Friday, November 22, 2024
33.7 C
Jayapura

Polisi yang Terkena Panah Bakal Dirujuk ke Jakarta

JAYAPURA – Anggota polisi yang menjadi korban terkena panah pada keributan di Dogiyai pada Sabtu (15/7) nampaknya bakal mendapat penanganan lebih serius. Ia akan ditangani dokter spesialis bedah thorax cardiovascular di RS Polri Jakarta.

Hal tersebut disampaikan Kabid Dokkes Polda Papua Kombes Pol Dr. Nariyana, S.Ked., M.Kes. saat menerima kunjungan Kapolda Papua Iriend Pol Mathius Fakhiri di ruang ICU Rumkit Bhayangkara Kotaraja.

Saat itu Kapolda menjenguk Bripka Laode Imran, personel Polri yang menjadi korban panah saat melakukan pengamanan Kerusuhan Dogiyai. Kabid Dokkes menjelaskan kepada Kapolda Papua bahwa Bripka Laode Imran merupakan anggota Satuan Brimob Polda Papua berusia 47 tahun dan bertugas sebagai Pa Ops Kompi 4.

“Pasien mengalami nyeri pada leher akibat luka tusuk panah. Panah tersebut memiliki panjang sekitar 130-150 cm dan terbuat dari besi. Tim medis yang bertanggung jawab atas perawatan korban adalah dr. Alistan Sp.B sebagai dokter penanggungjawab dan Ipda dr. Yemima dari IGD,” ujarnya.

Baca Juga :  Aktivitas KKB Dimonitor

Ia menerangkan bahwa diduga kejadian tersebut terjadi ketika korban berjarak sekitar 100 meter dari pelaku kerusuhan. Setelah kejadian tersebut, Bripka Laode Imran dibawa ke Balai Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Nabire dan kemudian dirujuk ke RS Bhayangkara dalam keadaan pingsan.

“Pasien saat ini menjalani terapi berupa pemasangan oksigen sebanyak 3 liter per menit, pemasangan monitor, pemasangan kateter, serta pemberian cairan infus NACL 0,9% sebanyak 1000 cc per 24 jam,” terang Kombes Pol. Nariyana.

Selain itu juga diberikan antibiotik injeksi Ceftriaxone sebanyak 2 kali sehari dengan dosis 1 gram, antibiotik Metronidazole sebanyak 3 kali sehari dengan dosis 500 mg, obat lambung Omeprazole sebanyak 2 kali sehari dengan dosis 1 ampul intravena, obat anti nyeri Ketorolac sebanyak 3 kali sehari dengan dosis 1 ampul intravena dan vaksin anti tetanus Tetagam sebanyak 1 vial intramuskular.

Baca Juga :  Komisi Hukum Ad Hoc Diharapkan Dapat Membantu Pemerintah Papua

Pasien saat ini masih dirawat di ruang ICU observasi, namun rencananya akan dirujuk ke RS Polri Sukanto Kramat Jati Jakarta untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut dari dokter spesialis bedah thorax cardiovascular. Kapolda Papua berharap korban segera pulih dan mendapatkan perawatan terbaik untuk pemulihan .

“Kami berharap anggota kami bisa segera tertangani lebih baik dan kondisinya segera pulih, ” harap Kapolda. (ade/ary)

JAYAPURA – Anggota polisi yang menjadi korban terkena panah pada keributan di Dogiyai pada Sabtu (15/7) nampaknya bakal mendapat penanganan lebih serius. Ia akan ditangani dokter spesialis bedah thorax cardiovascular di RS Polri Jakarta.

Hal tersebut disampaikan Kabid Dokkes Polda Papua Kombes Pol Dr. Nariyana, S.Ked., M.Kes. saat menerima kunjungan Kapolda Papua Iriend Pol Mathius Fakhiri di ruang ICU Rumkit Bhayangkara Kotaraja.

Saat itu Kapolda menjenguk Bripka Laode Imran, personel Polri yang menjadi korban panah saat melakukan pengamanan Kerusuhan Dogiyai. Kabid Dokkes menjelaskan kepada Kapolda Papua bahwa Bripka Laode Imran merupakan anggota Satuan Brimob Polda Papua berusia 47 tahun dan bertugas sebagai Pa Ops Kompi 4.

“Pasien mengalami nyeri pada leher akibat luka tusuk panah. Panah tersebut memiliki panjang sekitar 130-150 cm dan terbuat dari besi. Tim medis yang bertanggung jawab atas perawatan korban adalah dr. Alistan Sp.B sebagai dokter penanggungjawab dan Ipda dr. Yemima dari IGD,” ujarnya.

Baca Juga :  Lanjutan Liga 1 2020 atau Liga 1 2021?

Ia menerangkan bahwa diduga kejadian tersebut terjadi ketika korban berjarak sekitar 100 meter dari pelaku kerusuhan. Setelah kejadian tersebut, Bripka Laode Imran dibawa ke Balai Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Nabire dan kemudian dirujuk ke RS Bhayangkara dalam keadaan pingsan.

“Pasien saat ini menjalani terapi berupa pemasangan oksigen sebanyak 3 liter per menit, pemasangan monitor, pemasangan kateter, serta pemberian cairan infus NACL 0,9% sebanyak 1000 cc per 24 jam,” terang Kombes Pol. Nariyana.

Selain itu juga diberikan antibiotik injeksi Ceftriaxone sebanyak 2 kali sehari dengan dosis 1 gram, antibiotik Metronidazole sebanyak 3 kali sehari dengan dosis 500 mg, obat lambung Omeprazole sebanyak 2 kali sehari dengan dosis 1 ampul intravena, obat anti nyeri Ketorolac sebanyak 3 kali sehari dengan dosis 1 ampul intravena dan vaksin anti tetanus Tetagam sebanyak 1 vial intramuskular.

Baca Juga :  Jangan Tembak Sipil!

Pasien saat ini masih dirawat di ruang ICU observasi, namun rencananya akan dirujuk ke RS Polri Sukanto Kramat Jati Jakarta untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut dari dokter spesialis bedah thorax cardiovascular. Kapolda Papua berharap korban segera pulih dan mendapatkan perawatan terbaik untuk pemulihan .

“Kami berharap anggota kami bisa segera tertangani lebih baik dan kondisinya segera pulih, ” harap Kapolda. (ade/ary)

Berita Terbaru

Belasan Orang Hilang Hingga November 2024

Jangan Ada PSU Maupun Gugatan di MK

DPTb Kota Jayapura 21 Orang

Artikel Lainnya