tingkat keparahan kanker. Serta melakukan kemoterapi dengan obat-obatan yang dapat menghambat pertumbuhan kanker dan membunuh kanker serta radiasi menggunakan energi tinggi untuk membunuh sel kanker,” bebernya.

Untuk pencegahan, dr. Yusril menyarankan kepada kaum perempuan untuk tidak melakukan hubungan seksual sebelu, berusia 18 tahun. Dirinya juga mengingatkan kepada kaum pria yang sudah berumah tangga agar tetap setia dengan pasangannya.

“Untuk pencegahan lainnya, jangan merokok. Hindari terlalu sering mencuci lubang kemaluan dengan antiseptik. Banyak makan buah-buahan dan sayuran, kurangi makanan yang banyak mengandung lemak dan bahan kimia/pengawet serta jaga kebersihan diri terutama daerah kewanitaan,” pungkasnya. 

Terkait dengan penyuluhan ini, Ketua PW Jemaat GKI Elohim Polimak I, Fransina Manuhua mengakui penyuluhan ini sangat penting. Apalagi dari materi yang disampaikan, sudah banyak perempuan Indonesia yang meninggal dunia akibat kanker serviks. 

Kegiatan ini menurut Fransina dilakukan dalam rangka menyambut HUT PW di Jemaat GKI Elohim Polimak I yang ke-10. “Ini menjadi perhatian di PW Jemaat GKI Elohim Polimak I. Untuk itu, bagi jemaat yang mengikuti bisa dengan maksimal, mengikuti penyuluhan ini dengan baik. Nantinya bagi jemaat yang tidak hadir bisa disampaikan hal-hal penting dalam sosialisasi ini, supaya ilmu dan informasi tidak putus sampai di sini saja,” tutupnya.***

BERI PENYULUHAN: dr. Yusril B. SpOG., M.Kes., saat memberikan penyuluhan tentang kanker serviks dan KB di Jemaat GKI Elohim Polimak I, Selasa (13/8). ( FOTO : Priyadi/Cepos )

Panjang Lebar dengan dr. Yusril B. SpOG., M.Kes., Tentang Kanker Serviks

Kematian kaum perempuan di Indonesia akibat kanker serviks masih tinggi. Apa penyebab dan bagaimana mengatasinya ? Berikut penjelasan dr. Yusril B. SpOG.,M.Kes.

Laporan: Priyadi, Jayapura

SEBANYAK 40-an ibu-ibu anggota Persekutuan Wanita (PW) Jemaat GKI Elohim Polimak I terlihat sangat serius mendengarkan penyuluhan tentang kanker serviks.

Penyuluhan tentang kanker serviks yang dilaksanakan di gereja GKI Elohim Polimak I, Selasa (13/8) sekira pukul 15.20 WIT., disampaikan dr. Yusril B. SpOG., M.Kes., yang sehari-hari bertugas di RSUD Jayapura dan RS Provita Jayapura.  

Ibu-ibu yang mengikuti penyuluhan terlihat sangat antusias mendengarkan penjelasan dr. Yusril terkait kanker serviks yang merupakan penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim.

Menurut dr. Yusril, kanker yang masih menjadi penyebab tertinggi kematian kaum perempuan di Indonesia ini, disebabkan oleh virus Human Pappiloma Virus (HPV). “Dimana, dalam satu jam, perempuan di Indonesia dinyatakan meninggal dunia akibat terkena kanker serviks,” bebernya di hadapan peserta penyuluhan. 

Diakuinya, kasus kematian perempuan di Indonesia akibat kanker serviks sudah sangat tinggi. Yang lebih mengkhawatirkan lagi, penyakit ini tidak hanya rentan terhadap wanita dewasa, tetapi juga yang masih berusia remaja.

Oleh sebab itu, dr. Yusril mengharapkan masyarakat khususnya kaum perempuan bisa mengetahui tentang bahaya kanker serviks dan bagaimana cara pencegahannya.

Untuk mencegah kanker serviks atau kanker leher rahim) menurut dr. Yusril bisa dilakukan dengan cara pemberian vaksinasi HPV, melakukan deteksi dini PAP Smear dan Iva Test. “Serta, melakukan Pap Smear tes/IVA enam bulan sekali atau minimal satu tahun sekali pada wanita usia subur serta lakukan vaksin HPV jika memungkinkan,” tegasnya.

