Site icon Cenderawasih Pos

Makam Theys Eluay Sebagai Simbol Kematian Demokrasi

Makam tokoh besar Rakyat Papua, Dortheys Hiyo Eluay yang berada di pertigaan Traffic Light menuju Bandara Sentani, Selasa (7/5) kemarin. Makam Theys ini akan dipindah untuk mempercantik KOta Sentani. (foto:Priyadi/Cepos)

Banyak Cara untuk Mempercantik Kota Sentani, Bukan dengan Pemindahan Makam Pejuang Papua

JAYAPURA-Rencana pemindahan Makam Theys Hiyo Eluay oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura dari lapangan pertigaan masuk Bandara Sentani ke Obhe Heleybhey Wabouw (Rumah adat) Masyarakat Kampung Sereh

Mendapatkan kecaman dari berbagai pihak, salah satunya Direktur Eksekutif Papuan Observatory for Human Rights (POHR), Thomas Ch. Syufi Thomas mengatakan alasan Pemkab memindahkan makam hanya untuk penataan dan mempercantik Kota Sentani adalah sesuatu yang irasional dan kurang objektif.

Pasalnya ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh pemda untuk mempercantik Sentani sebagai ibu kota Kabupaten Jayapura, salah satunya membangun gedung sejarah di area makam tersebut.

Gedung sejarah ini dibuat sebagai bentuk edukasi dan penyadaran terhadap memori kolektif masyarakat Papua akan nilai-nilai sejarah, demokrasi, keadilan, dan perdamaian yang diperjuangkan Theys dengan cara-cara damai (Non-violence).

“Bagi saya makam Theys bukan sesuatu yg mengotori pemandangan, justru baliho dan poster-poster elit politik didepan makam sang tokoh kharismatik inilah yang mengotori Kota Sentani,” kata Thomas, Senin (13/5).

Selain Gedung sejarah di Taman Makam Theys juga dapat dibangun taman baca. Bahkan ditempat itu juga bisa menjadi  tempat penarikan yang bisa menambah sumber pendapatan APBD Kabupaten Jayapura, bukan bangun ruko atau pusat bisnis yang tidak punya manfaat nyata bagi masyarakat kecil dan kelas menengah. “Jadi, Pemkab harus kreatif, pemindahan makam Theys bukan solusi,” kata Thomas.

Sebab, kematian dari tokoh pejuang Papua ini kata pengacara muda ini, bukan sesuatu yang wajar. Sehingga makamnya ini sebagai simbol kematian demokrasi dalam negara yang menganut sistem demokrasi ini.

“Theys adalah martir demokrasi Papua. Rencana pemindahan makam Theys ini sesuatu yang tidak dibenarkan dan harus ditolak,” tandasnya.

Diapun mengatakan monumen atau tugu serta makam seperti itu, bukan hanya Theys Eluay, namun ada begitu banyak tokoh atau Pahlawan bangsa yang dikenang melalui monumen atau tugu sejarah seperti itu. Tujuannyapun jelas untuk diwariskan sejarahnya kepada generasi penerus bangsa. Serta sebagai edukasi bagi generasi penerus tentang sebuah sejarah bangsa ini.

Seperti misalnya proklamator Bung Karno dibangun monumennya di Meksiko, atau Bapak Bangsa Filipina, Jose Rizal patungnya dibangun di Papua Nugini (PNG) dan Amerika Serikat, termasuk nama aktivis HAM Munir bisa diabadikan dengan nama salah satu jalan di Belanda.

Lantas hari ini rakyat Papua diminta untuk menghilangkan jejak sejarah pahlawannya yang mati karena memperjuangkan nilai-nilai universal, baik keadilan, perdamaian, dan kemanusiaan.

“Masa orang Papua dilarang haknya untuk mengingat atau mengenang segala rasa sakit dan penderitaan mereka, termasuk tokoh mereka seperti Theys yang berjuang secara damai,” tandas Thomas.

Thomas menegaskan bahwa Theys Eluay layak sebagai pahlawan bagi orang Papua sebab atas perjuangananya negara bisa menghadirkan Otonomi Khusus bagi orang Papua. Selain itu Theys juga sebagai salah satu tokoh Dewan Musyawarah (Pepera) tahun 1969 yang sukses membawa Papua masuk Indonesia hingga hari ini.

Hal hal semacam inilah yang perlu diketahui publik salah satunya lewat gedung sejarah. Sehingga generasi penerus Papua mengetahui sejarah awal masuknya Otsus di Papua. Serta perjuangan lain yang dilakukan oleh Theys untuk kesejahteraan OAP.

“Saya menganggap bahwa kebijakan Pembkab Jayapura ini bentuk distorsi agar rakyat Papua amnesia terhadap semua peristiwa tragis dan romatis yang dilakukan Theys untuk negara dan negara melakukan untuk Theys secara keji di masa lalunya,” tuturnya Thomas. (rel/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version