Baca Juga :  Andre Ribeiro Siap Kembali

   Dikatakan, kanker leher rahim ini sangat berisiko terjadi pada perempuan yang melakukan kontak seksual/kawin terlalu dini yaitu kurang dari umur 15 tahun. Berhubungan dengan banyak pasangan atau mempunyai pasangan yang suka berganti-ganti/pasangan seks, merokok, faktor genetik, penurunan daya tahan tubuh dan pencucian lubang kemaluan dengan antiseptik atau deodoran yang terlalu sering. 

Hal lain menurut dr. Yusril yaitu sering mengonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak dan makanan mengandung bahan pengawet, sedikit mengkonsumsi buah-buahan dan sayur, kurang memperhatikan kebersihan badan dan melahirkan terlalu sering lebih dari 6 kali.

    Sedangkan untuk gejalanya, pendarahan dari lubang kemaluan setelah berhubungan seks atau di antara dua periode menstruasi, atau setelah masa menopause. Gejala lainnya yaitu adanya pengeluaran lendir encer disertai darah dan keputihan yang memiliki bau yang busuk, nyeri pinggang atau nyeri pada saat hubungan seks.

   “Untuk stadium tingkatan kanker serviks yakni tidak menimbulkan gejala, hanya terbatas pada permukaan leher rahim. Terbatas pada daerah leher rahim dan rahim, dimana kanker menyebar pada dinding rongga panggul dan lubang kemaluan,” jelasnya. 

    Disamping itu, kanker ini menurutnya menyebar pada kandung kencing dan saluran pembuangan, serta menyebar ke paru-paru, hati dan tulang.

   ”Untuk data detailnya belum tahu jelas karena ada di Dinas Kesehatan Papua. Namun secara kasus memang kanker serviks di Papua masuk dalam nomor dua di Indonesia setelah kanker payu dara,” tambahnya. 

Baca Juga :  Mandenas: Sasaran Operasi Harus Jelas Sesuai Dengan Target

 Menurutnya, semakin dini kanker serviks ditemukan, kesempatan untuk sembuh semakin besar. Untuk itu, dr. Yusril meminta kaum perempuan harus berani memeriksakan diri.

“Jika terkena lakukan pengobatan dengan cara operasi, pengangkatan rahim sesuai dengan stadium/tingkat keparahan kanker. Serta melakukan kemoterapi dengan obat-obatan yang dapat menghambat pertumbuhan kanker dan membunuh kanker serta radiasi menggunakan energi tinggi untuk membunuh sel kanker,” bebernya.

Untuk pencegahan, dr. Yusril menyarankan kepada kaum perempuan untuk tidak melakukan hubungan seksual sebelu, berusia 18 tahun. Dirinya juga mengingatkan kepada kaum pria yang sudah berumah tangga agar tetap setia dengan pasangannya.

“Untuk pencegahan lainnya, jangan merokok. Hindari terlalu sering mencuci lubang kemaluan dengan antiseptik. Banyak makan buah-buahan dan sayuran, kurangi makanan yang banyak mengandung lemak dan bahan kimia/pengawet serta jaga kebersihan diri terutama daerah kewanitaan,” pungkasnya. 

Terkait dengan penyuluhan ini, Ketua PW Jemaat GKI Elohim Polimak I, Fransina Manuhua mengakui penyuluhan ini sangat penting. Apalagi dari materi yang disampaikan, sudah banyak perempuan Indonesia yang meninggal dunia akibat kanker serviks. 

Kegiatan ini menurut Fransina dilakukan dalam rangka menyambut HUT PW di Jemaat GKI Elohim Polimak I yang ke-10. “Ini menjadi perhatian di PW Jemaat GKI Elohim Polimak I. Untuk itu, bagi jemaat yang mengikuti bisa dengan maksimal, mengikuti penyuluhan ini dengan baik. Nantinya bagi jemaat yang tidak hadir bisa disampaikan hal-hal penting dalam sosialisasi ini, supaya ilmu dan informasi tidak putus sampai di sini saja,” tutupnya.***

Berita Terbaru

Artikel Lainnya